Piramida.id
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman
  • Terms
  • Policy
Senin, Juni 16, 2025
  • Kabar Desa
  • Dunia
  • Ekologi
  • Dialektika
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Lainnya
    • Ekosospolbud
    • Pojokan
    • Sains
    • Spiritualitas
No Result
View All Result
  • Kabar Desa
  • Dunia
  • Ekologi
  • Dialektika
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Lainnya
    • Ekosospolbud
    • Pojokan
    • Sains
    • Spiritualitas
No Result
View All Result
Piramida.id
  • Berita
  • Dialektika
  • Dunia
  • Edukasi
  • Ekologi
  • Ekosospolbud
  • Kabar Desa
  • Pojokan
  • Sains
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Spiritualitas
Home Dialektika

Beda Bahasa dengan Dialek

by Redaksi
07/07/2022
in Dialektika
102
SHARES
730
VIEWS
Bagikan ke FacebookBagikan ke WhatsappBagikan ke Telegram

Oleh: Budi P. Hatees*

PIRAMIDA.ID- Toelbok Haleon karya Sutan Panguragan Pane (orang Pangurabaan, Sipirok), pertama kali diterbitkan dalam bentuk cerita bersambung di surat kabar (mula-mula terbit di Partopaan, lalu dicetak jadi buku dua jilid pada 1910. Tahun 1915 kembali diterbitkan jadi cerita bersambung di surat kabar Pustaha).

Dua Sedjoli karya Sutan Martuwa Raja Siregar (Sibadoar, Sipirok), dan Sitti Djaurah karya MJ Sutan Hasundutan (Pagaran Julu, Sipirok).

Askolani melakukan penelitian bahasa dan menyebut ketiga karya roman itu berbahasa Mandailing dan menyimpulkan bahasa (diksi) di dalam novel-novel itu menyimpan bahasa asli Mandailing.

Bagaimana logikanya pengarang asal Sipirok berbahasa Mandailing dalam menulis karyanya.

Sutan Pangurabaan Pane, ayah dari Sanusi Pane, Armijn Pane, dan Lafran Pane, juga menulis banyak buku panduan adat-istiadat Batak. Dia juga menulis Kamis bahasa Batak Angkola, Marhata Batak, Adat Sirian Pabuat Boru, dan lain lain.

Sutan Martuwa Radja Siregar yang menulis novel Dua Sedjoli adalah seorang guru, dan lama ditugaskan Belanda untuk membuka sekolah di Siantar. Di akhir masa jabatannya, dia meneliti asal usul masyarakat Angkola dan memutuskan tinggal di kampung halamannya, Sibadoar (Sipirok).

Masa pensiun dia menulis sebuah novel panjang yang tak selesai hingga akhir hayatnya. Novel itu berlatar sejarah, yang kemudian dibaca sebuah penerbit, dan dilanjutkan oleh anaknya, Onggang Parlindungan Siregar. Novel itu diberi judul Tuanku Rao.

Tuanku Rao dikisahkan sebagai orang Sipirok, berkebudayaan Sipirok. Dia anak hasil inces yang dihukum di Utara dan diselamatkan, kemudian hidup di Sipirok. Dia dibesarkan dengan dendam kesumat kepada Sisingamangaraja, yang kemudian mendorongnya untuk membawa balatentara padri ke Utara dan memerangi Sisingamangaraja XI. Cerita fiksi ini acap dijadikan referensi oleh para peneliti untuk membicarakan sejarah antropologi.

Sutan Martuwa Radja ini alumni Kweekschool Tano Bato. Dia satu-satunya orang Sipirok yang alumni Kweekschool Tano Bato. Sebagian besar alumni sekolah yang didirikan Willem Iskander ini berasal dari kekuriaan di wilayah Padang Sidempuan dan Panyabungan. Sipirok baru dimasuki Belanda setelah Kweekschool Tano Bato dipindahkan ke Padang Sidempuan dan jadi Kweekschool Padang Didempuan.

Ketika Belanda berencana menetapkan Tanah Batak (Batakland) sebagai nama pemerintahan Keresidenan Batakland, alumni Kweekschool Tano Bato dan anak keturunannya protes dan minta agar nama itu diganti, lalu Belanda memutuskan Keresidenan Tapanuli sebagai nama pemerintahan dengan ibukota Sibolga.

Sejak itu, muncul Sipirok sebagai sebuah wilayah onder-afdheling, khusus Sipirok. Sebelumnya, ketika Belanda memabgi wilayah menjadi Afdheeling Mandhaeling en Ankola, wilayah Ankola terdiri dari puluhan kekuriaan yang ada di Padangsidimpuan, Sipirok, Padang bolak, dan Sibuhuan.

Sitti Djaoerah, Padan Janji Natogu karya Mangaraja Sutan Hasundutan bercerita tentang Sitti Djaoerah, perempuan Batak Angkola yang memutuskan mengejar laki-laki pujaan hatinya ke Tano Doli. Novel ini unik, karena Sutan Hasundutan memakai dialek-dialeg Angkola jika setting di Angkola, memakai dialek Toba jika setting cerita di Toba, dan dialek Mandailing jika setting cerita di Panyabungan.

Menyebut bahasa berbeda, padahal yang berbeda hanya dialek merupakan kekeliruan identifikasi.

Dialek Toba, Simalungun, Pakpak, Karo, dan Sipirok itu berbeda, tapi akarnya sama. Bahasa merupakan kebanggaan identitas, dialek bahasa menjadi ciri khas yang harus diterima dan tidak boleh ditolak karena mengaburkan sejarah.

Simpul yang bisa diambil. Bahasa adalah kebanggaan identitas. Pemilik bahasa menciptakan bahasa untuk alat komunikasi. Pada perkembangannya, bahasa (aksara) dipakai untuk menuliskan gagasan atau pemikiran atau hal hal berkaitan tradisi.

Dari sekian banyak pemakai bahasa Batak, daerah Sipirok memakai bahasa Batak itu untuk menuliskan sejarah peradaban (syarat menjadi raja di lingkungan orang Batak harus bisa hafal seluruh generasi dari masyarakatnya agar dlmasyarakat menerimanya), dan untuk itu ada cendikiawan (datu) yang khusus merangkum sejarah dalam buku besar untuk diwariskan kepada generasi pemegang tampuk kerajaan.

Perangkuman sejarah ini meninggalkan tradisi turi-turian, yang pada generasi berikutnya hingga kepada Sutan Martuwa Radja meninggalkan tradisi bernarasi (pada hakikatnya manusia adalah mahluk bernarasi “homo narrans”) yang menceritakan kisah peradabannya.

Itu sebabnya, tradisi menulis novel banyak dilakukan orang Sipirok. Novel novel sebelum ada Balai Pustaka, sudah dihasilkan orang Sipirok.

Apakah penutur dialek Toba, Mandailing, Pakpak, Karo dan lain lain punya tradisi novel ini?

Sanusi Pane, anak Sutan Pangurabaan Pane, mendapatkan tradisi menulis novel itu dari ayahnya, Sutan Panguragan Pane. Soal nilai timur dalam karya Sanusi Pane, pengaruh Tagore (meskipun dia pernah tinggal di padepokan Tagore di India), hanya memperkuat akar tradisi Sansekerta yang sudah tertanam di dirinya ketika menjadi orang Angkola. Namun, Sanusi Pane lebih fasih berbaga Jawa daripada bahasa Batak, karena lingkungannya dengan istri orang Jawa membuat Sanusi Pane menjadi ningrat.(*)


Penulis merupakan seorang Sastrawan. Aktif menulis esai dan puisi di berbagai media. Untuk info lanjut, penulis aktif di akun FB: Budi P Hutasuhut.

Tags: #angkola#bahasa#Batak#dialek#Indonesia#sejarah#sipirok
Share41SendShare

Related Posts

Pidato Lengkap Jefri Gultom di Dies Natalis GMKI ke-74: Bangkit Ditengah Pergumulan

26/02/2024

Bangkit Ditengah Pergumulan Pidato 74 tahun GMKI Jefri Edi Irawan Gultom Para peletak sejarah selalu berpegang pada prinsip ini, ‘’perjalanan...

Pewaris Opera Batak

11/07/2023

Oleh: Thompson Hs* PIRAMIDA.ID- Tahun 2016 saya menerima Anugerah Kebudayaan dari Kemdikbud (sekarang Kemendikbudristek) Republik Indonesia di kategori Pelestari. Sederhananya,...

Mengapa Membahas Masa Depan Guru “Dianggap” Tidak Menarik?

01/05/2023

Oleh: Agi Julianto Martuah Purba PIRAMIDA.ID- “Mengapa sejauh ini kampus kita tidak mengadakan seminar tentang tantangan dan strategi profesi guru di...

Membangun Demokrasi: Merawat Partisipasi Perempuan di Bidang Politik

14/04/2023

Oleh: Anggith Sabarofek* PIRAMIDA.ID- Demokrasi, perempuan dan politik merupakan tiga unsur yang saling berkesinambungan satu dengan yang lain. Berbicara mengenai...

Dari Peristiwa Kanjuruhan Hingga Batalnya Indonesia Tuan Rumah Piala Dunia U-20

03/04/2023

Oleh: Edis Galingging* PIRAMIDA.ID- Dunia sepak bola tanah air sedang merasakan duka yang dalam. Kali ini, duka itu hadir bukan...

Prinsip-Prinsip Disiplin Kelas

02/04/2023

Oleh: Muhammad Muharram Azhari* PIRAMIDA.ID- Pengertian disiplin menurut Elizabeth Hurtock mengemukakan bahwa; Disiplin itu berasal dari kata "discipline", yaitu seseorang...

Load More

Tinggalkan KomentarBatalkan balasan

Terkini

Berita

Refleksi Hari Lahir Pancasila, Fawer Sihite: Kita Harus Dengarkan Hati Nurani Rakyat

01/06/2025
Berita

Kalah Sebagai Calon Ketua Umum, Fawer Sihite Pastikan Dukung Kepemimpinan Prima Surbakti dan Jessica Worouw di GMKI

28/05/2025
Berita

Aliansi Mahasiswa Siantar Se-Jabodetabek Akan Kepung Mabes Polri: Tuntut Penangkapan Wali Kota Wesli Silalahi

11/05/2025
Berita

Satgas Penertiban Kawasan Hutan (PKH): Penegakan Hukum atau Alibi Militerisasi Atas Nama Konservasi?

09/05/2025
Berita

Ketua Front Justice: Kepemimpinan Wesly Silalahi Dinilai Gagal, Siantar Mengarah ke Kemunduran dan Kota Gelap

07/05/2025
Berita

GMKI Cabang Bandar Lampung Ungkap Krisis Kepolisian di Daerah Lampung: “Kekuasaan Tanpa Kendali, Rakyat Tanpa Perlindungan”

01/05/2025

Populer

Dunia

Sumber Air Bersih dan Air Minum di Arab Saudi

07/06/2020
Dialektika

Prinsip-Prinsip Disiplin Kelas

02/04/2023
Berita

Ketua Front Justice: Kepemimpinan Wesly Silalahi Dinilai Gagal, Siantar Mengarah ke Kemunduran dan Kota Gelap

07/05/2025
Berita

Aliansi Mahasiswa Siantar Se-Jabodetabek Akan Kepung Mabes Polri: Tuntut Penangkapan Wali Kota Wesli Silalahi

11/05/2025
Ekologi

Mengenal Prof. Mr. St. Munadjat Danusaputro, Guru Besar Hukum Lingkungan Hidup

22/06/2020
ilustrasi/getty images
Pojokan

Sejarah Tai

03/08/2020
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman
  • Terms
  • Policy

© 2020-2024 Piramida ID

rotasi barak berita hari ini danau toba

No Result
View All Result
  • Kabar Desa
  • Dunia
  • Ekologi
  • Dialektika
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Lainnya
    • Ekosospolbud
    • Pojokan
    • Sains
    • Spiritualitas

© 2020-2024 Piramida ID

rotasi barak berita hari ini danau toba