Piramida.id
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman
  • Terms
  • Policy
Rabu, Juli 2, 2025
  • Kabar Desa
  • Dunia
  • Ekologi
  • Dialektika
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Lainnya
    • Ekosospolbud
    • Pojokan
    • Sains
    • Spiritualitas
No Result
View All Result
  • Kabar Desa
  • Dunia
  • Ekologi
  • Dialektika
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Lainnya
    • Ekosospolbud
    • Pojokan
    • Sains
    • Spiritualitas
No Result
View All Result
Piramida.id
  • Berita
  • Dialektika
  • Dunia
  • Edukasi
  • Ekologi
  • Ekosospolbud
  • Kabar Desa
  • Pojokan
  • Sains
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Spiritualitas
Home Dialektika

Betapa Tidak Menariknya Agamamu

by Redaksi
04/06/2020
in Dialektika
101
SHARES
720
VIEWS
Bagikan ke FacebookBagikan ke WhatsappBagikan ke Telegram

Yudhie Haryono*

PIRAMIDA.ID- Jika engkau ingin dikenang ribuan tahun, buatlah agama; jadilah nabi. Jika engkau ingin dikenang ratusan tahun, ciptakanlah imperium; jadilah raja.

Begitulah diktum sejarah. Begitulah catatan perjalanan peradaban. Karenanya, tak ada perang besar yg tak melibatkan agama dan imperium. Tak ada peristiwa besar tanpa absennya kedua aktor. Tanpa agama dan imperium, arsitektur dunia tak layak dituliskan.

Tetapi, “Tidak semua orang beragama masuk sorga. Dan, tidak semua penghuni sorga beragama. Sebab, agama adalah penyakit yang ditularkan lewat dogma dan upacara.” Pada saat yg sama, “tidak semua imperium membuat orang bahagia dan tidak semua warga bahagia tinggal di imperium. Sebab imperium adalah delusi yang ditegakkan via bedil dan senjata.”

Karenanya, kita tidak perlu sombong dengan agama. Tidak perlu ribut soal agama. Karenanya, kita tidak usah cinta buta pada imperium. Tidak perlu fundamentalis pada imperium.

Kita tahu bahwa kata agama berasal dari bahasa Sanskerta, āgama yang berarti “tradisi” dan “keteraturan.” Kata lainnya adalah religi yang berasal dari bahasa Latin religio. Akar katanya re-ligare yang berarti “mengikat kembali.” Maksudnya dengan berreligi, seseorang mengikat dirinya kepada aturan bersama.

Sedang dalam bahasa Inggris “religion,” bermakna “takut akan Tuhan sambil merenungkan hal-hal eskatologi, kesalehan, ketekunan, ketaatan dan kepatuhan hukum.”

Karena ketaatan, kepatuhan dan keteraturan maka agamawan akan memproduksi kebenaran via ilmu; kebaikan via akhlak/karakter; keindahan via seni.

Dus, subtansi agama dengan demikian adalah moral dan etika yang sembilan: (1) Apabila beriman, ia idealis; (2) Apabila berjuang, ia selesaikan; (3) Apabila dipercaya, ia tidak berkhianat; (4) Apabila berbicara, ia tidak berdusta; (5) Apabila berjanji, ia tidak ingkar; (6) Apabila bermusuhan, ia tidak menelikung; (7) Apabila sukses, ia tidak takabur; (8) Apabila gagal, ia tidak mengeluh; (9) Apabila berkuasa, ia bergotong-royong.

Tentu setiap agama itu luar biasa. Karena itu dalam sejarah yg sangat panjang, nabi-nabi tidak hanya bicara hidup/mati/agama/ideologi/tuhan dan ibadah ritual. Nabi-nabi selalu bicara keadilan dan kesejahteraan via revolusi struktur ekopolotik. Ya. Revolusi Sistemik ekonomi-politik yang gigantik. Tanpa revolusi dan tindakan-tindakan raksasa, agama jatuh menjadi bisnis dan mafia saja.

Karena itu, yang bicara hidup/mati/ritual/tuhan/ibadah, baru sekelas romo dan kyai. Yang baru bicara identitas dan kesalihan individual baru kelas ustad dan artis. Kini dunia keagamaan kita baru sebatas bicara kurikulum artifisial dan ibadah pariferal. Kini dunia kepemimpinan agama kita baru sebatas ustad, room, dan artis. Belum sekelas nabi. Sangat memuakkan dan tidak menarik bagi capaian peradaban.

Jika ingin agama menjadi menarik, jadilah nabi baru yang fatwa dan tindakannya berdentum via revolusi ruhani dan revolusi total, “Tidak penting bagiku apa agamamu. Bahkan aku tak peduli, kamu beragama atau tidak. Yang betul-betul penting bagiku adalah perilakumu di depan kawan-kawanmu, keluarga, lingkungan kerja, negara juga dunia.”

Sebab yang paling genting kini bagi dunia adalah perilaku, “jagalah pikiranmu, karena akan menjadi perkataanmu. Jagalah perkataanmu, karena akan menjadi perbuatanmu. Jagalah perbuatanmu, karena akan menjadi kebiasaanmu. Jagalah kebiasaanmu, karena akan menjadi karaktermu. Jagalah karaktermu, karena akan menjadi nasibmu.”

Agama tanpa karakter adalah tekhnik dan ekonometrik. Agama tanpa tindakan raksasa adalah sinetron dan pencitraan.


Penulis merupakan Direktur Eksekutif Nusantara Centre. Pendiri PKPK UMP (Pusat Kajian Pancasila dan Kepemimpinan Univ Muhammadiyah Purwokerto).

Tags: headline
Share40SendShare

Related Posts

Pidato Lengkap Jefri Gultom di Dies Natalis GMKI ke-74: Bangkit Ditengah Pergumulan

26/02/2024

Bangkit Ditengah Pergumulan Pidato 74 tahun GMKI Jefri Edi Irawan Gultom Para peletak sejarah selalu berpegang pada prinsip ini, ‘’perjalanan...

Pewaris Opera Batak

11/07/2023

Oleh: Thompson Hs* PIRAMIDA.ID- Tahun 2016 saya menerima Anugerah Kebudayaan dari Kemdikbud (sekarang Kemendikbudristek) Republik Indonesia di kategori Pelestari. Sederhananya,...

Mengapa Membahas Masa Depan Guru “Dianggap” Tidak Menarik?

01/05/2023

Oleh: Agi Julianto Martuah Purba PIRAMIDA.ID- “Mengapa sejauh ini kampus kita tidak mengadakan seminar tentang tantangan dan strategi profesi guru di...

Membangun Demokrasi: Merawat Partisipasi Perempuan di Bidang Politik

14/04/2023

Oleh: Anggith Sabarofek* PIRAMIDA.ID- Demokrasi, perempuan dan politik merupakan tiga unsur yang saling berkesinambungan satu dengan yang lain. Berbicara mengenai...

Dari Peristiwa Kanjuruhan Hingga Batalnya Indonesia Tuan Rumah Piala Dunia U-20

03/04/2023

Oleh: Edis Galingging* PIRAMIDA.ID- Dunia sepak bola tanah air sedang merasakan duka yang dalam. Kali ini, duka itu hadir bukan...

Prinsip-Prinsip Disiplin Kelas

02/04/2023

Oleh: Muhammad Muharram Azhari* PIRAMIDA.ID- Pengertian disiplin menurut Elizabeth Hurtock mengemukakan bahwa; Disiplin itu berasal dari kata "discipline", yaitu seseorang...

Load More

Tinggalkan KomentarBatalkan balasan

Terkini

Berita

Robot Polri Tuai Kritik Netizen, Fawer Sihite: Inovasi Harus Disambut Baik, Tapi Polri Perlu Bangun Instrumen Komunikasi yang Efektif

30/06/2025
Berita

Tokoh Cipayung Plus Gabung Golkar Lewat AMPI, Jefri Gultom: Politik Adalah Etika untuk Melayani

28/06/2025
Berita

Tokoh Cipayung Plus Login Golkar Pada HUT AMPI, Bahlil Lahadalia : Adik-Adik Saya Sudah di Jalan Yang Benar

28/06/2025
Berita

IRKI Nilai Tafsir UU Tipikor atas Pedagang Pecel Lele Menyesatkan

22/06/2025
Dunia

Perang Israel-Iran Menunjukkan Pentingnya STEM, Fawer Sihite: Dukung Sikap Presiden Prabowo

22/06/2025
Berita

Buntut Viralnya Dugaan Kekerasan Terhadap Tunanetra di Siantar, ILAJ Minta KND Periksa Wali Kota dan Jajaran Terkait

19/06/2025

Populer

Berita

Tokoh Cipayung Plus Login Golkar Pada HUT AMPI, Bahlil Lahadalia : Adik-Adik Saya Sudah di Jalan Yang Benar

28/06/2025
Berita

Robot Polri Tuai Kritik Netizen, Fawer Sihite: Inovasi Harus Disambut Baik, Tapi Polri Perlu Bangun Instrumen Komunikasi yang Efektif

30/06/2025
Edukasi

Keterbatasan Jumlah Guru Terampil

09/12/2021
Berita

Tokoh Cipayung Plus Gabung Golkar Lewat AMPI, Jefri Gultom: Politik Adalah Etika untuk Melayani

28/06/2025
Dunia

Sumber Air Bersih dan Air Minum di Arab Saudi

07/06/2020
Dunia

Perang Israel-Iran Menunjukkan Pentingnya STEM, Fawer Sihite: Dukung Sikap Presiden Prabowo

22/06/2025
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman
  • Terms
  • Policy

© 2020-2024 Piramida ID

rotasi barak berita hari ini danau toba

No Result
View All Result
  • Kabar Desa
  • Dunia
  • Ekologi
  • Dialektika
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Lainnya
    • Ekosospolbud
    • Pojokan
    • Sains
    • Spiritualitas

© 2020-2024 Piramida ID

rotasi barak berita hari ini danau toba