Piramida.id
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman
  • Terms
  • Policy
Kamis, Juli 3, 2025
  • Kabar Desa
  • Dunia
  • Ekologi
  • Dialektika
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Lainnya
    • Ekosospolbud
    • Pojokan
    • Sains
    • Spiritualitas
No Result
View All Result
  • Kabar Desa
  • Dunia
  • Ekologi
  • Dialektika
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Lainnya
    • Ekosospolbud
    • Pojokan
    • Sains
    • Spiritualitas
No Result
View All Result
Piramida.id
  • Berita
  • Dialektika
  • Dunia
  • Edukasi
  • Ekologi
  • Ekosospolbud
  • Kabar Desa
  • Pojokan
  • Sains
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Spiritualitas
Home Dunia

Efisiensi Orang Jerman: Antara Stereotip dan Realita

by Redaksi
16/05/2021
in Dunia
103
SHARES
733
VIEWS
Bagikan ke FacebookBagikan ke WhatsappBagikan ke Telegram

PIRAMIDA.ID- Efisiensi Jerman adalah stereotip yang tersebar luas di kalangan internasional, selain kemapuan organisasi dan koordinasi yang ketat. Efisiensi dapat didefinisikan sebagai metode mencapai hasil yang diinginkan, dengan sedikit mungkin pemborosan sumber daya.

Sejarawan James Hawes, penulis buku “The Shortest History of Germany”, menelusurinya kembali ke abad pertengahan, ketika kawasan sungai Rhein yang disebut “Rheinland” menjadi terkenal karena efisiensi komersialnya dan berkat produksi barang yang sangat terspesialisasi.

“Pembuat jam tangan dari Mainz atau pembuat baju besi dari Solingen terkenal sepanjang Abad Pertengahan,” katanya kepada DW. Efsiensi militer Jerman pada Perang Dunia Kedua yang dikenal dengan istilah “Blitzkrieg” (perang kilat) menambah kuat mitos efisiensi itu.

Sikap dan nilai yang “sangat Jerman”

Segera setelah berakhirnya Perang Dunia II, orang Jerman kemudian dipandang punya sikap luar biasa “yang hampir tidak manusiawi,” kata James Hawes. Setelah hancur akibat perang, Jerman bangkit dengan cepat di tahun 1950an dan 1960an, kebangkitan yang sering disebut-sebut sebagai “Wirtschaftswunder”, atau “keajaiban ekonomi”.

Jerman Barat dikagumi karena industrinya, dan produksinya dihargai karena berkualitas tinggi. Kebangkitan ekonomi Jerman sering dikaitkan dengan sikap-sikap dan karakter orang Jerman, sekalipun mengabaikan berbagai faktor yang ketika itu memungkinkan pertumbuhan yang cepat: pengurangan utang oleh AS dan sekutu barat, reformasi mata uang, dan tenaga kerja murah yang didatangkan dari Turki dan negara-negara Eropa lainnya.

Tetapi kata efisiensi memang seakan telah melekat pada Jerman, apalagi setelah ekonominya mampu bangkit lagi setelah beban berat reunifikasi.

Efisiensi Jerman: antara stereotip dan realita

Namun, benarkah Jerman masih efisien? Ada banyak contoh yang bisa dikemukakan oleh orang Jerman sendiri yang membantah stereotip ini. Misalnya pembangunan bandara baru di ibukota Berlin, yang direncanakan selesai hanya dalam dua sampai tiga tahun, tapi baru rampung 10 tahun kemudian, dengan anggaran berlipat-lipat dari anggaran semula. Selama pandemi Covid-19, banyak warga mengeluh setengah tertawa, karena ternyata banyak kantor-kantor instansi di Jerman, termasuk Dinas Kesehatan, masih juga menggunakan mesin faksimili untuk bertukar informasi.

Andreas von Schumann, konsultan di badan kerja sama Jerman GIZ mengatakan, dia tidak terkejut dengan berita-berita keterbelakangan dan ketertinggalan birokrasi Jerman, karena “efisiensi Jerman” sekarang adalah stereotip yang makin jauh dari realita di lapangan.

Tapi dari studi-studi persepsi tentang Jerman yang dia lakukan di seluruh dunia selama 10 tahun terakhir, dia juga tahu bahwa “stereotip punya umur panjang, jauh lebih lama dari yang kita bayangkan. Stereotip, katanya kepada DW “berubah sangat, sangat lambat.”

Menurutnya, stereotip hanya akan hilang jika contoh yang mendukungnya menjadi sangat sedikit dan realitanya sudah terlalu jauh, sehingga orang tidak dapat benar-benar melihat apa dasarnya stereotip itu lagi. Jadi, untuk menghilangkan stereotip, memang perlu “counterexample”, atau contoh kasus yang berlawanan dari itu, jelasnya.(*)


DW Indonesia

Tags: #efisiensi#jerman#realita#stereotip
Share41SendShare

Related Posts

Perang Israel-Iran Menunjukkan Pentingnya STEM, Fawer Sihite: Dukung Sikap Presiden Prabowo

22/06/2025

PIRAMIDA.ID - Dalam sebuah wawancara eksklusif yang berlangsung di Mall Atrium Senen, Jakarta Pusat, Fawer Sihite menegaskan bahwa perang antara...

Kebahagiaan Berasal dari Keyakinan dalam Diri

10/07/2023

PIRAMIDA.ID- Pernahkah Anda berkata pada diri sendiri saat marah, ‘Saya tidak boleh marah?' Atau mungkin ketika Anda merasa sedikit sedih,...

Mengapa Orang Terlihat Serius dan Tidak Tersenyum di Foto-foto Kuno?

30/04/2023

PIRAMIDA.ID- Foto-foto pertama diambil pada akhir tahun 1820-an. Tetapi sampai tahun 1920-an, tampaknya orang-orang mulai “belajar” tersenyum saat di foto....

Bagaimana Asal Usul Jabat Tangan?

02/04/2023

PIRAMIDA.ID- Kita sudah begitu terbiasa berjabat tangan dengan orang lain, kita hampir tidak memikirkan bagaimana, di mana, dan mengapa kebiasaan...

Marcus Aurelius: Kaisar Romawi Baik Hati yang Juga Seorang Filsuf

05/03/2023

PIRAMIDA.ID- Marcus Aurelius lahir pada 26 April 121 Masehi di Roma dengan nama lahir Marcus Annius Verus. Perjalanan hidupnya membuat...

Melihat Penghasilan Lenin dan Stalin

22/08/2022

PIRAMIDA.ID- Ketika para pemimpin Soviet pertama berkuasa, mereka menyiarkan slogan-slogan seperti “Tanah untuk Petani! Pabrik untuk Para Pekerja!” dan berjanji bahwa...

Load More

Tinggalkan KomentarBatalkan balasan

Terkini

Berita

Robot Polri Tuai Kritik Netizen, Fawer Sihite: Inovasi Harus Disambut Baik, Tapi Polri Perlu Bangun Instrumen Komunikasi yang Efektif

30/06/2025
Berita

Tokoh Cipayung Plus Gabung Golkar Lewat AMPI, Jefri Gultom: Politik Adalah Etika untuk Melayani

28/06/2025
Berita

Tokoh Cipayung Plus Login Golkar Pada HUT AMPI, Bahlil Lahadalia : Adik-Adik Saya Sudah di Jalan Yang Benar

28/06/2025
Berita

IRKI Nilai Tafsir UU Tipikor atas Pedagang Pecel Lele Menyesatkan

22/06/2025
Dunia

Perang Israel-Iran Menunjukkan Pentingnya STEM, Fawer Sihite: Dukung Sikap Presiden Prabowo

22/06/2025
Berita

Buntut Viralnya Dugaan Kekerasan Terhadap Tunanetra di Siantar, ILAJ Minta KND Periksa Wali Kota dan Jajaran Terkait

19/06/2025

Populer

Berita

Tokoh Cipayung Plus Login Golkar Pada HUT AMPI, Bahlil Lahadalia : Adik-Adik Saya Sudah di Jalan Yang Benar

28/06/2025
Berita

Robot Polri Tuai Kritik Netizen, Fawer Sihite: Inovasi Harus Disambut Baik, Tapi Polri Perlu Bangun Instrumen Komunikasi yang Efektif

30/06/2025
Edukasi

Keterbatasan Jumlah Guru Terampil

09/12/2021
Berita

Tokoh Cipayung Plus Gabung Golkar Lewat AMPI, Jefri Gultom: Politik Adalah Etika untuk Melayani

28/06/2025
Pojokan

Aku dan Sejuta Masalah Hidupku

17/06/2021
Dunia

Sumber Air Bersih dan Air Minum di Arab Saudi

07/06/2020
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman
  • Terms
  • Policy

© 2020-2024 Piramida ID

rotasi barak berita hari ini danau toba

No Result
View All Result
  • Kabar Desa
  • Dunia
  • Ekologi
  • Dialektika
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Lainnya
    • Ekosospolbud
    • Pojokan
    • Sains
    • Spiritualitas

© 2020-2024 Piramida ID

rotasi barak berita hari ini danau toba