Piramida.id
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman
  • Terms
  • Policy
Minggu, April 2, 2023
  • Kabar Desa
  • Dunia
  • Ekologi
  • Dialektika
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Lainnya
    • Ekosospolbud
    • Pojokan
    • Sains
    • Spiritualitas
No Result
View All Result
  • Kabar Desa
  • Dunia
  • Ekologi
  • Dialektika
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Lainnya
    • Ekosospolbud
    • Pojokan
    • Sains
    • Spiritualitas
No Result
View All Result
Piramida.id
  • Berita
  • Dialektika
  • Dunia
  • Edukasi
  • Ekologi
  • Ekosospolbud
  • Kabar Desa
  • Pojokan
  • Sains
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Spiritualitas
Home Dialektika

Eksistensi ABRI Sebagai Aktor Kekuatan Politik Pasca Orde Baru

by Redaksi
16/11/2022
in Dialektika
101
SHARES
718
VIEWS
Bagikan ke FacebookBagikan ke WhatsappBagikan ke Telegram

Oleh: Aulia Sindi Pifua*

PIRAMIDA.ID- Berbicara mengenai politik merupakan satu hal yang sangat menarik, namun perlu digarisbawahi juga bahwa tidak semua orang tertarik dengan politik itu. Sejak Indonesia merdeka, sangat banyak sekali terjadi perubahan perubahan akan sistem perpolitikan di Indonesia, khususnya mengenai sistematika kekuatan politik itu sendiri.

Kemampuan suatu kelompok dalam mempengaruhi proses pembuatan dan perumusan keputusan keputusan politik yang menyangkut masyarakat umum merupakan defenisi dari kekuatan politik. Salah satu aktor kekuatan politik Indonesia pasca Orde Baru adalah ABRI.

Menurut berbagai sumber yang saya baca, sejarah perkembangan ABRI berawal dari lahirnya Badan Keamanan Rakyat (BKR) tanggal 22 Agustus 1945. Kemudian menjadi Tentara Keamanan Rakyat (TKR) pada tanggal 5 Oktober 1945, diubah lagi namanya menjadi Tentara Keselamatan Rakyat. Tanggal 26 Januari 1946, TKR diubah menjadi Tentara Republik Indonesia (TRI) dan tanggal 3 Juni 1947 TRI diubah menjadi Tentara Nasional Indonesia (TNI).

Istilah ABRI lahir ketika penyatuan angkatan-angkatan dan kepolisian ke dalam satu wadah, dwifungsi ABRI diawali dengan banyaknya kekosongan dalam pemerintahan sipil pasca proklamasi kemerdekaan, sehingga dari inisiatif para pemimpin militer pada saat itu diusulkan untuk diisi oleh golongan militer.

Kemudian rapuhnya pemerintahan sipil di bawah Presiden Soekarno dalam menyikapi perubahan cara pandang golongan militer sehingga terjadi ketidaksesuaian pendapat antara golongan pemerintah dengan golongan militer.

Namun dapat kita lihat bersama, peran ABRI sebagai kekuatan sosial politik dapat dilaksanakan melalui berbagai cara dan bentuk, di antaranya adalah dengan mengemukakan konsepsi, tanggapan, pandangan, usul, di segala bidang kehidupan, di bidang politik, ekonomi, sosial budaya dan hankam yang menyangkut kepentingan masyarakat, baik dalam forum resmi maupun tidak resmi.

Peran ABRI sebagai kekuatan politik di Indonesia, menitikberatkan pada pemeliharaan dan pemantapan stabilitas politik dalam rangka menjamin kesinambungan pembangunan nasional.

Dalam catatan sejarah, peran Dwifungsi sudah terlihat nyata pada tahun 1946 akibat kegagalan peran politik sipil dalam membangun demokrasi dan modernisasi. Sehingga pada masa Orde Baru keterlibatan ABRI dalam kancah politik di Indonesia mulai dikembangkan baik dalam pemerintahan maupun kenegaraan. Hal ini dapat dibuktikan dengan beberapa peran dalam kancah politik di Indonesia.

Beberapa eksistensi atau peran ABRI dalam politik pasca Orde Baru, yaitu: kemampuan ABRI untuk berkomunikasi dengan rakyat ,yang di mana ABRI secara langsung mendorong masyarakat untuk aktif dalam partisipasi maupun pembangunan politik. Kemudian kesadaran nasional yang tinggi oleh setiap prajurit ABRI, serta ABRI sebagai Golongan Karya (Golkar) dan sekaligus wakil rakyat, dan ABRI juga beperan dalam pemilihan umum.

Maka kesimpulan yang bisa saya tuliskan adalah peran ABRI dalam bidang politik di Indonesia pada masa Orde Baru ditujukan pada fungsi kekaryaan ABRI. Sasaran ABRI sebagai kekuatan politik di indonesia merupakan sasaran kekaryaan ABRI, yaitu: bidang ideologi salah satunya melalui terwujudnya Penghayatan dan Pengamalan Pancasila secara mantap di kalangan masyarakat. Bidang politik melalui ABRI sebagai dinamisator dan stabilisator diharapkan mampu menciptakan stabilitas nasional yang mantap dan dinamis guna menunjang suksesnya pembangunan nasional dan terpeliharanya ketahanan nasional.(*)


Penulis merupakan Mahasiswa Ilmu Politik Fakultas Hukum Universitas Jambi.

Tags: #abri#analisa#sejarah
Share40SendShare

Related Posts

Prinsip-Prinsip Disiplin Kelas

02/04/2023

Oleh: Muhammad Muharram Azhari* PIRAMIDA.ID- Pengertian disiplin menurut Elizabeth Hurtock mengemukakan bahwa; Disiplin itu berasal dari kata "discipline", yaitu seseorang...

RUU Omnibus Law Kesehatan: Keberadaan, Tantangan dan Peluang

27/03/2023

Oleh: Cornelius Corniado Ginting, S.H. PIRAMIDA.ID- Badan Legislasi (Baleg) DPR telah menyetujui Rancangan Undang-Undang (RUU) tentang Kesehatan Omnibus Law dibawa...

Tata Kelola Kawasan Industri Mewujudkan Pembangunan Berkelanjutan & Berkeadilan

24/03/2023

Oleh: Cornelius Corniado Ginting, S.H. PIRAMIDA.ID- Perkembangan industri yang pesat dewasa ini antara lain diakselerasi oleh penerapan kemajuan teknologi guna...

Potret Silicon Valley Bank: Bangkrut & Ancaman Keuangan RI

20/03/2023

Oleh: Cornelius Corniado Ginting, S.H. PIRAMIDA.ID- Silicon Valley Bank (SVB) awalnya didirikan pada tahun 1983. Lembaga yang berbasis di Santa...

Quo Vadis Carbon Trading sebagai Industri Keuangan Terbarukan

19/03/2023

Oleh: Cornelius Corniado Ginting, S.H. PIRAMIDA.ID- Perdagangan karbon (carbon trading) merupakan kegiatan jual beli kredit karbon (carbon credit), di mana...

Keterwakilan Perempuan dalam Politik

07/03/2023

Oleh: Riani Kartini Samosir* PIRAMIDA.ID- Nyatakah kesetaraan gender? Dengan paradigma, norma dan stigma yang ada, perempuanlah yang jadi korbannya. Apa...

Load More

Tinggalkan Komentar Batalkan balasan

Terkini

Edukasi

Cerpen: Tambang Liar

02/04/2023
Dunia

Bagaimana Asal Usul Jabat Tangan?

02/04/2023
Dialektika

Prinsip-Prinsip Disiplin Kelas

02/04/2023
Ekosospolbud

Sanggar Seni Sebagai Organisasi Budaya

02/04/2023
Berita

Korwil GMKI Sumut-NAD Minta KPK Turun Tangan Terkait Dugaan Penggelapan Pajak Dibalik Kematian Bripka Arfan

31/03/2023
Berita

Kelompok Cipayung Siantar Sampaikan Sikap Atas Gerakan Mengatasnamakan Kelompok Cipayung Plus Siantar

30/03/2023

Populer

Berita

Ketua DPRD Siantar Tidak Berani Debat, ILAJ Minta MA dan Mendagri Tolak Hasil Pansus Angket

27/03/2023
Berita

Kelompok Cipayung Siantar Sampaikan Sikap Atas Gerakan Mengatasnamakan Kelompok Cipayung Plus Siantar

30/03/2023
Dialektika

Prinsip-Prinsip Disiplin Kelas

02/04/2023
Dialektika

RUU Omnibus Law Kesehatan: Keberadaan, Tantangan dan Peluang

27/03/2023
Berita

Aliansi Mahasiswa Jakarta Raya Mendesak Kepala BPJS Jakarta Selatan Dicopot dari Jabatannya

27/03/2023
Dialektika

Quo Vadis Carbon Trading sebagai Industri Keuangan Terbarukan

19/03/2023

FULL CAFE SIANTAR DI JALAN NARUMONDA ATAS NO 30

  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman
  • Terms
  • Policy

© 2020-2021 Piramida ID

wisata indonesia - destinasi wisata terpopuler Rotasi Asia - Berita Terkini Spot Wisata Danau Toba Terbaik destinasi wisata dunia

No Result
View All Result
  • Kabar Desa
  • Dunia
  • Ekologi
  • Dialektika
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Lainnya
    • Ekosospolbud
    • Pojokan
    • Sains
    • Spiritualitas

© 2020-2021 Piramida ID

wisata indonesia - destinasi wisata terpopuler Rotasi Asia - Berita Terkini Spot Wisata Danau Toba Terbaik destinasi wisata dunia