Piramida.id
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman
  • Terms
  • Policy
Jumat, September 19, 2025
  • Kabar Desa
  • Dunia
  • Ekologi
  • Dialektika
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Lainnya
    • Ekosospolbud
    • Pojokan
    • Sains
    • Spiritualitas
No Result
View All Result
  • Kabar Desa
  • Dunia
  • Ekologi
  • Dialektika
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Lainnya
    • Ekosospolbud
    • Pojokan
    • Sains
    • Spiritualitas
No Result
View All Result
Piramida.id
  • Berita
  • Dialektika
  • Dunia
  • Edukasi
  • Ekologi
  • Ekosospolbud
  • Kabar Desa
  • Pojokan
  • Sains
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Spiritualitas
Home Dialektika

Evolusi Demokrasi: Dari Trias Politica ke 5th Estate

by Redaksi
15/09/2020
in Dialektika
112
SHARES
803
VIEWS
Bagikan ke FacebookBagikan ke WhatsappBagikan ke Telegram

Agung Baster*

PIRAMIDA.ID- Di zaman sekolah dulu, kita mungkin pernah belajar bahwa negara demokrasi itu prinsipnya adalah Trias Politica (3 pilar politik), yaitu eksekutif (pelaksana), legislatif (pembuat), dan yudikatif (pengawas) yang diwariskan sejak zaman Yunani kuno dan Revolusi Perancis dulu, terlebih setelah Baron Montesquieu mempopulerkan teori pembagian kekuasaan politik ini.

Tapi nantinya di zaman yang semakin maju, peran 3 kekuatan politik ini menjadi tidak efisien lagi karena terkadang partai politik bisa menguasai ke-3 kekuatan ini sekaligus, yakni presiden sebagai eksekutif berasal dari anggota partainya, lalu anggota partai lainnya menguasai DPR yang merupakan lembaga legislatif, dan akhirnya dengan melalui politik kongkalingkong kekuatan dari presiden dan DPR ini bisa menghasilkan figur yang duduk di lembaga kehakiman — di mana merupakan representatif kekuatan yudikatif — lagi-lagi orang-orang dari lingkaran mereka sendiri.

Nah, di tengah korupnya sistem Trias Politica (3 pilar politik) ini nantinya muncul kekuatan ke-4 politik (4 pilar politik) yang sama sekali berada di luar lingkaran kekuasaan.

Kekuatan ke-4 ini bernama pers dan media massa, yang berfungsi memberikan informasi dan mengawasi ke-3 kekuasaan dalam politik tersebut.

Itu sebabnya di negara maju pada umumnya pers dan media massanya selalu mengkritik pemerintah maupun kaum penguasanya, karena memang fungsi pers mengawasi 3 kekuatan politik tradisional ini, agar masyarakat memiliki pandangan luas dan jernih tentang kebijakan pemerintah, bukan hanya manggut-manggut dan mengiyakan semua kebijakan pemerintah.

Pers dan media masa harus memberikan sudut pandang lain terkait kebijakan pemerintah agar masyarakat memiliki pembanding bagi kebijakan pemerintah.

Tapi nantinya kekuatan ke-4 politik ini pun bisa diakalin oleh penguasa dan partai politik dominan dengan cara membikin media massa tandingan yang merupakan corong pemerintah atau media masa yang dimiliki orang-orang lingkaran dalam pemerintah.

Alih-alih seperti pers dan media massa umum yang harusnya netral dan berani mengkritik penguasa dan pejabat politik, media massa pro pemerintah ini justru melakukan sebaliknya, yaitu memuji-muji pemerintah setinggi langit sambil menyebarkan propaganda dari pemerintah.

Dan sialnya, pers dan media massa pro pemerintah ini lebih besar karena diguyur modal besar dari lingkaran dalam kekuasaan untuk melanggengkan kekuasaan.

Nah, karena kekuatan pers pun sudah mulai dibungkam penguasa, maka nantinya muncul lagi kekuatan ke-5 politik atau yang hari ini lebih ngetrend disebut 5th Estate (Fifth Estate / 5 pilar politik) yang berasal dari kekuatan media sosial dan internet. Kemunculan 5th Estate ini tidak lepas dari kemajuan teknologi dan perkembangan zaman yang hari ini hampir semua terhubung dengan dunia internet.

Kalau zaman ke-4 pilar politik yang bisa menyuarakan kritik ke pemerintah cuma pers dan media massa saja karena perlu modal besar untuk mencetak koran dan majalah yang dibaca semua orang, maka hari ini setiap orang bisa menyuarakan kritik kepada pemerintah dengan melalui paltform digital, seperti media sosial, forum-forum, maupun situs-situs internet yang bisa dengan mudah diakses dan dibaca semua orang serta tidak perlu modal besar lagi untuk menyebarkannya.

Dan hal ini pun saya rasa disadari para penguasa juga.

Itu sebabnya para penguasa menggunakan kekuatan sensor atau pasal-pasal karet hukum untuk membungkam orang-orang yang kritis di medsos dan internet. Selain itu untuk melakukan propaganda para penguasa biasanya menghimpun kekuatan buzzer maupun mengerahkan kekuatan bot (akun-akun robot) di media sosial untuk menyebarkan propagandanya dan menggiring opini masyarakat.

Nah, evolusi demokrasi dari zaman Trias Politica sampai jaman Fifth Estate internet hari ini adalah usaha para penguasa untuk mengendalikan rakyatnya. Itu sebabnya suara-suara kritis kepada pemerintah dan penguasa tidak boleh disensor dan bungkam lagi.

Atau kita akan kembali ke zaman diktaktor dan otoriter bengis macam rezim Orba dulu di mana orang-orang yang berani bersuara terkait kelakuan korup pemerintah dan para penguasa dibungkam selamanya sehingga menyebabkan republik yang sebenarnya kaya raya ini menjadi negara miskin, bodoh, dan tertinggal jauh dari negara lainnya.


Penulis merupakan penggiat media sosial dan science ethusiast.

Tags: #internet#kebebasanberekspresi#pers#pilardemokrasi
Share45SendShare

Related Posts

Menantang Narasi Pikiran Ferry Irwandi Desak Reformasi Total Polri

05/09/2025

PIRAMIDA.ID - Seruan Ferry Irwandi dalam beberapa media berita online yang mendesak “reformasi total Polri” terdengar lantang, tetapi jika ditelisik...

Pidato Lengkap Jefri Gultom di Dies Natalis GMKI ke-74: Bangkit Ditengah Pergumulan

26/02/2024

Bangkit Ditengah Pergumulan Pidato 74 tahun GMKI Jefri Edi Irawan Gultom Para peletak sejarah selalu berpegang pada prinsip ini, ‘’perjalanan...

Pewaris Opera Batak

11/07/2023

Oleh: Thompson Hs* PIRAMIDA.ID- Tahun 2016 saya menerima Anugerah Kebudayaan dari Kemdikbud (sekarang Kemendikbudristek) Republik Indonesia di kategori Pelestari. Sederhananya,...

Mengapa Membahas Masa Depan Guru “Dianggap” Tidak Menarik?

01/05/2023

Oleh: Agi Julianto Martuah Purba PIRAMIDA.ID- “Mengapa sejauh ini kampus kita tidak mengadakan seminar tentang tantangan dan strategi profesi guru di...

Membangun Demokrasi: Merawat Partisipasi Perempuan di Bidang Politik

14/04/2023

Oleh: Anggith Sabarofek* PIRAMIDA.ID- Demokrasi, perempuan dan politik merupakan tiga unsur yang saling berkesinambungan satu dengan yang lain. Berbicara mengenai...

Dari Peristiwa Kanjuruhan Hingga Batalnya Indonesia Tuan Rumah Piala Dunia U-20

03/04/2023

Oleh: Edis Galingging* PIRAMIDA.ID- Dunia sepak bola tanah air sedang merasakan duka yang dalam. Kali ini, duka itu hadir bukan...

Load More

Tinggalkan KomentarBatalkan balasan

Terkini

Berita

EL tamba dan Vincent siagian, Sah pimpin PB ESI Simalungun dan PB ESI siantar

18/09/2025
Berita

Ungkap Kasus Peredaran dan TPPU Narkoba, BNN Amankan Aset Puluhan M dan Musnahkan Barang Bukti Narkotika

15/09/2025
Berita

Mahasiswa STGH Tegas: Dukung Ephorus HKBP Tutup TPL

14/09/2025
Berita

BNN RI Bergerak Cepat: 18 Hari, 11 Jaringan Narkotika Dilumpuhkan

13/09/2025
Sorot Publik

Dakwah Habib Rizieq Hak Konstitusional, ILAJ Minta Polres Tangkap Yang Menghalangi Kebebasan Beragama di Siantar

12/09/2025
Berita

Gagal Ungkap Kasus Dugaan Pungli : Anak Muda Simalungun Desak Kejati Sumut Copot Kajari dan Kasi Pidsus Kab. Simalungun

12/09/2025

Populer

No Content Available
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman
  • Terms
  • Policy

© 2020-2024 Piramida ID

rotasi barak berita hari ini danau tobasumber

No Result
View All Result
  • Kabar Desa
  • Dunia
  • Ekologi
  • Dialektika
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Lainnya
    • Ekosospolbud
    • Pojokan
    • Sains
    • Spiritualitas

© 2020-2024 Piramida ID

rotasi barak berita hari ini danau tobasumber

xnxx
xnxx
xnxx
xnxx