Piramida.id
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman
  • Terms
  • Policy
Selasa, Juli 1, 2025
  • Kabar Desa
  • Dunia
  • Ekologi
  • Dialektika
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Lainnya
    • Ekosospolbud
    • Pojokan
    • Sains
    • Spiritualitas
No Result
View All Result
  • Kabar Desa
  • Dunia
  • Ekologi
  • Dialektika
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Lainnya
    • Ekosospolbud
    • Pojokan
    • Sains
    • Spiritualitas
No Result
View All Result
Piramida.id
  • Berita
  • Dialektika
  • Dunia
  • Edukasi
  • Ekologi
  • Ekosospolbud
  • Kabar Desa
  • Pojokan
  • Sains
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Spiritualitas
Home Ekologi

Ikan Mas: Disantap di Indonesia, Dianggap Hama di Australia

by Redaksi
26/03/2021
in Ekologi
102
SHARES
731
VIEWS
Bagikan ke FacebookBagikan ke WhatsappBagikan ke Telegram

PIRAMIDA.ID- Sebuah penelitian di Australia menemukan, sebanyak 360 juta ekor ikan mas tinggal di saluran air Australia di tahun yang “basah” ini.

Sementara di “tahun biasa”, jumlah ikan mas bisa turun hingga 200 juta, menurut ilmuwan yang terlibat dalam penyusunan Rencana Pengendalian Ikan Mas Nasional di Australia.

Mereka telah mencatat biomassa dan massa jenis dari ikan yang dikenal dengan sebutan tersebut dalam studi pertama di Australia yang diterbitkan di jurnal Konservasi Biologis.

Kelompok peneliti itu telah mengumpulkan data dari 4.831 titik di seluruh tipe habitat ikan mas, seperti sungai, lembah, lahan basah, dan ‘billabong’ atau muara sungai yang buntu.

Kepala ilmuwan Institut Arthur Rylah Bidang Penelitian Lingkungan, Jarod Lyon mengatakan 96 persen ikan mas yang teridentifikasi ditemukan di daerah pantai timur Australia.

“Ketika jumlahnya mulai di atas 100 kilogram, per hektar, mulai muncul dampak terhadap segala jenis biota, tumbuhan air, ikan, dan burung dan binatang lainnya.”

Menurutnya, di beberapa lahan basah, jumlah ikannya bisa mencapai hingga 1.000kg per hektar, yang dampaknya jauh melebihi dari apa yang selama ini kita ketahui.

Dr Lyon mengatakan beberapa titik yang diteliti meliputi lahan basah di Victoria, dataran banjir di ‘Lower Murray-Darling’ Australia Selatan, dan daerah tangkapan air Sungai Lachlan.

Ikan mas yang dikenal dengan nama ‘common carp’ (Cyprinus carpio) di Australia terkenal sebagai ikan pemakan lumpur dan perusak kualitas air.

Dr Lyon mengatakan ikan tersebut mengancam keanekaragaman hayati di Australia.

Mengendalikan populasi ikan mas

Pemerintah federal Australia mengumumkan akan menggelontorkan dana sebesar A$15 juta untuk meneliti kemungkinan penyebaran virus herpes ikan mas yang dianggap kontroversial pada bulan Mei 2016.

Namun banyak nelayan komersil, seperti Garry Warrick dari Barmera, di ‘Riverland’ Australia Selatan skeptis terhadap virus herpes ikan mas dan dampak yang ditimbulkan ikan mas mati terhadap spesies lainnya.

“Kita tidak akan bisa mengambil semua ikan mas yang ada, bahkan jika ada virus,” kata Warrick.

“Kita hanya bisa mengambil 50 persennya dalam jangka panjang, itu kemungkinan yang terbaik.”

Gary mengaku telah terlibat dalam beberapa eksperimen yang dilakukan tim Rencana Pengendalian Ikan Mas Nasional di sungai ‘Riverland’ dan khawatir terhadap hasilnya.

“Mereka meletakkan enam ikan mas mati ke sungai untuk melihat dampaknya dan malah membunuh ikan mas yang hidup karena mereka kehabisan oksigen dan airnya berubah menjadi hitam,” kata Warrick.

“Jadi mungkin [percobaan ini] bisa membunuh ikan yang hidup di sungai itu juga.”

‘Ikan mas membawa perubahan buruk’

Ikan mas betina dapat menghasilkan 300.000 telur dalam satu kali masa pembuahan dan berpotensi untuk menghasilkan 1 juta telur pada masa pembiakan.

Meskipun masih belum jelas apakah pelepasan virus herpes ikan mas akan dilanjutkan, Dr Lyon mengatakan penelitian ini juga dapat digunakan sebagai teknik kontrol lokasi yang spesifik, seperti kandang dan pemindahan manual.

“Di tingkat spesies, [kegiatan] ini tidak akan menimbulkan banyak perubahan,” katanya.

“Namun dampaknya bisa sangat kuat dan positif di level situs di mana komunitas dapat ambil bagian dalam program pengurangan ikan mas.”

Warrick kini membantu menyelamatkan habitat ikan mas tersebut dengan menangkap ikan mas di Lake Bonney dan anak sungai lainnya.

Ia mengatakan telah menyaksikan banyak perubahan di habitat air selama 35 tahun terakhir dari pengalamannya memancing, dan percaya bahwa salah satu masalah terbesarnya adalah sedikitnya sungai di daerah tinggi.

“Ikan mas berkembang biak karena sungainya tidak mengalir,” katanya.

“Mereka membawa lumpur ke sungai, jumlahnya sudah terlalu banyak hingga mengalahkan spesies aslinya.”

Warga ‘Riverland’ bernama Kym Manning mengatakan telah menyaksikan perubahan kondisi sungai tersebut dari waktu ke waktu.

“Ketika saya muda, tidak pernah ada ikan mas, ikan mas pertama yang saya lihat ada di tahun ’70-an,” katanya.

“Ikan mas telah membawa perubahan yang buruk.”(*)


ABC

Tags: #hama#ikanmas#lauk#primadona
Share41SendShare

Related Posts

Menelusuri Asal Usul Makna Warna Hijau & Gerakan Lingkungan

05/03/2023

PIRAMIDA.ID- Pada Februari 1970, sekelompok hippie dan aktivis berkumpul di Vancouver, Kanada untuk membahas rencana uji coba nuklir di Pulau...

Perspektif Sosiologi terhadap Permasalahan Eksistensi Nelayan Skala Kecil

27/10/2022

Oleh: Adhitya Qurdiansyah (2205030012) PIRAMIDA.ID- Nelayan merupakan sebuah istilah bagi setiap individu atau kelompok yang mana kesehariannya bekerja menangkap ikan...

Di Jambi Penyelesaian Konflik Agraria Dinilai Setengah Hati, WALHI Ungkap Sejumlah Persoalan

26/07/2022

PIRAMIDA.ID- Proses penyelesaian konflik agraria di wilayah Provinsi Jambi, diakui masih menapaki jakan terjal oleh Manager Advokasi Wahana Lingkungan Hidup...

Apa yang Terjadi jika Kita Berhenti Menggunakan Plastik?

06/07/2022

PIRAMIDA.ID- Dari 8.300 juta ton plastik murni yang diproduksi hingga akhir tahun 2015, terdapat 6.300 juta tonnya telah dibuang. Sebagian...

Dampak Plastik terhadap Lingkungan

07/06/2022

Oleh: Lidya Putri* PIRAMIDA.ID- Kantung plastik kresek dan kemasan dari plastik lainnya merupakan alat pengemas yang paling banyak dipergunakan karena...

Apakah Efektif Pola Baru Pengawasan dan Penegakan Hukum di Laut Indonesia?

09/04/2022

PIRAMIDA.ID- Pengamanan wilayah laut menjadi kegiatan sangat penting untuk bisa terus berlangsung sepanjang tahun. Kegiatan tersebut tak hanya untuk mengamankan...

Load More

Tinggalkan KomentarBatalkan balasan

Terkini

Berita

Robot Polri Tuai Kritik Netizen, Fawer Sihite: Inovasi Harus Disambut Baik, Tapi Polri Perlu Bangun Instrumen Komunikasi yang Efektif

30/06/2025
Berita

Tokoh Cipayung Plus Gabung Golkar Lewat AMPI, Jefri Gultom: Politik Adalah Etika untuk Melayani

28/06/2025
Berita

Tokoh Cipayung Plus Login Golkar Pada HUT AMPI, Bahlil Lahadalia : Adik-Adik Saya Sudah di Jalan Yang Benar

28/06/2025
Berita

IRKI Nilai Tafsir UU Tipikor atas Pedagang Pecel Lele Menyesatkan

22/06/2025
Dunia

Perang Israel-Iran Menunjukkan Pentingnya STEM, Fawer Sihite: Dukung Sikap Presiden Prabowo

22/06/2025
Berita

Buntut Viralnya Dugaan Kekerasan Terhadap Tunanetra di Siantar, ILAJ Minta KND Periksa Wali Kota dan Jajaran Terkait

19/06/2025

Populer

Berita

Tokoh Cipayung Plus Login Golkar Pada HUT AMPI, Bahlil Lahadalia : Adik-Adik Saya Sudah di Jalan Yang Benar

28/06/2025
Edukasi

Keterbatasan Jumlah Guru Terampil

09/12/2021
Berita

Tokoh Cipayung Plus Gabung Golkar Lewat AMPI, Jefri Gultom: Politik Adalah Etika untuk Melayani

28/06/2025
Berita

Robot Polri Tuai Kritik Netizen, Fawer Sihite: Inovasi Harus Disambut Baik, Tapi Polri Perlu Bangun Instrumen Komunikasi yang Efektif

30/06/2025
domain publik
Dialektika

Daoed Joesoef, Hakikat Pendidikan, dan Nilai Keindonesiaan

17/09/2021
Dunia

Sumber Air Bersih dan Air Minum di Arab Saudi

07/06/2020
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman
  • Terms
  • Policy

© 2020-2024 Piramida ID

rotasi barak berita hari ini danau toba

No Result
View All Result
  • Kabar Desa
  • Dunia
  • Ekologi
  • Dialektika
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Lainnya
    • Ekosospolbud
    • Pojokan
    • Sains
    • Spiritualitas

© 2020-2024 Piramida ID

rotasi barak berita hari ini danau toba