Piramida.id
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman
  • Terms
  • Policy
Rabu, Juli 2, 2025
  • Kabar Desa
  • Dunia
  • Ekologi
  • Dialektika
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Lainnya
    • Ekosospolbud
    • Pojokan
    • Sains
    • Spiritualitas
No Result
View All Result
  • Kabar Desa
  • Dunia
  • Ekologi
  • Dialektika
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Lainnya
    • Ekosospolbud
    • Pojokan
    • Sains
    • Spiritualitas
No Result
View All Result
Piramida.id
  • Berita
  • Dialektika
  • Dunia
  • Edukasi
  • Ekologi
  • Ekosospolbud
  • Kabar Desa
  • Pojokan
  • Sains
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Spiritualitas
Home Pojokan

Kenapa Rokok Kretek Dimusuhi Dunia?

by Redaksi
16/06/2021
in Pojokan
100
SHARES
711
VIEWS
Bagikan ke FacebookBagikan ke WhatsappBagikan ke Telegram

PIRAMIDA.ID- Rokok kretek sebagai produk khas Indonesia telah dikenal sejak lampau dan telah memberi nilai ekonomi lebih bagi bangsa kita. Rokok dengan bahan dasar tembakau serta cengkeh ini sangat berkarakter dibanding dengan produk olahan tembakau dari belahan dunia lain.

Indonesia yang dikenal dengan beragam jenis tembakaunya, sangat potensial menghadirkan citarasa yang beragam untuk menunjang resep produk kretek. Terlebih lagi unsur cengkeh yang telah memiliki sejarah panjang di peta perdagangan dunia.

Secara ekonomi, kebutuhan akan cengkeh untuk industri kretek terserap jauh lebih tinggi dibanding untuk kebutuhan bumbu dan parfum. Tak heran jika harga jual cengkeh selalu lebih menguntungkan dibanding rempah lainnya.

Setiap tahun, negara mendapatkan pemasukan triliunan rupiah dari sektor industri kretek yang sebagian besar bahan bakunya tersedia di dalam negeri, termasuk pula pasarnya. Para petani dimakmurkan berkat adanya industri rokok yang khas dari tanah nusantara ini.

Sebagai negara penghasil tembakau, Indonesia kerap menjadi sorotan pasar tembakau dunia, tidak ada negara lain yang memiliki kemajemukan tembakau yang Indonesia punya. Beberapa negara dunia mengimpor tembakau dari Indonesia, baik untuk cerutu maupun untuk bahan baku rokok putihan.

Rokok kretek telah mengakar secara sosial dan budaya di masyarakat. Rokok khas ini memilki pula konsumen yang loyal. Berkat citarasanya yang sangat mengena dengan selera orang Indonesia. Pasar inilah yang pada gilirannya menjadi incaran banyak pihak.

Industri farmasi dunia serta industri rokok dunia sangat memiliki perhatian terhadap pasar rokok yang begitu menjanjikan di negeri kita. Bagaimana tidak, kadar nikotin pada tembakau Indonesia jauh lebih berkarakter dibanding jenis tembakau yang ada di negara-negara penghasil lainnya.

Faktor tanah, iklim, sistem budi daya, serta etos masyarakatnya, ini semua sangat mendukung keberadaan kretek sebagai komoditas primadona. Tentu saja, perputaran ekonomi negara sangat tertopang berkat adanya pemasukan dari cukai rokok.

Konyolnya kemudian, atas ketergiuran terhadap pasar dari komoditas primadona ini, para pemain di industri farmasi dan rokok dunia memainkan siasat untuk menguasai perputaran cuan dari sektor kretek.

Didoronglah skenario pengendalian (FCTC) tembakau dengan menggunakan corong rezim kesehatan dunia (WHO). Traktat ini merupakan perjanjian untuk mengontrol penggunaan tembakau dan rokok di seluruh dunia. Dengan dalih kesehatan, siasat ini telah membuat 177 negara meratifikasi traktat tersebut.

Tembakau dicipta menjadi barang yang membahayakan di mata dunia, digadang-gadang sebagai penyebab utama dari persoalan kesehatan, biang kerok dari segala penyakit mengerikan. Rokok dipandang produk mematikan melebihi junk food atau produk konsumsi lainnya. Intinya, rokok didorong oleh skenario itu sebagai musuh dunia.

Di dalam negeri sendiri, gerakan antirokok mendapatkan suntikan dana yang sangat besar untuk memainkan skenario permusuhan terhadap rokok dan tembakau. Tentu saja, skenario memusuhi rokok ini menyasar rokok kretek yang telah menjadi sumber devisa dan penghidupan masyarakat.

Sebagian besar masyarakat termakan oleh isu yang dimainkan antirokok. Tak dipungkiri, dalih kesehatan menjadi instrumen yang jitu untuk mempengaruhi nalar masayarakat. Bahkan para pemangku kebijakan banyak yang tak menyadari skenario besar di balik isu-isu yang dimainkan antirokok.

Walhasil, produk kretek kini tak lagi dipandang sebagai komoditas yang memiliki kebermanfaatan lebih. Melulu dipandang mengancam kesehatan masyarakat. Sementara, pemasukan dari cukainya tetap dibutuhkan oleh negara untuk mengongkosi kepentingan kesehatan. Inilah paradoks yang nyata atas keberadaan rokok kretek.(*)


Komunitas Kretek Indonesia

Tags: #kretek#musuhdunia#rokok
Share40SendShare

Related Posts

Asal-usul Permainan Tradisional Anak-anak

12/07/2023

PIRAMIDA.ID- Anda merasa jenuh dengan bermain dengan gim di ponsel dan laptop? Terlalu lama bermain gim bisa menyebabkan kerusakan mata akibat...

Mengapa ada Tujuh Hari dalam Seminggu?

11/07/2023

PIRAMIDA.ID- Akhir pekan selalu tak kunjung tiba, kita harus menunggu enam hari penuh antara Senin dan Sabtu. Satu minggu itu...

Ini Medan, Bung!

05/03/2023

Supriadi Harja* PIRAMIDA.ID- Aku lupa, kapan aku pernah mengenal orang ini. Begitu melihatku, ia memperkenalkan diri. Namanya Pak Sukri. Namun...

Seperti Apa Sistem Absensi yang Banyak Digunakan di Indonesia?

20/12/2022

PIRAMIDA.ID- Aset terbesar perusahaan adalah karyawan. Tanpa karyawan, perusahaan tidak akan dapat mencapai tujuan perusahaan. Untuk mencapai tujuannya, human resources...

Mimpi

07/12/2022

Billie Gregorine* PIRAMIDA.ID- Semua orang sekiranya pastilah pernah bermimpi. Sambil rebahan, sayup-sayup kudengar lagu dari Nadin Hamizah yang judulnya 'Rumpang'....

Mengantongi Ragam Cerita dari Tanah Papua

04/09/2022

Oleh: Roberto Duma Buladja* PIRAMIDA.ID- Konsultasi Nasional (Konas) GMKI berlangsung pada 23–27 Agustus 2022 di Jayapura, tanah Papua. Kurang lebih...

Load More

Tinggalkan KomentarBatalkan balasan

Terkini

Berita

Robot Polri Tuai Kritik Netizen, Fawer Sihite: Inovasi Harus Disambut Baik, Tapi Polri Perlu Bangun Instrumen Komunikasi yang Efektif

30/06/2025
Berita

Tokoh Cipayung Plus Gabung Golkar Lewat AMPI, Jefri Gultom: Politik Adalah Etika untuk Melayani

28/06/2025
Berita

Tokoh Cipayung Plus Login Golkar Pada HUT AMPI, Bahlil Lahadalia : Adik-Adik Saya Sudah di Jalan Yang Benar

28/06/2025
Berita

IRKI Nilai Tafsir UU Tipikor atas Pedagang Pecel Lele Menyesatkan

22/06/2025
Dunia

Perang Israel-Iran Menunjukkan Pentingnya STEM, Fawer Sihite: Dukung Sikap Presiden Prabowo

22/06/2025
Berita

Buntut Viralnya Dugaan Kekerasan Terhadap Tunanetra di Siantar, ILAJ Minta KND Periksa Wali Kota dan Jajaran Terkait

19/06/2025

Populer

Berita

Tokoh Cipayung Plus Login Golkar Pada HUT AMPI, Bahlil Lahadalia : Adik-Adik Saya Sudah di Jalan Yang Benar

28/06/2025
Berita

Robot Polri Tuai Kritik Netizen, Fawer Sihite: Inovasi Harus Disambut Baik, Tapi Polri Perlu Bangun Instrumen Komunikasi yang Efektif

30/06/2025
Edukasi

Keterbatasan Jumlah Guru Terampil

09/12/2021
Berita

Tokoh Cipayung Plus Gabung Golkar Lewat AMPI, Jefri Gultom: Politik Adalah Etika untuk Melayani

28/06/2025
Dunia

Sumber Air Bersih dan Air Minum di Arab Saudi

07/06/2020
Dunia

Perang Israel-Iran Menunjukkan Pentingnya STEM, Fawer Sihite: Dukung Sikap Presiden Prabowo

22/06/2025
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman
  • Terms
  • Policy

© 2020-2024 Piramida ID

rotasi barak berita hari ini danau toba

No Result
View All Result
  • Kabar Desa
  • Dunia
  • Ekologi
  • Dialektika
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Lainnya
    • Ekosospolbud
    • Pojokan
    • Sains
    • Spiritualitas

© 2020-2024 Piramida ID

rotasi barak berita hari ini danau toba