Piramida.id
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman
  • Terms
  • Policy
Jumat, Agustus 29, 2025
  • Kabar Desa
  • Dunia
  • Ekologi
  • Dialektika
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Lainnya
    • Ekosospolbud
    • Pojokan
    • Sains
    • Spiritualitas
No Result
View All Result
  • Kabar Desa
  • Dunia
  • Ekologi
  • Dialektika
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Lainnya
    • Ekosospolbud
    • Pojokan
    • Sains
    • Spiritualitas
No Result
View All Result
Piramida.id
  • Berita
  • Dialektika
  • Dunia
  • Edukasi
  • Ekologi
  • Ekosospolbud
  • Kabar Desa
  • Pojokan
  • Sains
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Spiritualitas
Home Pojokan

Lebih Dari Romantis

by Redaksi
29/05/2020
in Pojokan
98
SHARES
700
VIEWS
Bagikan ke FacebookBagikan ke WhatsappBagikan ke Telegram

Endang Rukmana*

PIRAMIDA.ID- Gue bakal mati gila jika sehari lagi berpura-pura bahagia. Gue harus pergi, Merari. Titip Emak, ya. Hati-hati, jangan sampai belio pura-pura gak bawa dompet lagi saat mengajak kalian makan-makan. Emak emang gitu sejak oroknya.

“Tong, maapin Emak, ye.” Emak mengusap-ngusap punggung gue, suaranya terisak. “Malah jadi Emak yang kawin, bukannya elu.”

“Apaan sih, Mak. Malih gapapa kok.” Gue mencoba terlihat baik-baik saja.

“Gapapa biji lu pitak! Gue tau elu dari orok, Tong. Gue tau muka lu kalo lagi bahagia. Gue tau muka lu kalo lagi nahan berak. Gue juga hapal muka lu kalo lagi ngeliatin Ibu Hajah Aminah jemur pakaian dalemnye!” beber Emak sepuas hati.

**

Bus Primajasa masih dipenuhi penumpang, meski sebagian dari mereka sudah turun di Terminal Pakupatan, Serang. Gue langsung menghempaskan tubuh begitu melihat kursi kosong.

“Ada obeng?”

“Hah?”

“Ada obeng, gak? Kalau ada saya pinjem.”

Gue hanya mampu menggeleng, menanggapi pertanyaan absurd dari seorang bapak yang menjadi teman sebangku.

“Kalau pulpen ada, kan?” lanjutnya.

Kali ini gue mengangguk.

“Terima kasih, Anak Muda!” ujarnya tanpa menoleh. Sejurus kemudian dia nampak asik mengisi sebuah buku TTS.

Gawai gue bergetar-getar, ada pesan masuk.

‘Heh! Ngapain lo ke Lampung? Kok gak ngajak-ngajak gue sih? 😤’

‘Gak enak. Elu tidur pules banget, Mer. Lagian kalo jalan sama lu pasti mampir ke tukang makanan mulu.”

‘Aelah, kan gue yang lebih sering nraktir elu, Omcom!’

‘Ya tapikan gue jadi kayak Garfield gini. Makin berat jodoh gue!’

‘Ehe. Ya maap. Gue titip oleh-oleh pisang coklat, ya!’

‘Oke’

‘Malih,’

“Apa?”

‘Please, tetap jadi sahabat terbaik gue, ya. Jangan berani-berani lo tinggalin gue duluan.’

‘Apaan sih, Mer? Kayak gue bakal ke mana aja.’

‘Emak nangis seharian. Please, kalau bukan untuk gue, tetaplah ada untuk Emak.’

Gue hanya membacanya, tak mampu menjawabnya. Dada gue kembali sesak. Mata gue basah dan terasa panas.

“Ngapain kamu nangis?” tiba-tiba si Bapak Obeng kembali bertanya.

“Siapa yang nangis? Gak usah sok tau, Pak! Ini cuma gak sengaja keluar air mata aja!” sergah gue.

“Ya maaf, Dek. Saya tahunya orang yang nangis biasanya keluar air, bukan batu. Seperti adik ini. Hehe. Ini pulpennya, terima kasih.” Bapak Obeng tersenyum ngeselin.

Beruntung sepanjang sisa perjalanan bus Bapak Obeng membiarkan gue larut dalam kesedihan gue.

***

“Ayah Naen bangcaaatthhh…!” jerit gue di atas kapal feri yang membawa kami menuju Bakauheni. Gue biarkan diri ini terbakar matahari, menatap megahnya laut dari atas geladak.

Gue tersenyum getir mengingat kenangan bersama Merari, saat kami membicarakan konsep rumah idaman, khususnya dalam hal mendesain kamar mandi dan jamban.

Kami sepakat membuat toilet duduk yang posisinya saling berhadapan. Kita akan mengejan bersama dengan orang yang kita cinta, sambil tertawa, sambil bercerita atau sambil menyusun rencana bagaimana caranya menghadapi invasi alien pemakan celana dalam dari Planet Kancutoz.

“Sebut gue gila, ide jamban couple itu buat gue romantis banget! Bahkan lebih dari sekadar romantisme! Cinta yang bertahan setelah kita saling mengetahui aroma feses adalah sebuah penerimaan dan keintiman yang paripurna, sayang!” seru Merari dengan binar mata yang sangat ‘unch unch hotahe’.

“Ada Obeng?”

Gue terkejut dan menoleh. Suara itu tidak asing. Tapi bukan kepada gue si bapak sok tahu itu kini bertanya.

“Apa, Pak?” jawab seorang ibu muda. Gadis kecil nampak merengkuh erat lengannya.

“Obeng. Kalau ada saya pinjam.”

“Oh, Maaf, enggak ada, Pak.”

“Kalau pulpen, ada?”

Perempuan itu kembali menggeleng.

“Kalau nomer hape? Hehe.”

Sejurus kemudian terdengar suara tamparan; dan si bapak tadi tercemplung ke lautan (Oke, bagian tercemplung dan dimakan ikan hiu ini hanya terjadi di dalam kepala gue).

“Saya gak nangis! Bapak jangan sok tau!” sergah perempuan itu. Namun siapa pun dapat melihat, matanya memerah dan basah; betul juga, orang menangis keluarnya ya air mata, bukan suriken ninja!

Ibu muda itu lantas menarik lengan putrinya, pergi menjauhi si Bapak Obeng. Gue jadi curiga, apakah Bapak Obeng ini memiliki kemampuan membaca raut muka orang-orang yang sudah bosan hidup?

****

Hari ini gue terhenyak saat menonton berita di televisi. Seorang ibu muda nekat mengajak putri kecilnya melompat ke laut dari sebuah kapal feri dalam perjalanan dari Bakauheni menuju Merak. Gue mengenal mereka.

Gue memandangi wajah Emak. Membayangkan betapa hancur hatinya jika harus menyaksikan berita yang sama, dengan gue sebagai pelakunya.

‘Emak enggak perlu khawatir … Selama masih ada Indomie di jam dua pagi, hidup ini masih layak dijalani!’ batin gue, berupaya mengokohkan hati, seraya menekuri wajah Emak yang nampak murung dan lelah. (*)


Penulis merupakan seorang cerpenis dan novelis. Karya buku terbarunya berjudul “Valterra”. Pemilik usaha kuliner “Ayam Geprek Dewek”. Tinggal di kota Serang, Banten.

Tags: #cerpen#hiburan#komedicinta
Share39SendShare

Related Posts

Asal-usul Permainan Tradisional Anak-anak

12/07/2023

PIRAMIDA.ID- Anda merasa jenuh dengan bermain dengan gim di ponsel dan laptop? Terlalu lama bermain gim bisa menyebabkan kerusakan mata akibat...

Mengapa ada Tujuh Hari dalam Seminggu?

11/07/2023

PIRAMIDA.ID- Akhir pekan selalu tak kunjung tiba, kita harus menunggu enam hari penuh antara Senin dan Sabtu. Satu minggu itu...

Ini Medan, Bung!

05/03/2023

Supriadi Harja* PIRAMIDA.ID- Aku lupa, kapan aku pernah mengenal orang ini. Begitu melihatku, ia memperkenalkan diri. Namanya Pak Sukri. Namun...

Seperti Apa Sistem Absensi yang Banyak Digunakan di Indonesia?

20/12/2022

PIRAMIDA.ID- Aset terbesar perusahaan adalah karyawan. Tanpa karyawan, perusahaan tidak akan dapat mencapai tujuan perusahaan. Untuk mencapai tujuannya, human resources...

Mimpi

07/12/2022

Billie Gregorine* PIRAMIDA.ID- Semua orang sekiranya pastilah pernah bermimpi. Sambil rebahan, sayup-sayup kudengar lagu dari Nadin Hamizah yang judulnya 'Rumpang'....

Mengantongi Ragam Cerita dari Tanah Papua

04/09/2022

Oleh: Roberto Duma Buladja* PIRAMIDA.ID- Konsultasi Nasional (Konas) GMKI berlangsung pada 23–27 Agustus 2022 di Jayapura, tanah Papua. Kurang lebih...

Load More

Tinggalkan KomentarBatalkan balasan

Terkini

Berita

Aparat Gagal Humanis, Ojol Jadi Korban Maut Mobil Rantis

28/08/2025
Berita

Surat Klarifikasi Tak Direspon, ILAJ Laporkan Kadishub ke Kajari, Minta Bupati Simalungun Copot Sabar Saragih

28/08/2025
Berita

Heboh Demo DPR 25 Agustus! Komrad Pancasila: Tangkap Provokator yang Seret Massa Pelajar!!!

26/08/2025
Berita

Irjen Suyudi Ario Seto Dilantik Presiden Jadi Kepala BNN, Komrad Pancasila Nyatakan Dukungan Penuh

25/08/2025
Berita

KPK pilih Sindi Pramita dan Gading Simangunsong wakili Sumatera Utara di Bootcamp Antikorupsi 2025

24/08/2025
Berita

KNPI Simalungun Dukung Penuh Kejari untuk Segera Tuntaskan Dugaan Penyalagunaan Dana Hibah oleh Kaban Kesbangpol dan Dispora

22/08/2025

Populer

No Content Available
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman
  • Terms
  • Policy

© 2020-2024 Piramida ID

rotasi barak berita hari ini danau toba

No Result
View All Result
  • Kabar Desa
  • Dunia
  • Ekologi
  • Dialektika
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Lainnya
    • Ekosospolbud
    • Pojokan
    • Sains
    • Spiritualitas

© 2020-2024 Piramida ID

rotasi barak berita hari ini danau toba

xnxx
xnxx
xnxx
xnxx