Piramida.id
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman
  • Terms
  • Policy
Jumat, Mei 30, 2025
  • Kabar Desa
  • Dunia
  • Ekologi
  • Dialektika
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Lainnya
    • Ekosospolbud
    • Pojokan
    • Sains
    • Spiritualitas
No Result
View All Result
  • Kabar Desa
  • Dunia
  • Ekologi
  • Dialektika
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Lainnya
    • Ekosospolbud
    • Pojokan
    • Sains
    • Spiritualitas
No Result
View All Result
Piramida.id
  • Berita
  • Dialektika
  • Dunia
  • Edukasi
  • Ekologi
  • Ekosospolbud
  • Kabar Desa
  • Pojokan
  • Sains
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Spiritualitas
Home Pojokan

Mengapa ada Tujuh Hari dalam Seminggu?

by Redaksi
11/07/2023
in Pojokan
101
SHARES
723
VIEWS
Bagikan ke FacebookBagikan ke WhatsappBagikan ke Telegram

PIRAMIDA.ID- Akhir pekan selalu tak kunjung tiba, kita harus menunggu enam hari penuh antara Senin dan Sabtu.

Satu minggu itu terdiri dari tujuh hari; ini telah menjadi aturan yang berlaku cukup lama sehingga orang jarang bertanya-tanya mengapa demikian.

Sebagian besar perhitungan waktu kita berdasarkan pergerakan planet, Bulan dan bintang.

Satu hari kita sama dengan satu putaran penuh Bumi pada porosnya. Satu tahun kita adalah jumlah waktu yang dibutuhkan Bumi untuk mengelilingi Matahari, yaitu 365 ¼ hari. Itulah sebabnya kita menambahkan satu hari ekstra pada Februari setiap empat tahun untuk tahun kabisat.

Tapi mengatur jumlah waktu minggu dan bulan sedikit lebih rumit. Fase Bulan tidak persis cocok dengan kalender Matahari. Siklus Bulan berlangsung selama 27 hari dan tujuh jam, dan ada 13 fase Bulan di setiap tahun Matahari.

Beberapa peradaban paling awal mengamati kosmos dan mencatat pergerakan planet-planet, Matahari, dan Bulan. Bangsa Babilonia, yang tinggal di wilayah yang kini kita kenal sebagai Irak, merupakan pengamat dan penafsir langit yang lihai. Berkat mereka, kini satu minggu terdiri dari tujuh hari.

Alasan mereka mengadopsi angka tujuh adalah karena mereka mengamati tujuh benda langit Matahari, Bulan, Merkurius, Venus, Mars, Jupiter dan Saturnus. Jadi, angka itu memiliki arti khusus bagi mereka.

Peradaban lain memilih angka lain – bagi orang Mesir satu minggu itu 10 hari lamanya; atau bagi orang Romawi, delapan hari.

Orang Babilonia membagi bulan berdasarkan pergerakan Bulan menjadi tujuh hari dalam seminggu; hari terakhir pada tiap pekan memiliki signifikansi keagamaan tertentu.

Siklus bulan yang berlangsung 28 hari adalah jangka waktu yang terlalu lama untuk bisa mereka kelola dengan efektif. Orang Babilonia kemudian membagi 28 hari tersebut menjadi empat bagian, masing-masing terdiri dari 7 hari.

Angka tujuh tidak terlalu pas untuk bisa bertepatan dengan tahun atau bahkan bulan yang dibuat berdasarkan siklus Matahari, jadi angka tujuh memang menciptakan ketidakteraturan.

Namun, budaya Babilonia begitu dominan di wilayah Timur Dekat, terutama pada abad keenam dan ketujuh sebelum Masehi (SM), sehingga pengaturan minggu dan banyak gagasan lain mereka tentang waktu – seperti satu jam berisi 60 menit – bertahan.

Pengaturan seminggu tujuh hari menyebar ke Timur Dekat dan kemudian diadopsi oleh orang-orang Yahudi yang menjadi tawanan orang Babilonia pada puncak kekuatan peradabannya masa itu.

Budaya-budaya lain di daerah sekitarnya mengikuti gagasan tujuh hari dalam seminggu, termasuk kekaisaran Persia dan Yunani.

Berabad-abad kemudian, ketika Alexander Agung mulai menyebarkan budaya Yunani ke Timur Dekat sampai India, konsep tujuh hari dalam seminggu juga menyebar. Para ilmuwan menduga bahwa India mungkin kemudian memperkenalkan tujuh hari seminggu ke wilayah Cina.

Ketika orang-orang Romawi mulai menaklukkan wilayah yang dipengaruhi oleh Alexander Agung, orang-orang Romawi juga bergeser ke gagasan satu minggu tujuh hari.

Kaisar Konstantinus menetapkan bahwa tujuh hari dalam seminggu adalah minggu resmi Romawi dan menjadikan hari minggu sebagai hari libur umum pada 321 Masehi.

Gagasan mengenai “akhir pekan” tidak diadopsi sampai zaman modern pada pada ke-20.

Meskipun ada beberapa upaya baru-baru ini untuk tidak lagi menggunakan tujuh hari seminggu, namun hal ini sudah dilakukan begitu lama sehingga menjadi suatu kebiasaan yang sepertinya akan lama bertahan.(*)


Corious Kids/The Conversation

Tags: #kalender#penanggalan#seminggu
Share40SendShare

Related Posts

Asal-usul Permainan Tradisional Anak-anak

12/07/2023

PIRAMIDA.ID- Anda merasa jenuh dengan bermain dengan gim di ponsel dan laptop? Terlalu lama bermain gim bisa menyebabkan kerusakan mata akibat...

Ini Medan, Bung!

05/03/2023

Supriadi Harja* PIRAMIDA.ID- Aku lupa, kapan aku pernah mengenal orang ini. Begitu melihatku, ia memperkenalkan diri. Namanya Pak Sukri. Namun...

Seperti Apa Sistem Absensi yang Banyak Digunakan di Indonesia?

20/12/2022

PIRAMIDA.ID- Aset terbesar perusahaan adalah karyawan. Tanpa karyawan, perusahaan tidak akan dapat mencapai tujuan perusahaan. Untuk mencapai tujuannya, human resources...

Mimpi

07/12/2022

Billie Gregorine* PIRAMIDA.ID- Semua orang sekiranya pastilah pernah bermimpi. Sambil rebahan, sayup-sayup kudengar lagu dari Nadin Hamizah yang judulnya 'Rumpang'....

Mengantongi Ragam Cerita dari Tanah Papua

04/09/2022

Oleh: Roberto Duma Buladja* PIRAMIDA.ID- Konsultasi Nasional (Konas) GMKI berlangsung pada 23–27 Agustus 2022 di Jayapura, tanah Papua. Kurang lebih...

Diskriminasi Terhadap Perokok, dari Waktu ke Waktu

26/08/2022

Indi Hakimi* PIRAMIDA.ID- Bukan kali ini saja perokok mendapatkan perlakuan buruk dari masyarakat. Perlakuan itu bukan hanya melalui tindakan-tindakan, begitu...

Load More

Tinggalkan KomentarBatalkan balasan

Terkini

Berita

Kalah Sebagai Calon Ketua Umum, Fawer Sihite Pastikan Dukung Kepemimpinan Prima Surbakti dan Jessica Worouw di GMKI

28/05/2025
Berita

Aliansi Mahasiswa Siantar Se-Jabodetabek Akan Kepung Mabes Polri: Tuntut Penangkapan Wali Kota Wesli Silalahi

11/05/2025
Berita

Satgas Penertiban Kawasan Hutan (PKH): Penegakan Hukum atau Alibi Militerisasi Atas Nama Konservasi?

09/05/2025
Berita

Ketua Front Justice: Kepemimpinan Wesly Silalahi Dinilai Gagal, Siantar Mengarah ke Kemunduran dan Kota Gelap

07/05/2025
Berita

GMKI Cabang Bandar Lampung Ungkap Krisis Kepolisian di Daerah Lampung: “Kekuasaan Tanpa Kendali, Rakyat Tanpa Perlindungan”

01/05/2025
Berita

Fawer Sihite Luncurkan Buku “Menghidupi Kembali Ut Omnes Unum Sint”: Refleksi dan Kebangkitan GMKI

22/04/2025

Populer

Berita

Kalah Sebagai Calon Ketua Umum, Fawer Sihite Pastikan Dukung Kepemimpinan Prima Surbakti dan Jessica Worouw di GMKI

28/05/2025
Dialektika

“Baku Tongka Bukang Baku Dibo”, Hilangnya Posisi Kader GMKI

02/08/2021
Berita

Resmi Sertijab, Ini Struktur PP GMKI 2022-2024

01/02/2023
Edukasi

Peran Pemuda dan Mahasiswa untuk Pengembangan SDM

03/02/2023
Dunia

Sumber Air Bersih dan Air Minum di Arab Saudi

07/06/2020
Dialektika

Enola, Gadis Kecil yang Dirampas Masa Depannya

21/06/2022
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman
  • Terms
  • Policy

© 2020-2024 Piramida ID

rotasi barak berita hari ini danau toba

No Result
View All Result
  • Kabar Desa
  • Dunia
  • Ekologi
  • Dialektika
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Lainnya
    • Ekosospolbud
    • Pojokan
    • Sains
    • Spiritualitas

© 2020-2024 Piramida ID

rotasi barak berita hari ini danau toba