Piramida.id
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman
  • Terms
  • Policy
Minggu, April 2, 2023
  • Kabar Desa
  • Dunia
  • Ekologi
  • Dialektika
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Lainnya
    • Ekosospolbud
    • Pojokan
    • Sains
    • Spiritualitas
No Result
View All Result
  • Kabar Desa
  • Dunia
  • Ekologi
  • Dialektika
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Lainnya
    • Ekosospolbud
    • Pojokan
    • Sains
    • Spiritualitas
No Result
View All Result
Piramida.id
  • Berita
  • Dialektika
  • Dunia
  • Edukasi
  • Ekologi
  • Ekosospolbud
  • Kabar Desa
  • Pojokan
  • Sains
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Spiritualitas
Home Dialektika

Meninjau Kiprah Pemuda Indonesia dalam Sektor Pertanian

by Redaksi
15/01/2022
in Dialektika, Ekosospolbud
102
SHARES
725
VIEWS
Bagikan ke FacebookBagikan ke WhatsappBagikan ke Telegram

PIRAMIDA.ID- Sebanyak 64,92 juta jiwa pemuda Indonesia merupakan aset yang memiliki kiprah penting bagi kemajuan Indonesia dalam berbagai sektor ekonomi, tanpa terkecuali sektor pertanian. Namun pada kenyataannya, minat pemuda berkiprah di sektor pertanian tidak lebih populer dibandingkan dengan sektor industri dan jasa.

Meskipun lapangan usaha pertanian masih menjadi primadona dengan menyerap banyak tenaga kerja yakni 37,13 juta penduduk di Indonesia pada tahun 2021, namun rata-rata umur penduduk yang bekerja di sektor ini sudah tidak dapat dikatakan muda lagi yaitu di kisaran umur 46 tahun.

Padahal, hampir seperempat total penduduk Indonesia merupakan kaum pemuda dan Indonesia berpeluang memperoleh bonus demografi dalam beberapa tahun ke depan. Golongan penduduk berusia 16 sampai 30 tahun ini merupakan kelompok usia produktif yang dibutuhkan kontribusinya sebagai agen perubahan dan mengisi berbagai peran penting di masyarakat.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa pada tahun 2021, hanya 19,18 persen pemuda yang bekerja di sektor pertanian. Sementara itu 25,02 persen di antaranya bekerja di sektor industri dan mayoritas sebesar 55,80 persen bekerja di sektor jasa.

Pemuda yang bekerja di sektor pertanian memiliki kisaran penghasilan yang bervariasi. Mayoritas pemuda yang bergerak di sektor ini memiliki penghasilan antara 1 hingga kurang dari 2 juta rupiah per bulan dengan persentase 36,55 persen. Sementara 36,15 persen di antaranya memiliki penghasilan di bawah 1 juta per bulan.

Pemuda Papua sebagian besar bekerja di sektor pertanian

Papua menduduki peringkat pertama sebagai provinsi dengan jumlah pemuda bekerja di sektor pertanian terbanyak di Indonesia. Total pemuda Papua bekerja di sektor pertanian mencapai 73,05 persen pada tahun 2021.

Kemudian di posisi ke-2, sebesar 45,97 persen pemuda di Nusa Tenggara Timur (NTT) bekerja di sektor pertanian. Persentase ini memiliki jarak yang cukup jauh bila dibandingkan dengan Papua di posisi ke-1.

Kalimantan Barat menempati posisi ke-3 dengan persentase pemuda yang bekerja di sektor pertanian sebesar 37,46 persen. Berikutnya, Sulawesi Barat berada di posisi ke-4 dengan persentase sebesar 36,87 persen dan Sulawesi tengah di posisi ke-5 yakni sebesar 34,97 persen.

Sementara itu, DKI Jakarta menjadi provinsi dengan persentase pemuda bekerja di sektor pertanian paling kecil yakni sebesar 0,40 persen pada tahun 2021.

Mayoritas pemuda di sektor pertanian tidak tamat SD

Saat ini, mayoritas pemuda yang bekerja di sektor pertanian masih didominasi dari daerah pedesaan yakni sebesar 37,13 persen. Bila ditinjau menurut tingkat pendidikan, lebih dari setengah total pemuda yang bekerja di sektor pertanian, tepatnya sebesar 57,62 persen tidak menamatkan pendidikan di tingkat sekolah dasar (SD).

Fakta lain mengungkapkan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan, jumlah pemuda yang berkecimpung di sektor pertanian menjadi semakin sedikit. Hal tersebut dibuktikan dengan hasil Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) bulan Agustus 2021, di mana hanya 3,81 persen pemuda tamat pendidikan di jenjang perguruan tinggi yang menempuh karir di sektor pertanian.

Beberapa stigma beredar di masyarakat mengenai prospek sektor pertanian yang tidak menjanjikan. Stigma ini mendorong kurangnya minat pemuda untuk mengembangkan sektor pertanian dibandingkan dengan sektor industri maupun jasa.

Akibatnya, produktivitas tenaga kerja khususnya pemuda di sektor pertanian relatif paling rendah dibandingkan sektor lainnya. Padahal sektor pertanian memiliki peran vital di Indonesia yang notabene statusnya adalah negara agraris.

Sektor pertanian berpengaruh besar dalam hal menunjang ketahanan pangan, stabilitas nasional, serta penghasil devisi negara. Kekayaan Indonesia dalam sektor ini seharusnya bisa menjadi modal yang kuat untuk memacu pertumbuhan ekonomi negara.

Adopsi teknologi dan kontribusi gagasan dari generasi muda terus dibutuhkan untuk memajukan sektor pertanian ke tingkat yang lebih tinggi. Kontribusi pemuda juga dibutuhkan untuk menghapus stigma di masyarakat mengenai sektor pertanian, sehingga regenerasi pekerja di sektor ini dapat terus tumbuh seiring berjalannya waktu.(*)


Good News From Indonesia

Share41SendShare

Related Posts

Prinsip-Prinsip Disiplin Kelas

02/04/2023

Oleh: Muhammad Muharram Azhari* PIRAMIDA.ID- Pengertian disiplin menurut Elizabeth Hurtock mengemukakan bahwa; Disiplin itu berasal dari kata "discipline", yaitu seseorang...

Sanggar Seni Sebagai Organisasi Budaya

02/04/2023

Thompson Hs* PIRAMIDA.ID- Sanggar identik sebagai suatu tempat untuk berlatih dan berguru. Luas tempat untuk sebuah sanggar tidak harus luas,...

RUU Omnibus Law Kesehatan: Keberadaan, Tantangan dan Peluang

27/03/2023

Oleh: Cornelius Corniado Ginting, S.H. PIRAMIDA.ID- Badan Legislasi (Baleg) DPR telah menyetujui Rancangan Undang-Undang (RUU) tentang Kesehatan Omnibus Law dibawa...

Tata Kelola Kawasan Industri Mewujudkan Pembangunan Berkelanjutan & Berkeadilan

24/03/2023

Oleh: Cornelius Corniado Ginting, S.H. PIRAMIDA.ID- Perkembangan industri yang pesat dewasa ini antara lain diakselerasi oleh penerapan kemajuan teknologi guna...

Potret Silicon Valley Bank: Bangkrut & Ancaman Keuangan RI

20/03/2023

Oleh: Cornelius Corniado Ginting, S.H. PIRAMIDA.ID- Silicon Valley Bank (SVB) awalnya didirikan pada tahun 1983. Lembaga yang berbasis di Santa...

Quo Vadis Carbon Trading sebagai Industri Keuangan Terbarukan

19/03/2023

Oleh: Cornelius Corniado Ginting, S.H. PIRAMIDA.ID- Perdagangan karbon (carbon trading) merupakan kegiatan jual beli kredit karbon (carbon credit), di mana...

Load More

Tinggalkan Komentar Batalkan balasan

Terkini

Edukasi

Cerpen: Tambang Liar

02/04/2023
Dunia

Bagaimana Asal Usul Jabat Tangan?

02/04/2023
Dialektika

Prinsip-Prinsip Disiplin Kelas

02/04/2023
Ekosospolbud

Sanggar Seni Sebagai Organisasi Budaya

02/04/2023
Berita

Korwil GMKI Sumut-NAD Minta KPK Turun Tangan Terkait Dugaan Penggelapan Pajak Dibalik Kematian Bripka Arfan

31/03/2023
Berita

Kelompok Cipayung Siantar Sampaikan Sikap Atas Gerakan Mengatasnamakan Kelompok Cipayung Plus Siantar

30/03/2023

Populer

Berita

Ketua DPRD Siantar Tidak Berani Debat, ILAJ Minta MA dan Mendagri Tolak Hasil Pansus Angket

27/03/2023
Berita

Kelompok Cipayung Siantar Sampaikan Sikap Atas Gerakan Mengatasnamakan Kelompok Cipayung Plus Siantar

30/03/2023
Dialektika

Prinsip-Prinsip Disiplin Kelas

02/04/2023
Dialektika

RUU Omnibus Law Kesehatan: Keberadaan, Tantangan dan Peluang

27/03/2023
Berita

Aliansi Mahasiswa Jakarta Raya Mendesak Kepala BPJS Jakarta Selatan Dicopot dari Jabatannya

27/03/2023
Dialektika

Quo Vadis Carbon Trading sebagai Industri Keuangan Terbarukan

19/03/2023

FULL CAFE SIANTAR DI JALAN NARUMONDA ATAS NO 30

  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman
  • Terms
  • Policy

© 2020-2021 Piramida ID

wisata indonesia - destinasi wisata terpopuler Rotasi Asia - Berita Terkini Spot Wisata Danau Toba Terbaik destinasi wisata dunia

No Result
View All Result
  • Kabar Desa
  • Dunia
  • Ekologi
  • Dialektika
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Lainnya
    • Ekosospolbud
    • Pojokan
    • Sains
    • Spiritualitas

© 2020-2021 Piramida ID

wisata indonesia - destinasi wisata terpopuler Rotasi Asia - Berita Terkini Spot Wisata Danau Toba Terbaik destinasi wisata dunia