Piramida.id
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman
  • Terms
  • Policy
Selasa, Juni 17, 2025
  • Kabar Desa
  • Dunia
  • Ekologi
  • Dialektika
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Lainnya
    • Ekosospolbud
    • Pojokan
    • Sains
    • Spiritualitas
No Result
View All Result
  • Kabar Desa
  • Dunia
  • Ekologi
  • Dialektika
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Lainnya
    • Ekosospolbud
    • Pojokan
    • Sains
    • Spiritualitas
No Result
View All Result
Piramida.id
  • Berita
  • Dialektika
  • Dunia
  • Edukasi
  • Ekologi
  • Ekosospolbud
  • Kabar Desa
  • Pojokan
  • Sains
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Spiritualitas
Home Pojokan

Mereka yang Menjadi Tumbal Kenaikan Cukai Rokok

by Redaksi
19/11/2020
in Pojokan
99
SHARES
705
VIEWS
Bagikan ke FacebookBagikan ke WhatsappBagikan ke Telegram

PIRAMIDA.ID- Selama ini kenaikan cukai rokok dianggap hanya menjadi isu bagi konsumen dan pabrikan saja. Padahal, kenaikan tarif cukai rokok yang selama ini terjadi justru berdampak pada seluruh komponen stakeholder di industri hasil tembakau. Mereka yang menjadi tumbal dari keserakahan negara ini bukan cuma pabrik atau pun konsumen belaka.

Naiknya cukai rokok secara signifikan tahun ini, di angka 23% rata-rata, telah berhasil membuat seluruh stakeholder IHT menjadi korban.

Mungkin ya ada sedikit faktor pandemi yang berperan, tetapi aktor utama dari sengsaranya petani, buruh, konsumen kretek, pedagang, dan juga pabrikan tahun ini adalah pemerintah. Karena mereka lah yang membuat kebijakan tarif cukai rokok.

Perlu diketahui, bahkan jika harus berhadapan langsung dengan pandemi, industri rokok saya kira masih sanggup bertahan. Hanya saja, industri hasil tembakau harus menghadapi pandemi di tengah terpaan badai kenaikan cukai 23% tadi. Hal itu yang kemudian membuat keadaan di IHT menjadi berat bagi seluruh pihak.

Perlu diketahui, hingga saat ini produksi rokok telah turuh hingga belasan persen dibandingkan tahun lalu. Bahkan, Sekretaris Jendral Gabungan Perserikatan Perusahaan Rokok Indonesia memprediksi produksi rokok tahun ini akan jatuh hingga 30%. Suka atau tidak, jatuhnya produksi rokok akan mempengaruhi semua pihak yang terlibat di IHT.

Di Bali, misalnya, para petani cengkeh telah mengeluhkan betapa sulitnya mereka menjual cengkeh dengan harga normal saat ini. Perlu diketahui, rerata harga cengkeh ketika panen berada di kisaran Rp 90 ribu hingga Rp 130 ribu.

Namun, akibat turunnya permintaan, harga pasaran cengkeh saat panen kemarin hanya berkisar di Rp 45 ribu hingga Rp 65 ribu. Sangat jauh dari harga normal.

Harga tadi tentu saja tidak sebanding dengan beban produksi yang harus dikeluarkan petani. Bahkan jika harga jual cengkeh bisa menutup biaya produksi saja, mereka belum mendapatkan laba guna mempertahankan hidup mereka satu tahun ke depan sebelum panen berlangsung lagi.

Hal yang jelas saja membuat mereka rugi meski mereka menanam komoditas asli nusantara.

Tak hanya itu, para petani tembakau di berbagai daerah juga turut menjadi tumbal dari kenaikan cukai rokok tahun ini. Di Ngawi, Klaten, serta beberapa daerah yang bukan menjadi sentra penghasil tembakau, kuota pembelian yang diberikan petani benar-benar minim. Jangankan untuk mengharap harga bagus, untuk menjual tembakau yang telah dipanen saja petani sudah sulit.

Semua terjadi lantaran turunnya produksi membuat pabrikan ikut mengurangi kuota pembelian baik cengkeh juga tembakau. Turunnya kuota pembelian ini berdampak pada sulitnya petani menjual hasil panen mereka. Jangankan mengharap harga bagus, bisa terjual saja sudah alhamdulilah.

Hal yang sama juga terjadi di sektor pekerja atau buruh yang harus kehilangan pekerjaan lantaran beberapa pabrik rokok harus tutup akibat keadaan ini. Berdasar hitungan dari Ketua Aliansi Masyarakat Tembakau Indonesia, pada setiap penurunan 5% produksi, potensi PHK bagi pekerja ada di kisaran 7 ribu orang. Coba bayangkan seandainya produksi turun 30%, berapa banyak kena PHK?

Semua ini terjadi akibat keserakahan pemerintah dalam mengeruk uang cukai rokok. Dengan asumsi mendapatkan dana segar yang besar, kenaikan cukai pun dikerek setinggi-tingginya. Walau pada kenyataanya, tahun ini sebenarnya pendapatan pemerintah dari cukai rokok tak sesuai ekspektasi mereka sendiri.

Jika mengacu pada pada APBN 2020, target penerimaan cukai rokok tahun ini ada di angka Rp 171,9 triliun. Target ini kemudian berkurang di APBNP 2020 hingga hanya menjadi Rp 164,9 triliun. Angka tersebut berada di bawah total penerimaan cukai rokok tahun 2019 yang ada di kisaran angka Rp 165 triliun. Ini menjadi bukti jika naiknya tarif cukai tak mesti seiring naiknya penerimaan cukai.

Dengan begitu, harusnya pemerintah belajar bahwa kenaikan cukai rokok yang tinggi seperti tahun ini justru membawa kerugian, bahkan untuk mereka sendiri.

Mengingat target penerimaan Rp 164.9 triliun tahun ini juga diprediksi tidak bakal tercapai akibat kondisi buruk di IHT. Pada akhirnya, pemerintah turut menjadi tumbal dari kebijakan mereka sendiri.(*)


Komunitas Kretek Indonesia.

Tags: #cukai#imbas#rokok#tarif
Share40SendShare

Related Posts

Asal-usul Permainan Tradisional Anak-anak

12/07/2023

PIRAMIDA.ID- Anda merasa jenuh dengan bermain dengan gim di ponsel dan laptop? Terlalu lama bermain gim bisa menyebabkan kerusakan mata akibat...

Mengapa ada Tujuh Hari dalam Seminggu?

11/07/2023

PIRAMIDA.ID- Akhir pekan selalu tak kunjung tiba, kita harus menunggu enam hari penuh antara Senin dan Sabtu. Satu minggu itu...

Ini Medan, Bung!

05/03/2023

Supriadi Harja* PIRAMIDA.ID- Aku lupa, kapan aku pernah mengenal orang ini. Begitu melihatku, ia memperkenalkan diri. Namanya Pak Sukri. Namun...

Seperti Apa Sistem Absensi yang Banyak Digunakan di Indonesia?

20/12/2022

PIRAMIDA.ID- Aset terbesar perusahaan adalah karyawan. Tanpa karyawan, perusahaan tidak akan dapat mencapai tujuan perusahaan. Untuk mencapai tujuannya, human resources...

Mimpi

07/12/2022

Billie Gregorine* PIRAMIDA.ID- Semua orang sekiranya pastilah pernah bermimpi. Sambil rebahan, sayup-sayup kudengar lagu dari Nadin Hamizah yang judulnya 'Rumpang'....

Mengantongi Ragam Cerita dari Tanah Papua

04/09/2022

Oleh: Roberto Duma Buladja* PIRAMIDA.ID- Konsultasi Nasional (Konas) GMKI berlangsung pada 23–27 Agustus 2022 di Jayapura, tanah Papua. Kurang lebih...

Load More

Tinggalkan KomentarBatalkan balasan

Terkini

Berita

Refleksi Hari Lahir Pancasila, Fawer Sihite: Kita Harus Dengarkan Hati Nurani Rakyat

01/06/2025
Berita

Kalah Sebagai Calon Ketua Umum, Fawer Sihite Pastikan Dukung Kepemimpinan Prima Surbakti dan Jessica Worouw di GMKI

28/05/2025
Berita

Aliansi Mahasiswa Siantar Se-Jabodetabek Akan Kepung Mabes Polri: Tuntut Penangkapan Wali Kota Wesli Silalahi

11/05/2025
Berita

Satgas Penertiban Kawasan Hutan (PKH): Penegakan Hukum atau Alibi Militerisasi Atas Nama Konservasi?

09/05/2025
Berita

Ketua Front Justice: Kepemimpinan Wesly Silalahi Dinilai Gagal, Siantar Mengarah ke Kemunduran dan Kota Gelap

07/05/2025
Berita

GMKI Cabang Bandar Lampung Ungkap Krisis Kepolisian di Daerah Lampung: “Kekuasaan Tanpa Kendali, Rakyat Tanpa Perlindungan”

01/05/2025

Populer

Dunia

Sumber Air Bersih dan Air Minum di Arab Saudi

07/06/2020
Dialektika

Prinsip-Prinsip Disiplin Kelas

02/04/2023
Berita

Aliansi Mahasiswa Siantar Se-Jabodetabek Akan Kepung Mabes Polri: Tuntut Penangkapan Wali Kota Wesli Silalahi

11/05/2025
Pojokan

Pesan Tersembunyi Ki Narto Sabdo Dalam Lagu Kelinci Ucul

23/09/2020
Berita

Ketua Front Justice: Kepemimpinan Wesly Silalahi Dinilai Gagal, Siantar Mengarah ke Kemunduran dan Kota Gelap

07/05/2025
ilustrasi/getty images
Pojokan

Sejarah Tai

03/08/2020
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman
  • Terms
  • Policy

© 2020-2024 Piramida ID

rotasi barak berita hari ini danau toba

No Result
View All Result
  • Kabar Desa
  • Dunia
  • Ekologi
  • Dialektika
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Lainnya
    • Ekosospolbud
    • Pojokan
    • Sains
    • Spiritualitas

© 2020-2024 Piramida ID

rotasi barak berita hari ini danau toba