Piramida.id
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman
  • Terms
  • Policy
Sabtu, Mei 24, 2025
  • Kabar Desa
  • Dunia
  • Ekologi
  • Dialektika
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Lainnya
    • Ekosospolbud
    • Pojokan
    • Sains
    • Spiritualitas
No Result
View All Result
  • Kabar Desa
  • Dunia
  • Ekologi
  • Dialektika
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Lainnya
    • Ekosospolbud
    • Pojokan
    • Sains
    • Spiritualitas
No Result
View All Result
Piramida.id
  • Berita
  • Dialektika
  • Dunia
  • Edukasi
  • Ekologi
  • Ekosospolbud
  • Kabar Desa
  • Pojokan
  • Sains
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Spiritualitas
Home Ekologi

Minimnya Pengetahuan Kita Tentang Kerbau

by Redaksi
21/02/2021
in Ekologi
103
SHARES
738
VIEWS
Bagikan ke FacebookBagikan ke WhatsappBagikan ke Telegram

Sunarto*

PIRAMIDA.ID- Siapa yang tidak tahu kerbau? Hewan bertanduk ini memang dekat dengan budaya masyarakat kita dan dunia. Salah satu bukti adalah kerbau dijadikan shio dalam sistem penanggalan lunar China, sebagaimana tahun 2021 ini.

Ya, kerbau dilambangkan sebagai bentuk semangat kerja keras atau pantang menyerah. Namun, kerbau yang digambarkan tersebut justru lebih mengacu pada jenis hewan yang telah didomestifikasi.

Sementara dalam Bahasa Inggris, tahun kerbau lebih dikenal sebagai tahun lembu atau The Year of Ox. Penekanan simbolisasinya, tidak khusus mengarah ke kerbau sebagai spesies atau genus [Bubalus spp], namun lebih pada binatang pekerja secara umum. Khususnya, dari subfamili Bovinae.

Kerbau, lembu, atau sapi memang biasa digunakan sebagai hewan pekerja, penyubur, sekaligus sumber protein untuk menyokong kehidupan manusia di berbagai belahan dunia.

Tradisi dan ekologi kerbau

Kehidupan tradisional kita di berbagai wilayah Nusantara, memang lekat dengan kerbau. Ada wujudnya dalam beragam artefak, juga di berbagai aktivitas budaya menakjubkan sebagaimana di Minangkabau dan Toraja. Sementara di Jawa dan wilayah lain, kerbau pernah menjadi hewan yang sangat umum digunakan untuk membajak sawah.

Meski begitu, seluk-beluk ekologi dan status konservasi kerabat kerbau di alam, sejauh ini belum banyak kita pahami.

Kerbau, selama ini dianggap bukan termasuk satwa liar yang perlu mendapat perhatian khusus. Kemudahannya di sekitar kita, setidaknya untuk jenis domestik, membuatnya semakin dianggap biasa.

Apakah kerbau merupakan satwa biasa yang tidak perlu kita pedulikan? Tentu saja tidak.

Di alam, kerbau merupakan salah satu ecosystem engineers yang dapat menentukan kondisi habitat bagi banyak spesies lain. Sebagai grazer yang hobi berkubang, kerbau berperan membentuk ekosistem khas. Keberadaan dan populasinya pun menjadi faktor penting penentu kelangsungan hidup beberapa satwa predator.

Saya beruntung, pernah melihat langsung dan memotret kerbau liar maupun yang semi liar di beberapa wilayah. Sebut saja Afrika, India dan tentunya Indonesia.

Kerabat kerbau di Nusantara

Berdasarkan sejumlah literatur, kerbau air yang ada di Indonesia faktanya tidak dianggap sebagai spesies asli, yang sepenuhnya alami.

Ini juga termasuk kerbau liar yang hidup di Taman Nasional Baluran dan juga sebagian wilayah di Taman Nasional Bukit Barisan Selatan. Meski saya tidak menemukan catatan pasti kapan hewan tersebut mulai ada, namun diduga sebagai populasi feral atau awalnya dipelihara manusia namun kemudian lepas, baik sengaja atau tidak, yang selanjutnya berkembang biak di alam.

Secara ilmiah, kerbau yang hidup liar di berbagai wilayah Indonesia, sampai saat ini tidak dianggap spesies berbeda dengan kerbau domestik [Bubalus bubalis] yang dipelihara masyarakat di kampung/desa.

Jenis yang merupakan hasil penjinakan dan pemeliharaan/domestikasi dari versi spesies liar dan alami [Bubalus arnee], yang sebarannya ada di India, Bhutan, Nepal, Kamboja, serta Thailand.

Namun, kepastian ini layak ditelusuri, terlebih terkait perlindungan dan pengelolaan populasinya. Sejak kapan masyarakat Indonesia memelihara kerbau, dan bagaimana awal mendapatkannya?

Faktanya, di Sulawesi kita justru memiliki anoa, kerabat kerbau paling unik di dunia, yang tidak ditemukan di tempat lain. Bukan hanya satu, tetapi dua jenis, yakni anoa dataran rendah [Bubalus depressicornis] dan anoa gunung [Bubalus quarlesi].

Bila kita anggap daratan utama Asia sebagai tempat awal asal-usul kerbau, tentunya hewan ini pernah tersebar hingga wilayah lain di Nusantara. Khususnya, Sumatera, Jawa, dan Kalimantan yang di masa lalu pernah terhubung.

Jika tidak, bagaimana mungkin kerabat kerbau berevolusi dan kemudian mencapai Sulawesi, menjadi anoa seperti yang sekarang kita miliki.

Temuan fosil

Berdasarkan temuan fosil, ada beberapa jenis satwa kerabat kerbau yang pernah hidup di Jawa dan telah lama punah. Namun, tampaknya terjadi jauh sebelum manusia moderen [Homo sapiens] tiba di Nusantara, sekitar 50 ribu tahun silam. Termasuk di antaranya adalah kerbau purba [Bubalus palaekerabu] yang penampilannya mirip kerbau air saat ini.

Selain memahami kerabat kerbau purba yang pernah hidup di Jawa dan Kalimantan, asal-usul anoa mungkin juga bisa diteliti melalui kerabatnya di Pulau Mindoro, Filipina, yaitu tamaraw [Bubalus mindorensis]. Tentu saja, kerbau air liar yang ada di daratan utama Asia dan kerbau liar di Afrika [Syncerus caffer] juga dipelajari.

Penelitian mengenai kerbau, sebaiknya dilakukan ketika populasinya masih banyak sehingga prosesnya relatif mudah. Perhatian kita terhadap kerbau liar dan kerabatnya, anoa, sudah selayaknya ditingkatkan.

Beberapa kasus menunjukkan, spesies yang jumlahnya banyak dan umum tiba-tiba menjadi sulit ditemukan. Ini sebagaimana terjadi pada burung gelatik jawa [Padda oryzivora], cucak rowo [Pycnonotus zeylanicus], dan merpati liar atau Passenger Pigeon [Ectopistes migratorius].


Penulis merupakan Ekolog Satwa Liar & Lanskap. Artikel ini pendapat pribadi penulis. Pertama kali dipublikasi untuk Mongabay Indonesia.

Tags: #anoa#ekologi#kerbau
Share41SendShare

Related Posts

Menelusuri Asal Usul Makna Warna Hijau & Gerakan Lingkungan

05/03/2023

PIRAMIDA.ID- Pada Februari 1970, sekelompok hippie dan aktivis berkumpul di Vancouver, Kanada untuk membahas rencana uji coba nuklir di Pulau...

Perspektif Sosiologi terhadap Permasalahan Eksistensi Nelayan Skala Kecil

27/10/2022

Oleh: Adhitya Qurdiansyah (2205030012) PIRAMIDA.ID- Nelayan merupakan sebuah istilah bagi setiap individu atau kelompok yang mana kesehariannya bekerja menangkap ikan...

Di Jambi Penyelesaian Konflik Agraria Dinilai Setengah Hati, WALHI Ungkap Sejumlah Persoalan

26/07/2022

PIRAMIDA.ID- Proses penyelesaian konflik agraria di wilayah Provinsi Jambi, diakui masih menapaki jakan terjal oleh Manager Advokasi Wahana Lingkungan Hidup...

Apa yang Terjadi jika Kita Berhenti Menggunakan Plastik?

06/07/2022

PIRAMIDA.ID- Dari 8.300 juta ton plastik murni yang diproduksi hingga akhir tahun 2015, terdapat 6.300 juta tonnya telah dibuang. Sebagian...

Dampak Plastik terhadap Lingkungan

07/06/2022

Oleh: Lidya Putri* PIRAMIDA.ID- Kantung plastik kresek dan kemasan dari plastik lainnya merupakan alat pengemas yang paling banyak dipergunakan karena...

Apakah Efektif Pola Baru Pengawasan dan Penegakan Hukum di Laut Indonesia?

09/04/2022

PIRAMIDA.ID- Pengamanan wilayah laut menjadi kegiatan sangat penting untuk bisa terus berlangsung sepanjang tahun. Kegiatan tersebut tak hanya untuk mengamankan...

Load More

Tinggalkan KomentarBatalkan balasan

Terkini

Berita

Aliansi Mahasiswa Siantar Se-Jabodetabek Akan Kepung Mabes Polri: Tuntut Penangkapan Wali Kota Wesli Silalahi

11/05/2025
Berita

Satgas Penertiban Kawasan Hutan (PKH): Penegakan Hukum atau Alibi Militerisasi Atas Nama Konservasi?

09/05/2025
Berita

Ketua Front Justice: Kepemimpinan Wesly Silalahi Dinilai Gagal, Siantar Mengarah ke Kemunduran dan Kota Gelap

07/05/2025
Berita

GMKI Cabang Bandar Lampung Ungkap Krisis Kepolisian di Daerah Lampung: “Kekuasaan Tanpa Kendali, Rakyat Tanpa Perlindungan”

01/05/2025
Berita

Fawer Sihite Luncurkan Buku “Menghidupi Kembali Ut Omnes Unum Sint”: Refleksi dan Kebangkitan GMKI

22/04/2025
Edukasi

Refleksi Paskah dan Titik Balik Kebangkitan Ekonomi Indonesia

20/04/2025

Populer

Dunia

Sumber Air Bersih dan Air Minum di Arab Saudi

07/06/2020
Edukasi

Peran Pemuda dan Mahasiswa untuk Pengembangan SDM

03/02/2023
Berita

Resmi Sertijab, Ini Struktur PP GMKI 2022-2024

01/02/2023
Spiritualitas

Kasih Sebagai Perintah Baru

26/07/2020
Dialektika

Prinsip-Prinsip Disiplin Kelas

02/04/2023
Pojokan

Aku dan Sejuta Masalah Hidupku

17/06/2021
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman
  • Terms
  • Policy

© 2020-2024 Piramida ID

rotasi barak berita hari ini danau toba

No Result
View All Result
  • Kabar Desa
  • Dunia
  • Ekologi
  • Dialektika
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Lainnya
    • Ekosospolbud
    • Pojokan
    • Sains
    • Spiritualitas

© 2020-2024 Piramida ID

rotasi barak berita hari ini danau toba