Piramida.id
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman
  • Terms
  • Policy
Jumat, November 28, 2025
  • Kabar Desa
  • Dunia
  • Ekologi
  • Dialektika
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Lainnya
    • Ekosospolbud
    • Pojokan
    • Sains
    • Spiritualitas
No Result
View All Result
  • Kabar Desa
  • Dunia
  • Ekologi
  • Dialektika
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Lainnya
    • Ekosospolbud
    • Pojokan
    • Sains
    • Spiritualitas
No Result
View All Result
Piramida.id
  • Berita
  • Dialektika
  • Dunia
  • Edukasi
  • Ekologi
  • Ekosospolbud
  • Kabar Desa
  • Pojokan
  • Sains
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Spiritualitas
Home Dialektika

Pane, Keluarga Maestro dari Sipirok

by Redaksi
20/03/2022
in Dialektika
149
SHARES
1.1k
VIEWS
Bagikan ke FacebookBagikan ke WhatsappBagikan ke Telegram

Oleh: Budi P. Hatees*

PIRAMIDA.ID- Tak banyak keluarga di Indonesia yang mampu melahirkan banyak penulis. Di Padang Sidimpuan hanya keluarga Sutan Pangurabaan Pane yang seperti itu.

Jika di Pulau Jawa ada istilah “satu kampung tiga maestro”, di Padang Sidimpuan justru “satu keluarga empat maestro”. Adalah keluarga Sutan Pangurabaan Pane (ayah) dengan tiga anaknya: Sanusi Pane, Armijn Pane, dan Lafran Pane.

Kampung asal mereka dari Desa Pangurabaan, Sipirok, Tapanuli Selatan. Di desa ini, sekarang berdiri Perpustakaan Lafran Pane — sebuah gedung yang dibangun untuk memperingati sosok Lafran Pane, pahlawan nasional pendiri HMI. Cuma, di dalam perpustakaan itu, kau akan kesulitan menemukan buku-buku yang ditulis keluarga Pane tersebut.

Bahkan, pengunjung tak akan bisa menemukan buku yang ditulis Sutan Pangurabaan Pane meskipun buku yang ditulisnya sangat banyak. Dia mendirikan Prnerbit Partopaan di Sipirok, dan seluruhbuku yang diproduksipenerbit itu ditulis oleh Sutan Pangurabaan Pane.

Dia bukan orang yang haus pamor, gila sanjungan. Sutan Pangurabaan Pane sering menulis buku dengan banyak nama: Sutan Pane, S. Pangurabaan, Sutan Pangurabaan, S. Pane, dan lain sebagainya. Orang mengira itu nama banyak orang, tapi ternyata satu orang. Itu menandakan, Sutan Pangurabaan Pane tidak ingin dipuja-puji.

Satu-satunya catatan sejarah tentang dirinya, yaitu saat dia diminta menjadi ahli yang mengemali sosok (wajah) Si Singamangaraja. Pemerintah yang dipimpin Presiden Soekarno menganggap Sutan Pangurabaan Pane paling mengenal sosok Si Singamangaraja karena dia sering berhubungan dengan pahlawan dari Tanah Toba itu.

Hubungan itu terjadi karena Sutan Pangurabaan Pane menjadi juru bicara sekaligus kerani Residen Tapanuli yang berkantor di Padang Sidimpuan saat berdiskusi (berkirim surat) dengan Si Singamangaraja. Sutan Pangurabaan Pane yang menulis surat Residen, menerjemahkan ke dalam bahasa Batak dan aksara Batak, lalu Sutan Pangurabaan Pane bertemu Si Singamangaraja.

Itu terjadi selama perang Toba yang berakhir dengan terbunuhnya Si Singamangaraja pada 1907, dan sejak itu Sutan Pangurabaan Pane berhenti bekerja untuk Residen Tapanuli yang kemudian ibu kotanya dipindahkan ke Kota Sibolga.

Sutan Pangurabaan Pane yang lulus Kweekschool Padang Sidimpuan, memilih menjadi guru dan diberi tugas mengembangkan HIS Muara Sipongi setelah menikahi paribannya boru Siregar asal Sipirok Godang. Di Muara Dipongi ini kemudian.lahir Sanusi Pane dan Armijn Pane — keduanya sastrawan di negeri ini.

Tahun 1908, Sanusi Pane lahir. Saat itu, Sutan Pangurabaan Pane mulai menulis novel berbahasa Batak. Novel pertamanya, disiarkan tahun 1909 sebagai cerita bersambung di surat kabar berbahasa Batak milik Sutan Casayangan. Novel berjudul Toelbok Haleon itu kemudian dicetak menjadi buku sebanyak dua jilid pada 1911 oleh sebuah penerbit di Medan.

Novel itu mengawali tradisi novel moderen berbahasa Batak. Dia ditulis untuk masyarakat pembaca yang juga berbahasa Batak. Tapi, Balai Pustaka kemudian menugaskan Merari Siregar yang orang Sipirok menulis novel Azab dan Sengsara untuk meredam popularitas Toelbok Haleon.

Sayang, orang Batak tak membaca buku berbahasa Melayu itu. Popularitas novel Toelbok Haleon tak terbendung dan dicetak berulang-ulang.

Orang tak punya banyak referensi tentang Sutan Pangurabaan Pane. Orang juga tak punya banyak referensi tentang Sanusi Pane dan Armijn Pane. Orang baru bicara tentang Lafran Pane setelah para aktivis HMI menggali riwayat hidupnya.

Para maestro bermarga Pane ini memang bukan mengejar popularitas. “Saya bukan siapa-siapa,” kata Sanusi Pane saat menolak penghargaan dari Presiden Soekarno.(*)


Penulis lahir di Sipirok, Tapanuli Selatan, Sumatra Utara, pada 3 Juni 1972. Menulis esai di berbagai media dan terkumpul dalam sejumlah buku. Sehari-hari bekerja sebagai peneliti budaya, sosial, politik untuk Institute Sahata dan Tapanuli Database Center for Researd Culture and Social (Tapanuli Database).

Tags: #angkola#armijnpane#HMI#lafranpane#sanusipane#sastrawan
Share60SendShare

Related Posts

Menantang Narasi Pikiran Ferry Irwandi Desak Reformasi Total Polri

05/09/2025

PIRAMIDA.ID - Seruan Ferry Irwandi dalam beberapa media berita online yang mendesak “reformasi total Polri” terdengar lantang, tetapi jika ditelisik...

Pidato Lengkap Jefri Gultom di Dies Natalis GMKI ke-74: Bangkit Ditengah Pergumulan

26/02/2024

Bangkit Ditengah Pergumulan Pidato 74 tahun GMKI Jefri Edi Irawan Gultom Para peletak sejarah selalu berpegang pada prinsip ini, ‘’perjalanan...

Pewaris Opera Batak

11/07/2023

Oleh: Thompson Hs* PIRAMIDA.ID- Tahun 2016 saya menerima Anugerah Kebudayaan dari Kemdikbud (sekarang Kemendikbudristek) Republik Indonesia di kategori Pelestari. Sederhananya,...

Mengapa Membahas Masa Depan Guru “Dianggap” Tidak Menarik?

01/05/2023

Oleh: Agi Julianto Martuah Purba PIRAMIDA.ID- “Mengapa sejauh ini kampus kita tidak mengadakan seminar tentang tantangan dan strategi profesi guru di...

Membangun Demokrasi: Merawat Partisipasi Perempuan di Bidang Politik

14/04/2023

Oleh: Anggith Sabarofek* PIRAMIDA.ID- Demokrasi, perempuan dan politik merupakan tiga unsur yang saling berkesinambungan satu dengan yang lain. Berbicara mengenai...

Dari Peristiwa Kanjuruhan Hingga Batalnya Indonesia Tuan Rumah Piala Dunia U-20

03/04/2023

Oleh: Edis Galingging* PIRAMIDA.ID- Dunia sepak bola tanah air sedang merasakan duka yang dalam. Kali ini, duka itu hadir bukan...

Load More

Tinggalkan KomentarBatalkan balasan

Terkini

Berita

GMKI Wilayah II: Keracunan MBG dan Krisis Pendidikan Sumsel Adalah Alarm Darurat bagi Negara

27/11/2025
Berita

Tokoh Pemuda Simalungun, Andro Saragih: Minta Kapolres Usut Aksi Demo yang Diduga Sengaja Ganggu Pesta Rakyat Tuan Rondahaim

26/11/2025
Berita

Viral Kritik Sumbangan Natal Ke Palestina: Langkah Maruarar Sirait Adalah Dukungan Kemanusiaan Dan Kebangsaan Bagi Palestina

26/11/2025
Berita

KNPI Simalungun Apresiasi Acara Pesta Rakyat Tuan Rondahaim, Sabaruddin: Terimakasih Pak JR. Saragih dan Bungaran Saragih

26/11/2025
Berita

Edis Galingging Desak Kejaksaan Tetapkan Tersangka Dugaan Korupsi Dana Hibah KNPI Simalungun Palsu

26/11/2025
Berita

Dorong Jaminan Sosial Ketenagakerjaan yang inklusif untuk Penyandang Disabilitas, IRMI dan FRM Gelar Ruang Dialog Bersama BPJS Ketenagakerjaan

25/11/2025

Populer

No Content Available
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman
  • Terms
  • Policy

© 2020-2024 Piramida ID

rotasi barak berita hari ini berita bola danau tobasumber

No Result
View All Result
  • Kabar Desa
  • Dunia
  • Ekologi
  • Dialektika
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Lainnya
    • Ekosospolbud
    • Pojokan
    • Sains
    • Spiritualitas

© 2020-2024 Piramida ID

rotasi barak berita hari ini berita bola danau tobasumber

xnxx
xnxx
xnxx
xnxx