Piramida.id
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman
  • Terms
  • Policy
Senin, Juli 7, 2025
  • Kabar Desa
  • Dunia
  • Ekologi
  • Dialektika
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Lainnya
    • Ekosospolbud
    • Pojokan
    • Sains
    • Spiritualitas
No Result
View All Result
  • Kabar Desa
  • Dunia
  • Ekologi
  • Dialektika
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Lainnya
    • Ekosospolbud
    • Pojokan
    • Sains
    • Spiritualitas
No Result
View All Result
Piramida.id
  • Berita
  • Dialektika
  • Dunia
  • Edukasi
  • Ekologi
  • Ekosospolbud
  • Kabar Desa
  • Pojokan
  • Sains
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Spiritualitas
Home Ekologi

Pentingkah Konsep Ketahanan Maritim untuk Indonesia?

by Redaksi
09/03/2021
in Ekologi
101
SHARES
724
VIEWS
Bagikan ke FacebookBagikan ke WhatsappBagikan ke Telegram

PIRAMIDA.ID- Wilayah laut Indonesia yang menjadi perbatasan antar negara, dinilai menjadi wilayah maritim yang sangat rawan terhadap ancaman berbagai aksi negatif dan tak terpuji yang dilakukan oknum lintas negara. Diperlukan ketahanan maritim yang kokoh untuk bisa menghalau berbagai ancaman.

Dengan memiliki ketahanan maritim yang baik, maka itu diyakini akan bisa menjaga wilayah pertahanan Negara yang ada di perairan laut Nusantara. Untuk itu, diperlukan konsep ketahanan maritim yang disusun dengan baik oleh Pemerintah Indonesia.

Deputi Bidang Koordinasi Kedaulatan Maritim dan Energi Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Basilio Dias Araujo mengatakan, ketahanan maritim yang baik, akan bisa membantu Indonesia untuk mewujudkan visi sebagai poros maritim dunia.

“Dan juga memajukan Indonesia sebagai negara maritim yang berdaulat. Juga, bisa menjadi dasar untuk penyusunan kebijakan ketahanan di wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil terluar,” ungkap dia belum lama ini di Jakarta.

Menurut dia, perlunya ketahanan maritim untuk segera dirumuskan oleh Pemerintah Indonesia, karena saat ini semakin banyak ancaman dari berbagai sisi dan masuk ke wilayah perairan Indonesia. Ancaman-ancaman tersebut, selalu bertambah tingkat kesulitannya dari waktu ke waktu.

Adapun, ancaman yang dimaksud adalah ancaman tradisional yang sudah lama ada seperti penggunaan militer untuk mengganggu kedaulatan Negara di laut. Selain itu, ada juga ancaman lain dalam bentuk kejahatan siber, penyelundupan orang, barang, senjata, narkotika dan obat-obatan terlarang (narkoba).

“Termasuk teknologi kapal tanpa awak, yang masuk tanpa identitas di wilayah perairan Indonesia baru-baru ini,” tambah dia.

Dengan semua ancaman tersebut, penyusunan konsep ketahanan maritim memang sudah tidak bisa ditunda lagi. Terlebih, karena hingga sekarang belum ada konsep dan definisi ketahanan maritim Indonesia yang didasarkan pada bukti dan riset ilmiah.

Tak hanya itu, dalam dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah periode (RPJMN) 2020-2024 pun diketahui tidak ada klausul yang memuat tentang ketahanan maritim secara utuh. Kalau pun ada, itu hanya bersifat kata “ketahanan” yang dikaitkan dengan sektor kehidupan di Tanah Air.

Misalnya saja, ketahanan ekonomi, ketahanan bencana, ketahanan pangan, ketahanan fisik dan sosial dalam konteks perubahan iklim, ketahanan budaya, dan ketahanan energi. Fakta tersebut, menegaskan bahwa konsep dan definisi ketahanan maritim mutlak harus segera disusun.

“Kementerian atau Lembaga terkait (akan) punya pedoman atau peta jalan untuk implementasikan dalam program prioritas berbasis kemaritiman,” terang dia.

Konsep

Di sisi lain, Basilio menyebutkan kalau Pemerintah Indonesia sebenarnya sudah menyusun arah kebijakan pembangunan untuk pulau-pulau kecil dan pesisir di Indonesia dalam dokumen RPJMN 2020-2024. Konsep tersebut untuk meningkatkan ketahanan masyarakat dalam menghadapi perubahan iklim dan ketahanan bencana.

Akan tetapi, konsep tersebut tidak mencakup secara keseluruhan konsep pemahaman untuk ketahanan maritim. Melainkan hanya bersifat spasial saja, belum terintegrasi dan dieksplorasi secara mendalam. Khususnya, berkaitan dengan kebijakan kelautan yang mengakomodasi peran dan pelibatan berbagai pemangku kepentingan sektor maritim.

Dalam analisa Basilio, ada lima elemen kunci yang harus terlibat dalam proses membangun ketahanan maritim. Mereka adalah posisi geografis, luas wilayah, jumlah penduduk yang besar, karakter bangsa yang kuat, dan pemerintah yang berdaulat.

“Kita berharap pemahaman (akan) pentingnya konsep ketahanan maritim untuk wujudkan Indonesia berdaulat maritim semakin jelas,” tutur dia.

Dengan memahami elemen penting, maka itu akan bisa mewujudkan optimalisasi konsep dan definisi ketahanan maritim secara baik. Di samping itu, kelima elemen juga bisa mendorong transformasi ekonomi berbasis maritim.

Jika semua itu sudah berjalan, maka penyusunan rencana aksi nasional (RAN) kebijakan ketahanan maritim Indonesia yang akan memudahkan penerapan berbagai rencana aksi dan program strategis kemaritiman di Indonesia.

“Dengan tetap mengedepankan prinsip keberlanjutan dan sejalan dengan kepentingan nasional, serta melibatkan partisipasi dan kolaborasi para pemangku kepentingan di sektor kemaritiman Indonesia,” pungkas dia.

Khusus untuk keamanan negara dari aktivitas kriminal yang berkaitan dengan sektor perikanan, Indonesia dinilai perlu membuat satu perjanjian kerja sama dalam lingkup regional di Asia Tenggara. Kemudian, perlu juga penerapan prosedur operasi standar (SOP) terkait keamanan laut.

Perjanjian

Berkaitan dengan ketahanan Negara yang ada di wilayah perairan laut, saat ini juga juga menjadi fokus dari Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP). Instansi tersebut, sedang berupaya untuk mewujudkan nol persen penyelundupan ilegal melalui jalur laut.

Untuk mewujudkannya, KKP merancang kesepakatan baru untuk pengawasan wilayah perbatasan di laut antara Republik Indonesia dengan Singapura. Kesepakatan tersebut akan fokus untuk mencegah terjadinya penyelundupan produk perikanan dari/ke wilayah Negara Kesatuan RI dan Singapura.

Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Jenderal Pengawasan Sumber daya Kelautan dan Perikanan (PSDKP) KKP Antam Novambar mengatakan bahwa kesepakatan dijalin, karena wilayah perairan yang menjadi perbatasan negara, sangat rawan. Terutama, di wilayah perairan sekitar Provinsi Kepulauan Riau.

“Agar pengawasan sumber daya kelautan dan perikanan Indonesia dapat berjalan lebih efektif dan efisien,” ucap dia belum lama ini.

Direktur Pengawasan Pengelolaan Sumber daya Perikanan KKP Drama Panca Putera menjelaskan, fokus pengawasan di perbatasan, terutama dilakukan karena Kepulauan Riau memiliki posisi strategis disebabkan berbatasan langsung dengan Singapura dan Malaysia.

Posisi tersebut, mengakibatkan Kepri menjadi wilayah yang rawan dari penyelundupan komoditas perikanan. Untuk itu, diperlukan koordinasi khusus dalam merancang strategi nol persen (zero percent) penyelundupan produk perikanan di wilayah perbatasan kedua negara tersebut.

Dia kemudian mencontohkan, sepanjang 2020 ada upaya penyelundupan produk perikanan seperti bening benih Lobster (BBL) yang berhasil digagalkan oleh KKP dan Kepolisian RI (Polri). Upaya tersebut dilakukan melalui sejumlah daerah yang berdekatan dengan jalur laut menuju Singapura.

Selain itu, upaya yang sama juga terjadi pada produk perikanan penting lainnya seperti ikan Dori yang akan diselundupkan ke Singapura, namun berhasil digagalkan oleh pihak berwenang terkait. Dari fakta-fakta tersebut, kerja sama dan koordinasi lintas instansi masih harus terus ditingkatkan.

“Guna (mewujudkan) pengawasan yang lebih ketat (lagi) pada tahun ini,” ucap dia.

Tentang upaya penyelundupan produk perikanan melalui jalur laut, bisa terus terjadi dari waktu ke waktu karena hingga sekarang belum ada perjanjian bilateral antara Indonesia dengan Singapura berkaitan dengan wilayah perbatasan kedua negara.

Menurut Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan RI Asep Asmara, agar persoalan tersebut tidak terus berulang, kerja sama bilateral perlu segera dilakukan secepat mungkin. Dengan demikian, proses upaya penyelundupan diharapkan tidak akan muncul lagi di masa depan.

“Itu agar proses perizinan impor bahan baku, bahan penolong, barang modal bagi perusahaan perdagangan, dan perusahaan industri di wilayah perbatasan bisa lebih baik lagi,” jelas dia.

Dengan adanya kerja sama bilateral, bukan hanya upaya penyelundupan diharapkan tidak akan muncul lagi menuju Singapura, namun juga di masa mendatang dampaknya akan dirasakan oleh masyarakat pesisir. Hal itu, karena kelestarian sumber daya perikanan Indonesia bisa terus terjaga.(*)


Mongabay Indonesia

Tags: #Indonesia#laut#maritim
Share40SendShare

Related Posts

Menelusuri Asal Usul Makna Warna Hijau & Gerakan Lingkungan

05/03/2023

PIRAMIDA.ID- Pada Februari 1970, sekelompok hippie dan aktivis berkumpul di Vancouver, Kanada untuk membahas rencana uji coba nuklir di Pulau...

Perspektif Sosiologi terhadap Permasalahan Eksistensi Nelayan Skala Kecil

27/10/2022

Oleh: Adhitya Qurdiansyah (2205030012) PIRAMIDA.ID- Nelayan merupakan sebuah istilah bagi setiap individu atau kelompok yang mana kesehariannya bekerja menangkap ikan...

Di Jambi Penyelesaian Konflik Agraria Dinilai Setengah Hati, WALHI Ungkap Sejumlah Persoalan

26/07/2022

PIRAMIDA.ID- Proses penyelesaian konflik agraria di wilayah Provinsi Jambi, diakui masih menapaki jakan terjal oleh Manager Advokasi Wahana Lingkungan Hidup...

Apa yang Terjadi jika Kita Berhenti Menggunakan Plastik?

06/07/2022

PIRAMIDA.ID- Dari 8.300 juta ton plastik murni yang diproduksi hingga akhir tahun 2015, terdapat 6.300 juta tonnya telah dibuang. Sebagian...

Dampak Plastik terhadap Lingkungan

07/06/2022

Oleh: Lidya Putri* PIRAMIDA.ID- Kantung plastik kresek dan kemasan dari plastik lainnya merupakan alat pengemas yang paling banyak dipergunakan karena...

Apakah Efektif Pola Baru Pengawasan dan Penegakan Hukum di Laut Indonesia?

09/04/2022

PIRAMIDA.ID- Pengamanan wilayah laut menjadi kegiatan sangat penting untuk bisa terus berlangsung sepanjang tahun. Kegiatan tersebut tak hanya untuk mengamankan...

Load More

Tinggalkan KomentarBatalkan balasan

Terkini

Berita

Dugaan Fee Proyek, Ketua ILAJ Minta KPK Pantau Bagi-Bagi Proyek di Kota Siantar

04/07/2025
Berita

Robot Polri Tuai Kritik Netizen, Fawer Sihite: Inovasi Harus Disambut Baik, Tapi Polri Perlu Bangun Instrumen Komunikasi yang Efektif

30/06/2025
Berita

Tokoh Cipayung Plus Gabung Golkar Lewat AMPI, Jefri Gultom: Politik Adalah Etika untuk Melayani

28/06/2025
Berita

Tokoh Cipayung Plus Login Golkar Pada HUT AMPI, Bahlil Lahadalia : Adik-Adik Saya Sudah di Jalan Yang Benar

28/06/2025
Berita

IRKI Nilai Tafsir UU Tipikor atas Pedagang Pecel Lele Menyesatkan

22/06/2025
Dunia

Perang Israel-Iran Menunjukkan Pentingnya STEM, Fawer Sihite: Dukung Sikap Presiden Prabowo

22/06/2025

Populer

Berita

Dugaan Fee Proyek, Ketua ILAJ Minta KPK Pantau Bagi-Bagi Proyek di Kota Siantar

04/07/2025
Berita

Resmi Sertijab, Ini Struktur PP GMKI 2022-2024

01/02/2023
Berita

Robot Polri Tuai Kritik Netizen, Fawer Sihite: Inovasi Harus Disambut Baik, Tapi Polri Perlu Bangun Instrumen Komunikasi yang Efektif

30/06/2025
Edukasi

Keterbatasan Jumlah Guru Terampil

09/12/2021
Berita

Tokoh Cipayung Plus Login Golkar Pada HUT AMPI, Bahlil Lahadalia : Adik-Adik Saya Sudah di Jalan Yang Benar

28/06/2025
Pojokan

Pesan Tersembunyi Ki Narto Sabdo Dalam Lagu Kelinci Ucul

23/09/2020
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman
  • Terms
  • Policy

© 2020-2024 Piramida ID

rotasi barak berita hari ini danau toba

No Result
View All Result
  • Kabar Desa
  • Dunia
  • Ekologi
  • Dialektika
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Lainnya
    • Ekosospolbud
    • Pojokan
    • Sains
    • Spiritualitas

© 2020-2024 Piramida ID

rotasi barak berita hari ini danau toba