Piramida.id
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman
  • Terms
  • Policy
Selasa, Januari 31, 2023
  • Kabar Desa
  • Dunia
  • Ekologi
  • Dialektika
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Lainnya
    • Ekosospolbud
    • Pojokan
    • Sains
    • Spiritualitas
No Result
View All Result
  • Kabar Desa
  • Dunia
  • Ekologi
  • Dialektika
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Lainnya
    • Ekosospolbud
    • Pojokan
    • Sains
    • Spiritualitas
No Result
View All Result
Piramida.id
  • Berita
  • Dialektika
  • Dunia
  • Edukasi
  • Ekologi
  • Ekosospolbud
  • Kabar Desa
  • Pojokan
  • Sains
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Spiritualitas
Home Dialektika

Perasaan Disematkan oleh Pengkhianatan

by Redaksi
12/08/2022
in Dialektika
106
SHARES
758
VIEWS
Bagikan ke FacebookBagikan ke WhatsappBagikan ke Telegram

Oleh: Ticklas Babua-Hodja*

PIRAMIDA.ID- “Jika benar karena terpaksa, sejak awal jangan libatkan manusia yang rela berkorban.”

Pertama kali mendengar cerita yang tumbuh berakar dari mulut yang menggambarkan keputusasaan, dengan terpaksa saya mengorbankan perasaan demi keselamatan satu insan manusia. Awal yang baik ketika segala letupan-letupan tangis disudahi tanpa basa-basi yang membingungkan seraya cinta bisa merubah batu jadi bunga.

Pengorbanan ini berlanjut sampai dititik di mana justice for love ini disematkan lewat perasaan. Cerita yang mengandung luka dan makna seakan ditebas tanpa syarat, tanpa sengat, tanpa keringat. Namun, itu semua hilang tak bermakna karena pengkhianatan. Sungguh, saya adalah simbol dari korban di atas korban. Lebih tepatnya, ada duri di dalam daging.

Perjuangan melawan stigma masyarakat, orang dekat, kerabat, sahabat, kini saya yang menelan tanpa dipaksa. Setelah diperkosa perasaan saya, kini diperkosa lagi perjuangan saya, pengorbanan saya.

Adakah saat ini orang yang mau menggantikan posisi saya? Jangan, biarlah pil pahit ini saya yang rasa.

Kilas balik cerita tentang cinta rasanya hambar ketika berakhir tidak tersisa, sia-sia, akan berakhir pada tutup usia. Catatan ini mungkin adalah catatan terakhir dari saya yang kelak membuka tabir kebenaran, apa arti kemanusiaan, apa yang disebut cinta kebijaksanaan.

Setelah dirilis tulisan ini, mungkin saya menutup mata, entah tidur atau lebih kejam dari tidur. Catatan ini murni lahir dari pikiran penulis, tanpa kutipan, tanpa saduran. Ketika harus berakhir dengan tangisan maka ini adalah jalannya. Harapan saya, sakit ini berakhir bahagia. Pahit ini jika dipendam maka api takan pernah padam.

Tulisan Tanpa Catatan Kaki

Ingin rasanya saya meninggalkan catatan kaki di akhir tentang ”Cerita di balik Noda” yang pernah ditulis oleh Fira Basuki atau “Noda tak Kasat Mata” oleh Agnes Jessica tetapi percuma, karena mungkin, kelak saya sendiri yang ditempelkan oleh penulis lain lewat tinta pena yang menjadi sinopsis perjuangan tentang gadis kecil yang dirusak masa depannya.

Ingin rasanya saya berspekulasi tentang Tuhan, bahwa keadilan tidak ditempatkan oleh Tuhan kepada saya atau justice for sale, akan tetapi ada welas asih yang Tuhan titipkan. Inilah yang saya teguhkan. Hidup setelah kematian akan Tuhan berikan, meski ini penuh harap dari pikiran manusia (saya).

Pengkhianatan

Pengkhianatan kata dasarnya adalah khianat jika ditelaah, kalimat ini mengandung perencanaan. Pengertian pengkhianatan menurut Wikipedia adalah bentuk pemutusan, perusakan, atau pelanggaran terhadap suatu kontrak praduga, persetujuan, kerja sama, kepercayaan, atau keyakinan, yang menciptakan konflik secara moral dan psikologis dalam hubungan antarindividu, antarorganisasi, atau antara individu dan organisasi.

Sering kali pengkhianatan dapat berupa tindakan untuk mendukung kelompok musuh atau saingan, atau juga berupa bentuk pemutusan hubungan kerja sama secara penuh dengan mengabaikan aturan atau norma yang sebelumnya diputuskan atau disepakati bersama. Seseorang yang mengkhianati orang lain disebut pengkhianat.

Keterangan di atas merupakan satu obsi untuk saya menjelaskan siapa yang berkhianat. Manusia yang pada awalnya diperjuangkan, kini berbalik dan melakukan pengkhianatan secara terang-terangan. Mengapa ini saya stempelkan tanpa berpikir? Ya, itu telah ditunjukan lewat pelarian yang disengaja.

Ketika saya pergi berlabuh di perasaan yang hampir tenggelam, saya ditenggelamkan dan ditertawakan. Sungguh, ini adalah sakit yang direncanakan, kapan harus disematkan.

Enola kini bukan lagi enola yang saya kenal, ia berkhianat tanpa memikirkan siapa yang jadi korban. Lazimnya, ia mengatur skenario dan saya korban skenario. Ingin rasanya saya berucap, “matilah kau, aku benci pemain rasa”. Namun naif ketika saya demikian. Pengkhianatan dibalas keikhlasan. Saya ikhlas.

Perjuanganmu bukanlah perjuanganku, perjalananku bukanlah perjalananku. Namun ini adalah tugas dan tanggung jawabku.

Sampai bertemu.(*)


Penulis merupakan kader GMKI Jailolo.

Tags: #kehidupan#pengkhianatan#refleksi
Share42SendShare

Related Posts

Manusia sebagai Makhluk Mengada dalam Ruang & Waktu

18/12/2022

Oleh: Inosius Pati Wedu* PIRAMIDA.ID- Kemajuan teknologi transportasi, informasi dan komunikasi di zaman modern menyebabkan manusia dapat berinteraksi dan berkomunikasi...

Sejarah Bidang

17/12/2022

PIRAMIDA.ID- “Sejarah itu bersajak”, ujar Mark Twain. Walau sejarah tak bisa terulang kembali. Sekarang, ke mana dan di mana kita...

Romantisme Bom Bunuh Diri Astana Anyar

12/12/2022

Oleh: Gregorius Bryan G. Samosir (Ketua Lembaga Pengembangan SDM PP PMKRI) PIRAMIDA.ID- Belum kering air mata akibat gempa yang mengguncang...

Peran Media Massa Sebagai Salah Satu Konsep Kekuatan Politik di Indonesia

18/11/2022

Oleh: Dwi Puja Kusuma* PIRAMIDA.ID- Perkembangan media massa di Indonesia mengalami pertumbuhan yang luar biasa. Utamanya setelah memasuki era reformasi,...

Eksistensi ABRI Sebagai Aktor Kekuatan Politik Pasca Orde Baru

16/11/2022

Oleh: Aulia Sindi Pifua* PIRAMIDA.ID- Berbicara mengenai politik merupakan satu hal yang sangat menarik, namun perlu digarisbawahi juga bahwa tidak...

Perkembangan Politik Pencitraan diselaraskan dengan Perkembangan Demokrasi

11/11/2022

Oleh: Buha Pasaribu* PIRAMIDA.ID- Pencitraan kebijakan atau political imaging, berkembang dengan demokrasi di Indonesia, dimulai dengan pemilihan presiden langsung tahun...

Load More

Tinggalkan Komentar Batalkan balasan

Terkini

Edukasi

Meningkatkan Keadilan di Indonesia

29/01/2023
Berita

Esensi Kekuasaan di Indonesia

28/01/2023
Berita

Komda PMKRI Sumbagut: Wali Kota Medan Penuh Pencitraan

28/01/2023
Berita

PP Simalungun Buka Pendaftaran Balon Ketua MPC Simalungun

28/01/2023
Berita

Tuntaskan Perkara Judi Apin BK, Komda PMKRI Sumut Apresiasi Kinerja Kapolda Sumut

28/01/2023
Sains

Cerita tentang Bedes Bijak (Homosapiens)

27/01/2023

Populer

Prosesi sertijab PP GMKI/screeshot
Berita

PP GMKI Resmi dikukuhkan, Ini Susunan Pengurus Pusat GMKI Masa Bakti 2020-2022

09/01/2021
ilustrasi: tirto.id/Gery
Sains

Apa itu Teori Evolusi Darwin?

27/01/2023
Berita

Syukuran Pembubaran Panitia, Panitia Perayaan Natal 3 Sinode Gelar Pemberian Tali Asih di Panti Asuhan

02/06/2022
Berita

Esensi Kekuasaan di Indonesia

28/01/2023
Edukasi

Keterbatasan Jumlah Guru Terampil

09/12/2021
Berita

Kritik Sastra: Pengertian, Fungsi, Manfaat dan Pendekatan

14/11/2022

FULL CAFE SIANTAR DI JALAN NARUMONDA ATAS NO 30

  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman
  • Terms
  • Policy

© 2020-2021 Piramida ID

wisata indonesia - destinasi wisata terpopuler Rotasi Asia - Berita Terkini Spot Wisata Danau Toba Terbaik destinasi wisata dunia

No Result
View All Result
  • Kabar Desa
  • Dunia
  • Ekologi
  • Dialektika
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Lainnya
    • Ekosospolbud
    • Pojokan
    • Sains
    • Spiritualitas

© 2020-2021 Piramida ID

wisata indonesia - destinasi wisata terpopuler Rotasi Asia - Berita Terkini Spot Wisata Danau Toba Terbaik destinasi wisata dunia