Piramida.id
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman
  • Terms
  • Policy
Senin, Juni 5, 2023
  • Kabar Desa
  • Dunia
  • Ekologi
  • Dialektika
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Lainnya
    • Ekosospolbud
    • Pojokan
    • Sains
    • Spiritualitas
No Result
View All Result
  • Kabar Desa
  • Dunia
  • Ekologi
  • Dialektika
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Lainnya
    • Ekosospolbud
    • Pojokan
    • Sains
    • Spiritualitas
No Result
View All Result
Piramida.id
  • Berita
  • Dialektika
  • Dunia
  • Edukasi
  • Ekologi
  • Ekosospolbud
  • Kabar Desa
  • Pojokan
  • Sains
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Spiritualitas
Home Dialektika

Perempuan dan Rekonstruksi Makna Produktivitas

by Redaksi
27/08/2020
in Dialektika
98
SHARES
701
VIEWS
Bagikan ke FacebookBagikan ke WhatsappBagikan ke Telegram

Ashilly Achidsti*

PIRAMIDA.ID- Romantisme hubungan perempuan dengan alam sudah terekam sejak dulu.  Meminjam istilah Vandana Shiva tentang ekologi feminisme, sikap asih, asuh, menumbuhkan, menjaga alam disebutnya sebagai prinsip feminin yang identik dimiliki perempuan.

Kisah heroik perempuan India dalam gerakan Chipko melindungi pohon dari penebangan hutan dengan memeluknya menjadi teladan turun temurun. Heroisme Kartini Kendeng yang rela menyemen kaki sebagai wujud penolakan eksploitasi tambang di Rembang menjadi inspirasi banyak orang. Bagi mereka, produktivitas itu justru dibuktikan dengan menjaga alam, bukan dengan merusaknya.

Anggapan di masyarakat yang memasrahkan ketersediaan pangan keluarga kepada perempuan membuat keterikatannya dengan alam semakin kuat. Antara mengambil hasil alam dan menjaganya, butuh keseimbangan dan prinsip feminin yang dilakukan perempuan.

Dalam konteks pemenuhan pangan keluarga, di masa pandemi ini perempuan memiliki kesulitan. Saat bumi sakit, seluruh sektor terkena dampaknya: ekonomi lesu, mobilitas terhambat, jalur distribusi bahan pangan lintas daerah seret. Mengatasi itu, perempuan melakukan inisiatif pemenuhan pangan dan bahkan membangun kedaulatan pangan keluarga dengan menyumbang pelestarian lingkungan. Tulisan ini akan membahas tentang inisiatif perempuan dalam menjaga kedaulatan pangan dan rekonstruksi ulang makna produktivitas tanpa merusak alam.

Beras-isasi Menghilangkan Potensi Pangan dan Mengubah Makna Kenyang

Kongres Kebudayaan Desa menjadi agen untuk mengingatkan kita pada rekonstruksi ulang makna produktivitas. Di dalam seri webinarnya terkait kedaulatan pangan, Maria Loretha diundang sebagai salah satu pembicaranya. Maria Loretha atau yang biasa disebut sebagai “Mama Sorgum” merupakan perempuan pelopor ditanamnya kembali sorgum di daerah Flores Timur, NTT.https://www.piramida.id/wp-admin/post-new.php

Sorgum menjadi bahan pangan langka yang sudah tercerabut dari NTT akibat fenomena “beras-isasi” atau menasionalkan beras dengan penyeragaman tanaman padi dalam program revolusi hijau dari ujung timur hingga barat Indonesia. Padahal tentu potensi pangan setiap daerah berbeda. Padi varietas unggul yang butuh air lebih banyak menimbulkan besarnya potensi gagal panen jika ditanam di daerah kering seperti NTT.

Landscape yang berbeda di setiap daerah menyebabkan potensi tanaman pangan yang cocok tumbuh di setiap daerah pun berbeda. Tanaman yang tumbuh berbeda pun sejak dahulu mempengaruhi penerimaan orang lokal di daerahnya tentang makna makanan

Layaknya orang Jawa yang merasa belum makan jika belum menyantap nasi, orang Indonesia Timur pun dulu belum merasa makan jika sorgum, jagung, atau sagu belum dilahap. Fenomena beras-isasi tidak hanya menghilangkan beragamnya potensi pangan di setiap daerah, namun juga memaksa mengubah pandangan orang tentang standar perut kenyang.

Tanam, Tuai, dan Berdaulat saat Corona

Maria Loretha yang memahami hal tersebut, mencoba menghidupkan kembali sorgum sejak beberapa tahun lalu. Awalnya menanam di tanah sendiri dan berhasil, kini Maria Loretha mulai menarik orang-orang terdekatnya dan masyarakat Flores pada umumnya untuk kembali menanam sorgum dengan praktik pertanian organik.

Kelompok perempuan menjadi agen yang gigih dalam mengembalikan lagi potensi sorgum di NTT. Kelompok perempuan menjadi pendukung keras bagaimana sorgum bisa berpijar dan diakui oleh pemerintah Indonesia hingga di tahun 2020 Kementerian Pertanian menggalakkan program benih sorgum.

Di saat corona ini, ketika daerah lain sedang mengalami krisis pangan, sorgum yang ditanam kembali oleh Maria Loretha bisa menyelamatkan krisis pangan warga sekitar. Inisiatif Maria Loretha untuk menanam sorgum membangun sebuah kedaulatan pangan.

Layaknya prinsip feminin dengan semangat menumbuhkan, Maria mengembalikan peluang sorgum di tanah asalnya. Maria tidak menuai tanpa menanam. Setelah menanam, Maria tidak menuainya sendirian. Maria menyebarkan semangat menanam kepada sebanyak-banyaknya orang agar mereka bisa menuai bersama.

Agar, mereka tidak hanya memiliki ketahanan pangan berasal dari pasokan pihak lain. Tetapi, masyarakat NTT bisa berdaulat memenuhi kebutuhan pangannya sendiri tanpa merusak lingkungan karena menggunakan praktik organik. Berbeda dengan paksaan penyeragaman padi varietas unggul dalam revolusi hijau yang mengharuskan banyaknya penggunaan pestisida, air yang lebih banyak, dan pupuk kimia yang berdampak buruk bagi lingkungan.

Apa yang dilakukan Maria Loretha merupakan bentuk wujud rekonstruksi ulang kata produktivitas. Produktivitas tidak bisa diukur dari eksploitasi yang sarat nilai maskulin, tetapi dari menanam dan melestarikan. Yang terpenting, jangan menuai sebelum menanam.

Rekonstruksi ulang makna produktivitas yang disebarkan dalam webinar Kongres Kebudaan Desa ini memaksa kita untuk mengubah pola pikir ketika memperlakukan alam. Meskipun bumi diidiomkan sebagai ibu karena kasihnya tiada batas, tetapi memperlakukannya dengan bagi dan menjaga stabilitas bumi adalah kebutuhan. Karena terbukti, sakit dan tidak stabilnya bumi saat ini meluluhlantakkan seluruh sendi.


Penulis merupakan kontributor di Kongres Kebudayaan Desa.

Tags: #alam#Perempuan#produktivitas
Share39SendShare

Related Posts

Mengapa Membahas Masa Depan Guru “Dianggap” Tidak Menarik?

01/05/2023

Oleh: Agi Julianto Martuah Purba PIRAMIDA.ID- “Mengapa sejauh ini kampus kita tidak mengadakan seminar tentang tantangan dan strategi profesi guru di...

Membangun Demokrasi: Merawat Partisipasi Perempuan di Bidang Politik

14/04/2023

Oleh: Anggith Sabarofek* PIRAMIDA.ID- Demokrasi, perempuan dan politik merupakan tiga unsur yang saling berkesinambungan satu dengan yang lain. Berbicara mengenai...

Dari Peristiwa Kanjuruhan Hingga Batalnya Indonesia Tuan Rumah Piala Dunia U-20

03/04/2023

Oleh: Edis Galingging* PIRAMIDA.ID- Dunia sepak bola tanah air sedang merasakan duka yang dalam. Kali ini, duka itu hadir bukan...

Prinsip-Prinsip Disiplin Kelas

02/04/2023

Oleh: Muhammad Muharram Azhari* PIRAMIDA.ID- Pengertian disiplin menurut Elizabeth Hurtock mengemukakan bahwa; Disiplin itu berasal dari kata "discipline", yaitu seseorang...

RUU Omnibus Law Kesehatan: Keberadaan, Tantangan dan Peluang

27/03/2023

Oleh: Cornelius Corniado Ginting, S.H. PIRAMIDA.ID- Badan Legislasi (Baleg) DPR telah menyetujui Rancangan Undang-Undang (RUU) tentang Kesehatan Omnibus Law dibawa...

Tata Kelola Kawasan Industri Mewujudkan Pembangunan Berkelanjutan & Berkeadilan

24/03/2023

Oleh: Cornelius Corniado Ginting, S.H. PIRAMIDA.ID- Perkembangan industri yang pesat dewasa ini antara lain diakselerasi oleh penerapan kemajuan teknologi guna...

Load More

Tinggalkan Komentar Batalkan balasan

Terkini

Berita

Gelar Konferensi Besar Wilayah, Carlos Sianturi Terpilih Nahkodai LSMM Jambi

04/06/2023
Edukasi

Pemilu yang Bersih Lahirkan Pemimpin yang Jujur & Adil

03/06/2023
Berita

PP GMKI Dukung Kapolda Sumut jaga Kamtibmas

01/06/2023
Edukasi

Urgensi Data Pemilih Dalam Menyukseskan Pemilu

01/06/2023
Edukasi

Peringati Hari Lahir Pancasila, Ini Seruan PARKINDO

01/06/2023
Berita

Pancasila Fest GMKI Dimulai di Ende, Sinergi Menuju Net Zero Emissions

28/05/2023

Populer

Dialektika

Prinsip-Prinsip Disiplin Kelas

02/04/2023
Edukasi

Keterbatasan Jumlah Guru Terampil

09/12/2021
Edukasi

Apa dan Bagaimana itu Melodrama?

28/03/2022
Berita

Gelar Konferensi Besar Wilayah, Carlos Sianturi Terpilih Nahkodai LSMM Jambi

04/06/2023
Edukasi

Kesenjangan Hukum di Indonesia menurut Perspektif Sosiologi

17/10/2021
Dialektika

Tentang Tokoh dan Penokohan dalam Teater serta Jenis-jenisnya

03/07/2022

FULL CAFE SIANTAR DI JALAN NARUMONDA ATAS NO 30

  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman
  • Terms
  • Policy

© 2020-2021 Piramida ID

wisata indonesia - destinasi wisata terpopuler Rotasi Asia - Berita Terkini Spot Wisata Danau Toba Terbaik destinasi wisata dunia

No Result
View All Result
  • Kabar Desa
  • Dunia
  • Ekologi
  • Dialektika
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Lainnya
    • Ekosospolbud
    • Pojokan
    • Sains
    • Spiritualitas

© 2020-2021 Piramida ID

wisata indonesia - destinasi wisata terpopuler Rotasi Asia - Berita Terkini Spot Wisata Danau Toba Terbaik destinasi wisata dunia