Piramida.id
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman
  • Terms
  • Policy
Selasa, Mei 20, 2025
  • Kabar Desa
  • Dunia
  • Ekologi
  • Dialektika
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Lainnya
    • Ekosospolbud
    • Pojokan
    • Sains
    • Spiritualitas
No Result
View All Result
  • Kabar Desa
  • Dunia
  • Ekologi
  • Dialektika
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Lainnya
    • Ekosospolbud
    • Pojokan
    • Sains
    • Spiritualitas
No Result
View All Result
Piramida.id
  • Berita
  • Dialektika
  • Dunia
  • Edukasi
  • Ekologi
  • Ekosospolbud
  • Kabar Desa
  • Pojokan
  • Sains
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Spiritualitas
Home Dialektika

Perempuan dan Rekonstruksi Makna Produktivitas

by Redaksi
27/08/2020
in Dialektika
99
SHARES
704
VIEWS
Bagikan ke FacebookBagikan ke WhatsappBagikan ke Telegram

Ashilly Achidsti*

PIRAMIDA.ID- Romantisme hubungan perempuan dengan alam sudah terekam sejak dulu.  Meminjam istilah Vandana Shiva tentang ekologi feminisme, sikap asih, asuh, menumbuhkan, menjaga alam disebutnya sebagai prinsip feminin yang identik dimiliki perempuan.

Kisah heroik perempuan India dalam gerakan Chipko melindungi pohon dari penebangan hutan dengan memeluknya menjadi teladan turun temurun. Heroisme Kartini Kendeng yang rela menyemen kaki sebagai wujud penolakan eksploitasi tambang di Rembang menjadi inspirasi banyak orang. Bagi mereka, produktivitas itu justru dibuktikan dengan menjaga alam, bukan dengan merusaknya.

Anggapan di masyarakat yang memasrahkan ketersediaan pangan keluarga kepada perempuan membuat keterikatannya dengan alam semakin kuat. Antara mengambil hasil alam dan menjaganya, butuh keseimbangan dan prinsip feminin yang dilakukan perempuan.

Dalam konteks pemenuhan pangan keluarga, di masa pandemi ini perempuan memiliki kesulitan. Saat bumi sakit, seluruh sektor terkena dampaknya: ekonomi lesu, mobilitas terhambat, jalur distribusi bahan pangan lintas daerah seret. Mengatasi itu, perempuan melakukan inisiatif pemenuhan pangan dan bahkan membangun kedaulatan pangan keluarga dengan menyumbang pelestarian lingkungan. Tulisan ini akan membahas tentang inisiatif perempuan dalam menjaga kedaulatan pangan dan rekonstruksi ulang makna produktivitas tanpa merusak alam.

Beras-isasi Menghilangkan Potensi Pangan dan Mengubah Makna Kenyang

Kongres Kebudayaan Desa menjadi agen untuk mengingatkan kita pada rekonstruksi ulang makna produktivitas. Di dalam seri webinarnya terkait kedaulatan pangan, Maria Loretha diundang sebagai salah satu pembicaranya. Maria Loretha atau yang biasa disebut sebagai “Mama Sorgum” merupakan perempuan pelopor ditanamnya kembali sorgum di daerah Flores Timur, NTT.https://www.piramida.id/wp-admin/post-new.php

Sorgum menjadi bahan pangan langka yang sudah tercerabut dari NTT akibat fenomena “beras-isasi” atau menasionalkan beras dengan penyeragaman tanaman padi dalam program revolusi hijau dari ujung timur hingga barat Indonesia. Padahal tentu potensi pangan setiap daerah berbeda. Padi varietas unggul yang butuh air lebih banyak menimbulkan besarnya potensi gagal panen jika ditanam di daerah kering seperti NTT.

Landscape yang berbeda di setiap daerah menyebabkan potensi tanaman pangan yang cocok tumbuh di setiap daerah pun berbeda. Tanaman yang tumbuh berbeda pun sejak dahulu mempengaruhi penerimaan orang lokal di daerahnya tentang makna makanan

Layaknya orang Jawa yang merasa belum makan jika belum menyantap nasi, orang Indonesia Timur pun dulu belum merasa makan jika sorgum, jagung, atau sagu belum dilahap. Fenomena beras-isasi tidak hanya menghilangkan beragamnya potensi pangan di setiap daerah, namun juga memaksa mengubah pandangan orang tentang standar perut kenyang.

Tanam, Tuai, dan Berdaulat saat Corona

Maria Loretha yang memahami hal tersebut, mencoba menghidupkan kembali sorgum sejak beberapa tahun lalu. Awalnya menanam di tanah sendiri dan berhasil, kini Maria Loretha mulai menarik orang-orang terdekatnya dan masyarakat Flores pada umumnya untuk kembali menanam sorgum dengan praktik pertanian organik.

Kelompok perempuan menjadi agen yang gigih dalam mengembalikan lagi potensi sorgum di NTT. Kelompok perempuan menjadi pendukung keras bagaimana sorgum bisa berpijar dan diakui oleh pemerintah Indonesia hingga di tahun 2020 Kementerian Pertanian menggalakkan program benih sorgum.

Di saat corona ini, ketika daerah lain sedang mengalami krisis pangan, sorgum yang ditanam kembali oleh Maria Loretha bisa menyelamatkan krisis pangan warga sekitar. Inisiatif Maria Loretha untuk menanam sorgum membangun sebuah kedaulatan pangan.

Layaknya prinsip feminin dengan semangat menumbuhkan, Maria mengembalikan peluang sorgum di tanah asalnya. Maria tidak menuai tanpa menanam. Setelah menanam, Maria tidak menuainya sendirian. Maria menyebarkan semangat menanam kepada sebanyak-banyaknya orang agar mereka bisa menuai bersama.

Agar, mereka tidak hanya memiliki ketahanan pangan berasal dari pasokan pihak lain. Tetapi, masyarakat NTT bisa berdaulat memenuhi kebutuhan pangannya sendiri tanpa merusak lingkungan karena menggunakan praktik organik. Berbeda dengan paksaan penyeragaman padi varietas unggul dalam revolusi hijau yang mengharuskan banyaknya penggunaan pestisida, air yang lebih banyak, dan pupuk kimia yang berdampak buruk bagi lingkungan.

Apa yang dilakukan Maria Loretha merupakan bentuk wujud rekonstruksi ulang kata produktivitas. Produktivitas tidak bisa diukur dari eksploitasi yang sarat nilai maskulin, tetapi dari menanam dan melestarikan. Yang terpenting, jangan menuai sebelum menanam.

Rekonstruksi ulang makna produktivitas yang disebarkan dalam webinar Kongres Kebudaan Desa ini memaksa kita untuk mengubah pola pikir ketika memperlakukan alam. Meskipun bumi diidiomkan sebagai ibu karena kasihnya tiada batas, tetapi memperlakukannya dengan bagi dan menjaga stabilitas bumi adalah kebutuhan. Karena terbukti, sakit dan tidak stabilnya bumi saat ini meluluhlantakkan seluruh sendi.


Penulis merupakan kontributor di Kongres Kebudayaan Desa.

Tags: #alam#Perempuan#produktivitas
Share40SendShare

Related Posts

Pidato Lengkap Jefri Gultom di Dies Natalis GMKI ke-74: Bangkit Ditengah Pergumulan

26/02/2024

Bangkit Ditengah Pergumulan Pidato 74 tahun GMKI Jefri Edi Irawan Gultom Para peletak sejarah selalu berpegang pada prinsip ini, ‘’perjalanan...

Pewaris Opera Batak

11/07/2023

Oleh: Thompson Hs* PIRAMIDA.ID- Tahun 2016 saya menerima Anugerah Kebudayaan dari Kemdikbud (sekarang Kemendikbudristek) Republik Indonesia di kategori Pelestari. Sederhananya,...

Mengapa Membahas Masa Depan Guru “Dianggap” Tidak Menarik?

01/05/2023

Oleh: Agi Julianto Martuah Purba PIRAMIDA.ID- “Mengapa sejauh ini kampus kita tidak mengadakan seminar tentang tantangan dan strategi profesi guru di...

Membangun Demokrasi: Merawat Partisipasi Perempuan di Bidang Politik

14/04/2023

Oleh: Anggith Sabarofek* PIRAMIDA.ID- Demokrasi, perempuan dan politik merupakan tiga unsur yang saling berkesinambungan satu dengan yang lain. Berbicara mengenai...

Dari Peristiwa Kanjuruhan Hingga Batalnya Indonesia Tuan Rumah Piala Dunia U-20

03/04/2023

Oleh: Edis Galingging* PIRAMIDA.ID- Dunia sepak bola tanah air sedang merasakan duka yang dalam. Kali ini, duka itu hadir bukan...

Prinsip-Prinsip Disiplin Kelas

02/04/2023

Oleh: Muhammad Muharram Azhari* PIRAMIDA.ID- Pengertian disiplin menurut Elizabeth Hurtock mengemukakan bahwa; Disiplin itu berasal dari kata "discipline", yaitu seseorang...

Load More

Tinggalkan KomentarBatalkan balasan

Terkini

Berita

Aliansi Mahasiswa Siantar Se-Jabodetabek Akan Kepung Mabes Polri: Tuntut Penangkapan Wali Kota Wesli Silalahi

11/05/2025
Berita

Satgas Penertiban Kawasan Hutan (PKH): Penegakan Hukum atau Alibi Militerisasi Atas Nama Konservasi?

09/05/2025
Berita

Ketua Front Justice: Kepemimpinan Wesly Silalahi Dinilai Gagal, Siantar Mengarah ke Kemunduran dan Kota Gelap

07/05/2025
Berita

GMKI Cabang Bandar Lampung Ungkap Krisis Kepolisian di Daerah Lampung: “Kekuasaan Tanpa Kendali, Rakyat Tanpa Perlindungan”

01/05/2025
Berita

Fawer Sihite Luncurkan Buku “Menghidupi Kembali Ut Omnes Unum Sint”: Refleksi dan Kebangkitan GMKI

22/04/2025
Edukasi

Refleksi Paskah dan Titik Balik Kebangkitan Ekonomi Indonesia

20/04/2025

Populer

Berita

Aliansi Mahasiswa Siantar Se-Jabodetabek Akan Kepung Mabes Polri: Tuntut Penangkapan Wali Kota Wesli Silalahi

11/05/2025
Spiritualitas

Kasih Sebagai Perintah Baru

26/07/2020
Edukasi

Peran Media Massa sebagai Watchdog Politik di Indonesia

17/11/2022
Dialektika

Prinsip-Prinsip Disiplin Kelas

02/04/2023
Dialektika

Menilik Fenomena Hukum Tajam ke Bawah Tumpul ke Atas

28/04/2022
Dialektika

Immanuel Kant, Filsuf Yang Lebih Tepat Waktu Dari Jam

24/05/2020
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman
  • Terms
  • Policy

© 2020-2024 Piramida ID

rotasi barak berita hari ini danau toba

No Result
View All Result
  • Kabar Desa
  • Dunia
  • Ekologi
  • Dialektika
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Lainnya
    • Ekosospolbud
    • Pojokan
    • Sains
    • Spiritualitas

© 2020-2024 Piramida ID

rotasi barak berita hari ini danau toba