PIRAMIDA.ID- Presidium Gerakan Kemasyarakatan Pengurus Pusat Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PGK PP PMKRI), Alboin Samosir mengecam keras tindakan pengamanan dan intimidasi yang dilakukan oleh aparat kepolisian terhadap warga Desa Wadas, Kecamatan Bener, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah.
Pengamanan dan intimidasi ini dilakukan pada saat pengukuran lahan yang diperuntukkan untuk pembangunan Waduk Bener yang berlangsung pada Selasa (08/02/2022).
Tindakan pengamanan sekitar 40 warga dan intimidasi ini diduga kuat dikarenakan adanya penolakan warga terhadap penambangan batu andesit di desa mereka, di mana hasil dari penambangan ini akan digunakan sebagai bahan untuk membuat Bendungan Bener.
Menurut Alboin, seharusnya polisi tidak memberlakukan mereka seperti tahanan atau pelaku kriminal, sebab mereka berdaulat penuh atas tanah mereka.
“Tindakan yang dilakukan oleh aparat kepolisian ini menjadi catatan negatif buat instansi ini. Sebab, seyogianya polisi sebagai mitra masyarakat dapat mengedepankan tindakan-tindakan humanis, dialog, dan persuasif dalam menyelesaikan permasalahan,” ungkapnya dalam rilis publik yang diterima redaksi, Rabu (09/02/2022).
Ia melanjutkan, PP PMKRI meminta agar pihak kepolisian segera membebaskan warga yang ditahan karena dalil polisi menahan mereka tidak tepat adanya dikarenakan mereka hanya menolak desa mereka digusur atas nama pembangunan, serta pihak kepolisian segera menarik diri dari Desa Wadas.
“Berkaitan dengan rencana penambangan batu andesit di desa Wadas agar ditinjau ulang, sebab jika penambangan ini terus dipaksakan maka warga desa Wadas khawatir penambangan tersebut akan mematikan 27 sumber mata air, di mana kehidupan mereka sebagai petani akan sangat ditentukan oleh mata air tersebut,” terangnya.
Ia menambahkan, pembangunan Waduk Bener terlihat memang sangat menjanjikan dengan nilai nominal pembangunan mencapai Rp.2,06 Triliun, bendungan ini akan menjamin aliran air untuk 13,589 untuk sawah yang sudah ada dan 1,100 hektar untuk sawah baru bisa dicetak.
Namun, ia menilai, dari pembangunan waduk ini akan ada warga Wadas yang ditumbalkan dan harus mengungsi dari kampung halamannya sendiri.
“Proyek pembangunan Waduk Bener dengan menambang batu andesit di desa Wadas merupakan proyek yang sangat ambisius, namun minim pertimbangan terutama yang berkaitan dengan nasib dan masa depan warga di sekitar proyek tersebut. Padahal pembangunan itu seharusnya adil, tidak meninggalkan luka baik untuk warga Wadas dan juga untuk lingkungan di sekitarnya,” tukasnya.(*)