Piramida.id
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman
  • Terms
  • Policy
Selasa, Mei 20, 2025
  • Kabar Desa
  • Dunia
  • Ekologi
  • Dialektika
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Lainnya
    • Ekosospolbud
    • Pojokan
    • Sains
    • Spiritualitas
No Result
View All Result
  • Kabar Desa
  • Dunia
  • Ekologi
  • Dialektika
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Lainnya
    • Ekosospolbud
    • Pojokan
    • Sains
    • Spiritualitas
No Result
View All Result
Piramida.id
  • Berita
  • Dialektika
  • Dunia
  • Edukasi
  • Ekologi
  • Ekosospolbud
  • Kabar Desa
  • Pojokan
  • Sains
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Spiritualitas
Home Pojokan

Terapi Musik, Salah Satu Pilihan untuk Menyehatkan Mental

by Piramida.id
21/01/2020
in Pojokan
98
SHARES
702
VIEWS
Bagikan ke FacebookBagikan ke WhatsappBagikan ke Telegram

Anggapan yang menyatakan musik dapat menyehatkan jiwa bukanlah isapan jempol. Bahkan, sudah ada penelitian mengungkapkan bahwa masalah kejiwaan tertentu bisa disembuhkan lewat terapi musik.

Terapi musik adalah program terapi yang dijalankan oleh terapis yang kompeten dengan menggunakan musik sebagai sarana penyembuhan seseorang.

Terapi musik yang harus dilakukan seseorang berbeda-beda, mulai dari mendengarkan musik, bernyanyi, menari, hingga menciptakan musik itu sendiri.

Terapi musik ini sudah terbukti secara klinis mampu membantu menangani masalah kejiwaan yang berhubungan dengan penyakit emosional, kognitif, hingga masalah sosial.

Penelitian menunjukkan terapi ini sangat membantu seseorang yang kesulitan mengekspresikan diri lewat kata-kata.

Siapa saja yang sebaiknya mengikuti terapi musik?

Terapi musik dapat diikuti oleh orang yang mengalami berbagai masalah mental, seperti:

Orang yang sering mengalami kecemasan berlebih, depresi, dan trauma karena kejadian tertentu

Penderita autisme

Penderita gangguan jiwa

Orang yang mengalami kerusakan otak, seperti stroke atau cedera otak traumatis

Orang yang mengidap penyakit Alzheimer dan demensia.

Bagi orang-orang tersebut, terapi musik terbukti dapat menjadi wadah untuk menyalurkan rasa sakit yang mereka rasakan.

Lewat terapi musik, mereka dapat lebih peka terhadap emosi sekaligus membangun koneksi dengan orang-orang yang mereka sayangi.

Manfaat terapi musik

Terapi musik bukan hanya berguna untuk menyalurkan perasaan terpendam. Lebih dari itu, penelitian menunjukkan ada manfaat lain yang bisa didapatkan seseorang ketika mengikuti terapi musik, yaitu:

Menghilangkan kecemasan dan rasa mengganjal di dalam pikiran

Penelitian menunjukkan orang yang mendengarkan musik sebelum melakukan operasi memiliki tingkat kecemasan yang lebih rendah dibanding mereka yang tidak melakukannya.

Pascaoperasi, orang yang kembali mendengarkan musik juga cenderung tidak merasakan ketidaknyamanan sehingga membutuhkan lebih sedikit obat penghilang rasa sakit dibanding mereka yang tidak melakukannya.

Membantu mempercepat proses penyembuhan

Mendengarkan musik atau bernyanyi juga dapat meningkatkan kemampuan fisik, psikologis, kognitif, dan emosional.

Tak heran bila terapi musik juga akan membuat proses penyembuhan dari penyakit tertentu menjadi lebih cepat.

Mengembalikan kemampuan berbicara

Terapi musik sangat dianjurkan untuk penderita stroke atau cedera otak traumatis yang menyerang otak kiri alias bagian otak yang mengatur kemampuan berbicara.

Seseorang yang pernah tertembak di bagian otak terbukti dapat kembali berbicara setelah 2 tahun menjalani terapi musik ini.

Mengurangi efek samping terapi kanker

Mendengarkan musik juga dihubungkan dengan pengurangan tingkat kecemasan pada penderita kanker yang menjalani kemoterapi dan radioterapi.

Terapi musik dapat mengurangi mual dan muntah yang biasanya dirasakan pasien kemoterapi.

Membangkitkan memori

Mendengarkan musik lawas sangat berguna bagi penderita demensia karena dipercaya dapat membangkitkan ingatan sebelumnya.

Terapi musik bagi penderita demensia juga dapat mengurangi agitasi, membantu komunikasi, dan meningkatkan koordinasi fisik.

Mengurangi rasa nyeri

Musik bukan hanya berpengaruh pada mental, namun juga fisik, terutama pada penderita sakit kronis akibat arthritis.

Terapi musik terbukti dapat mengurangi persepsi nyeri, meningkatkan kemampuan penderita untuk mengontrol rasa nyeri tersebut, bahkan mengurangi jumlah obat yang harus mereka konsumsi.

Apa saja yang dilakukan dalam terapi musik?

Terapi musik dapat dilakukan oleh semua umur, bahkan bagi mereka yang buta irama (tone deaf), menderita kelainan mental, atau terlihat sehat.

Terapi musik ini akan menyentuh semua aspek dalam pikiran kita yang kemudian akan memengaruhi cara kerja tubuh, otak, hingga perilaku.

Meski demikian, kegiatan terapi musik bagi satu orang mungkin berbeda dengan lainnya. Namun, pada dasarnya ada dua jenis terapi musik yang biasa dilakukan, yakni:

Terapi kreatif

Dalam terapi ini, terapis meminta pasiennya untuk aktif membuat atau memproduksi musik. Dalam terapi ini, pasiennya akan diminta untuk membuat lagu, mengaransemen musik, atau memainkan alat musik.

Terapi reseptif

Pada terapi ini, terapis mengenalkan pengalaman bermusik pada pasiennya dengan tujuan relaksasi, salah satunya dengan mendengarkan musik.

Dalam terapi reseptif, seseorang juga bisa diajak untuk mendiskusikan perasaan, ide, atau pemikiran mengenai musik tertentu.

Salah satu hal dasar yang membedakan terapi musik dengan sekedar kegiatan bermusik adalah terapis yang mendampingi.

Terapis ini merupakan orang yang sudah tersertifikasi untuk melakukan terapi musik, yakni bisa dari kalangan musisi yang memiliki pengetahuan mendalam soal musik, mulai dari musik elektropop hingga opera.

Pengetahuan ini dibutuhkan sehingga ia mengetahui musik yang dapat menstimulasi kesehatan jiwa dalam diri seseorang.

Terapis harus dapat menentukan musik yang bisa dipakai dalam sesi terapi musik, misalnya musik dengan tempo cepat untuk merangsang memori atau musik relaksasi untuk membantu meditasi.


sumber

Tags: Entertainmentheadline
Share39SendShare

Related Posts

Asal-usul Permainan Tradisional Anak-anak

12/07/2023

PIRAMIDA.ID- Anda merasa jenuh dengan bermain dengan gim di ponsel dan laptop? Terlalu lama bermain gim bisa menyebabkan kerusakan mata akibat...

Mengapa ada Tujuh Hari dalam Seminggu?

11/07/2023

PIRAMIDA.ID- Akhir pekan selalu tak kunjung tiba, kita harus menunggu enam hari penuh antara Senin dan Sabtu. Satu minggu itu...

Ini Medan, Bung!

05/03/2023

Supriadi Harja* PIRAMIDA.ID- Aku lupa, kapan aku pernah mengenal orang ini. Begitu melihatku, ia memperkenalkan diri. Namanya Pak Sukri. Namun...

Seperti Apa Sistem Absensi yang Banyak Digunakan di Indonesia?

20/12/2022

PIRAMIDA.ID- Aset terbesar perusahaan adalah karyawan. Tanpa karyawan, perusahaan tidak akan dapat mencapai tujuan perusahaan. Untuk mencapai tujuannya, human resources...

Mimpi

07/12/2022

Billie Gregorine* PIRAMIDA.ID- Semua orang sekiranya pastilah pernah bermimpi. Sambil rebahan, sayup-sayup kudengar lagu dari Nadin Hamizah yang judulnya 'Rumpang'....

Mengantongi Ragam Cerita dari Tanah Papua

04/09/2022

Oleh: Roberto Duma Buladja* PIRAMIDA.ID- Konsultasi Nasional (Konas) GMKI berlangsung pada 23–27 Agustus 2022 di Jayapura, tanah Papua. Kurang lebih...

Load More

Tinggalkan KomentarBatalkan balasan

Terkini

Berita

Aliansi Mahasiswa Siantar Se-Jabodetabek Akan Kepung Mabes Polri: Tuntut Penangkapan Wali Kota Wesli Silalahi

11/05/2025
Berita

Satgas Penertiban Kawasan Hutan (PKH): Penegakan Hukum atau Alibi Militerisasi Atas Nama Konservasi?

09/05/2025
Berita

Ketua Front Justice: Kepemimpinan Wesly Silalahi Dinilai Gagal, Siantar Mengarah ke Kemunduran dan Kota Gelap

07/05/2025
Berita

GMKI Cabang Bandar Lampung Ungkap Krisis Kepolisian di Daerah Lampung: “Kekuasaan Tanpa Kendali, Rakyat Tanpa Perlindungan”

01/05/2025
Berita

Fawer Sihite Luncurkan Buku “Menghidupi Kembali Ut Omnes Unum Sint”: Refleksi dan Kebangkitan GMKI

22/04/2025
Edukasi

Refleksi Paskah dan Titik Balik Kebangkitan Ekonomi Indonesia

20/04/2025

Populer

Berita

Aliansi Mahasiswa Siantar Se-Jabodetabek Akan Kepung Mabes Polri: Tuntut Penangkapan Wali Kota Wesli Silalahi

11/05/2025
Spiritualitas

Kasih Sebagai Perintah Baru

26/07/2020
Edukasi

Peran Media Massa sebagai Watchdog Politik di Indonesia

17/11/2022
Dialektika

Prinsip-Prinsip Disiplin Kelas

02/04/2023
Dialektika

Immanuel Kant, Filsuf Yang Lebih Tepat Waktu Dari Jam

24/05/2020
Dialektika

Menilik Fenomena Hukum Tajam ke Bawah Tumpul ke Atas

28/04/2022
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman
  • Terms
  • Policy

© 2020-2024 Piramida ID

rotasi barak berita hari ini danau toba

No Result
View All Result
  • Kabar Desa
  • Dunia
  • Ekologi
  • Dialektika
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Lainnya
    • Ekosospolbud
    • Pojokan
    • Sains
    • Spiritualitas

© 2020-2024 Piramida ID

rotasi barak berita hari ini danau toba