Piramida.id
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman
  • Terms
  • Policy
Selasa, Juli 1, 2025
  • Kabar Desa
  • Dunia
  • Ekologi
  • Dialektika
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Lainnya
    • Ekosospolbud
    • Pojokan
    • Sains
    • Spiritualitas
No Result
View All Result
  • Kabar Desa
  • Dunia
  • Ekologi
  • Dialektika
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Lainnya
    • Ekosospolbud
    • Pojokan
    • Sains
    • Spiritualitas
No Result
View All Result
Piramida.id
  • Berita
  • Dialektika
  • Dunia
  • Edukasi
  • Ekologi
  • Ekosospolbud
  • Kabar Desa
  • Pojokan
  • Sains
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Spiritualitas
Home Dialektika

Apakah Dunia Seburuk Berita di Media

by Redaksi
17/05/2021
in Dialektika
99
SHARES
707
VIEWS
Bagikan ke FacebookBagikan ke WhatsappBagikan ke Telegram

PIRAMIDA.ID- Di berbagai media, berita buruk bisa dilihat terus-menerus. Tapi apakah dunia kita memang sebegitu buruknya? Memang betul, pandemi virus COVID-19 adalah krisis yang tidak lazim.

Tapi jika diperhatikan dalam jangka waktu lebih panjang, banyak hal berkembang menjadi positif. Jumlah kematian anak misalnya, dulu tidak serendah sekarang. Selain itu, jumlah kematian akibat bencana alam berkurang separuhnya sejak 1970.

Tapi tetap saja kita kerap merasa, segalanya jadi tambah buruk. Tidak hanya mereka yang mengonsumsi berita yang merasakan itu, melainkan juga wartawan yang menulis berita.

Mengapa demikian? Dan apa urusannya dengan otak kita?

Pertanyaan inilah yang berusaha dijawab ahli saraf Prof. Maren Urner dalam penelitiannya.

Cara otak mengolah berita

“Otak kita mengolah berita buruk lebih cepat, lebih baik dan lebih intensif daripada berita postif serta berita netral. Oleh sebab itu kita mengingat berita buruk juga lebih lama,” demikian papar Prof. Urner.

Mengapa Berita Buruk Menetap Lebih Lama di Ingatan

Dari segi biologi evolusi, lebih menguntungkan jika kita mengolah berita buruk lebih baik daripada yang postif. Ia mengambil sebuah contoh, ”Di zaman purba ketika mamut dan harimau bertaring panjang masih hidup, kelewatan berita buruk akibatnya bisa fatal bagi hidup.”

Peneliti menemukan bukti pada sejumlah responden dari berbagai benua, bahwa mereka lebih perhatian dan lebih sigap jika berita buruk disiarkan. Tidak peduli asal beritanya.

Oleh sebab itu, banyak media mengambil keuntungan dari efek ini. Kepala berita negatif menarik perhatian banyak orang dan membuat jumlah klik tinggi serta meningkatkan eksemplar yang terjual. Sejalan dengan itu, studi menunjukkan, berita negatif di media bertambah, terutama di media online.

Sikap negatif manusia

Apakah itu masalah, jika media menunjukkan banyak berita negatif? Ahli saraf Prof. Maren Urner mengatakan, “Masalah utamanya, kita semua jadi punya sikap dan harapan yang negatif. Karena kita melalui hidup bersama gambaran dunia yang buruk, di mana kita beranggapan dunia lebih buruk daripada sebenarnya.”

Bagaimana kuatnya pengaruh media atas kita sebagai konsumen, bisa dilihat misalnya dari serangan pada maraton di Boston, AS. Sejumlah orang yang mengikuti berita dengan seksama, jauh lebih dibebani stres dan rasa takut, dibanding mereka yang ada di lokasi.

Akibat gambaran dunia yang negatif

Apa artinya? Prof. Maren Urner menjelaskan, “Pertama-tama akibatnya adalah, orang jadi pasif. Salah, kalau orang berpikir bahwa memiliki gambaran dunia yang negatif membuat orang jadi aktif. Sejumlah studi psikologi menunjukkan, itu tidak benar.

Selain itu, gambaran dunia yang negatif mendorong stres kronis. Kita sekarang juga tahu, stres kronis adalah penyulut banyak penyakit, termasuk diabetes, penyakit kardiovaskular, juga penyakit psikis seperti depresi.

Mengatur konsumsi berita

Karena melihat hasil penelitiannya ini, Maren Urner kini mendirikan wadah berita sendiri. Di wadah itu, berita dipresentasikan secara konstruktif dengan pendekatan solusi.

Tapi bukan hanya pihak media saja yang bisa mengubah cara penyampaian. Tiap orang juga bisa melakukan sesuatu bagi kesehatan otak.

“Misalnya, kita tidak segera menyalakan radio dan TV dan mengecek berita terakhir di telefon seluler begitu bagun di pagi hari. Tidak membiarkan informasi dari lima enam alat sebera menghujani kita, melainkan mengatur dengan lebih baik.”

Yang penting juga, sebaiknya orang memilih media yang bisa dipercaya, yang mengolah berita secara serius sebelum disiarkan.(*)


DW Indonesia

Tags: #Dunia#framing#media
Share40SendShare

Related Posts

Pidato Lengkap Jefri Gultom di Dies Natalis GMKI ke-74: Bangkit Ditengah Pergumulan

26/02/2024

Bangkit Ditengah Pergumulan Pidato 74 tahun GMKI Jefri Edi Irawan Gultom Para peletak sejarah selalu berpegang pada prinsip ini, ‘’perjalanan...

Pewaris Opera Batak

11/07/2023

Oleh: Thompson Hs* PIRAMIDA.ID- Tahun 2016 saya menerima Anugerah Kebudayaan dari Kemdikbud (sekarang Kemendikbudristek) Republik Indonesia di kategori Pelestari. Sederhananya,...

Mengapa Membahas Masa Depan Guru “Dianggap” Tidak Menarik?

01/05/2023

Oleh: Agi Julianto Martuah Purba PIRAMIDA.ID- “Mengapa sejauh ini kampus kita tidak mengadakan seminar tentang tantangan dan strategi profesi guru di...

Membangun Demokrasi: Merawat Partisipasi Perempuan di Bidang Politik

14/04/2023

Oleh: Anggith Sabarofek* PIRAMIDA.ID- Demokrasi, perempuan dan politik merupakan tiga unsur yang saling berkesinambungan satu dengan yang lain. Berbicara mengenai...

Dari Peristiwa Kanjuruhan Hingga Batalnya Indonesia Tuan Rumah Piala Dunia U-20

03/04/2023

Oleh: Edis Galingging* PIRAMIDA.ID- Dunia sepak bola tanah air sedang merasakan duka yang dalam. Kali ini, duka itu hadir bukan...

Prinsip-Prinsip Disiplin Kelas

02/04/2023

Oleh: Muhammad Muharram Azhari* PIRAMIDA.ID- Pengertian disiplin menurut Elizabeth Hurtock mengemukakan bahwa; Disiplin itu berasal dari kata "discipline", yaitu seseorang...

Load More

Tinggalkan KomentarBatalkan balasan

Terkini

Berita

Robot Polri Tuai Kritik Netizen, Fawer Sihite: Inovasi Harus Disambut Baik, Tapi Polri Perlu Bangun Instrumen Komunikasi yang Efektif

30/06/2025
Berita

Tokoh Cipayung Plus Gabung Golkar Lewat AMPI, Jefri Gultom: Politik Adalah Etika untuk Melayani

28/06/2025
Berita

Tokoh Cipayung Plus Login Golkar Pada HUT AMPI, Bahlil Lahadalia : Adik-Adik Saya Sudah di Jalan Yang Benar

28/06/2025
Berita

IRKI Nilai Tafsir UU Tipikor atas Pedagang Pecel Lele Menyesatkan

22/06/2025
Dunia

Perang Israel-Iran Menunjukkan Pentingnya STEM, Fawer Sihite: Dukung Sikap Presiden Prabowo

22/06/2025
Berita

Buntut Viralnya Dugaan Kekerasan Terhadap Tunanetra di Siantar, ILAJ Minta KND Periksa Wali Kota dan Jajaran Terkait

19/06/2025

Populer

Berita

Tokoh Cipayung Plus Login Golkar Pada HUT AMPI, Bahlil Lahadalia : Adik-Adik Saya Sudah di Jalan Yang Benar

28/06/2025
Edukasi

Keterbatasan Jumlah Guru Terampil

09/12/2021
Berita

Tokoh Cipayung Plus Gabung Golkar Lewat AMPI, Jefri Gultom: Politik Adalah Etika untuk Melayani

28/06/2025
domain publik
Dialektika

Daoed Joesoef, Hakikat Pendidikan, dan Nilai Keindonesiaan

17/09/2021
Dunia

Sumber Air Bersih dan Air Minum di Arab Saudi

07/06/2020
Pojokan

Aku dan Sejuta Masalah Hidupku

17/06/2021
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman
  • Terms
  • Policy

© 2020-2024 Piramida ID

rotasi barak berita hari ini danau toba

No Result
View All Result
  • Kabar Desa
  • Dunia
  • Ekologi
  • Dialektika
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Lainnya
    • Ekosospolbud
    • Pojokan
    • Sains
    • Spiritualitas

© 2020-2024 Piramida ID

rotasi barak berita hari ini danau toba