Piramida.id
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman
  • Terms
  • Policy
Senin, Mei 29, 2023
  • Kabar Desa
  • Dunia
  • Ekologi
  • Dialektika
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Lainnya
    • Ekosospolbud
    • Pojokan
    • Sains
    • Spiritualitas
No Result
View All Result
  • Kabar Desa
  • Dunia
  • Ekologi
  • Dialektika
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Lainnya
    • Ekosospolbud
    • Pojokan
    • Sains
    • Spiritualitas
No Result
View All Result
Piramida.id
  • Berita
  • Dialektika
  • Dunia
  • Edukasi
  • Ekologi
  • Ekosospolbud
  • Kabar Desa
  • Pojokan
  • Sains
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Spiritualitas
Home Dialektika

Cerpen: Orang Miskin

by Redaksi
12/08/2022
in Dialektika
201
SHARES
1.4k
VIEWS
Bagikan ke FacebookBagikan ke WhatsappBagikan ke Telegram

Oleh: Budi P. Hatees*

PIRAMIDA.ID- Dia pernah merasakan menjadi anak orang kaya sampai usianya 13 tahun, semua keinginannya terpenuhi, dan dia merasa hidupnya sangat bahagia. Dia sombong karena semua kemewahan yang dimilikinya sampai suatu hari ayahnya mengalami kecelakaan dan semua harta mereka terkuras untuk biaya pengobatan si ayah. Setelah semua harta habis, termasuk rumah mereka yang digadaikan kepada Baginda Sangap, ayahnya pun meninggal dunia.

Dua hari setelah ayahnya dimakamkan, bertepatan pada hari penutupan yasinan, Baginda Sangap mewanti-wanti agar mereka segera pindah. Laki-laki yang selama ini berkawan akrab dengan almarhum ayahnya, berkata: “Uang yang dipinjam untuk membiayai pengobatan ayahmu sudah seharga rumah ini, tapi saya akan memberi Rp5 juta lagi sebagai tanda bahwa saya prihatin atas nasib kalian.”

Tidak tahan jatuh miskin dan harus menyewa rumah, abangnya, anak paling tua, Pardomuan, merasa malu dan memutuskan merantau entah ke mana. Pardomuan masih kelas dua SMA dan dia tinggalkan sekolahnya tanpa pesan apapun. Kakaknya, Tiurnai, anak kedua yang masih kelas tiga SMP, memutuskan kabur bersama pacarnya, tapi pacarnya malah menolak menikahinya dengan alasan masih mau sekolah. Tiurnai tambah kecewa dan menegak racun hama, tapi usaha bunuh dirinya gagal membunuhnya. Dia dibawa ke rumah sakit dan terpaksa ibunya berutang lagi untuk biaya pengobatannya.

Dia sendiri jatuh kasihan kepada ibunya. Tiap hari dia dapati ibunya menyesali nasib buruk yang dideritanya, menyalahkan Tuhan yang terlalu dasyat memberikan ujian, dan pada suatu pagi dia menemukan ibunya sudah gantung diri di kusen pintu. Pada hari bersamaan dengan kematian ibunya, Tiurnai juga meninggal karena tak mendapat pengobatan yang maksimal dari pihak rumah sakit.

**

Dia pernah merasakan menjadi anak orang kaya sampai usianya 13 tahun, dan dia pernah hidup sangat menderita sampai usianya 20 tahun.

Setelah ibu dan Tiurnai dimakamkan, dia tak punya siapa-siapa lagi. Dia hanya punya Pardomuan, tapi entah di mana keberadaan abangnya. Dia putuskan akan mencarinya, dan dia meninggalkan kampungnya pada suatu malam, menumpang truk yang hendak menuju Bukit Tinggi. Dia dengar Pardomuan juga menumpang truk yang bergerak ke arah Bukit Tinggi dan dia yakin akan bertemu Pardomuan di sana.

Di Bukit Tinggi, dia tak bertemu Pardomuan. Hidupnya jauh lebih sengsara dari yang pernah dia alami. Dia didera kelaparan yang hebat, dan rasa lapar itu membuatnya takut mati. Ketakutan pada kematian membuatnya bertekad melawan rasa takut itu dengan segala cara, dan dia akhirnya memilih jalan yang sesat menurun orang-orang yang tak pernah kelaparan.

Suatu hari polisi menangkapnya karena merampok. Dia berhasil lolos setelah membunuh seorang polisi dan menyandera seorang anak kecil. Dia melarikan diri ke Jambi, tapi di sana dia berkelahi dengan seorang preman dan menikam orang itu. Dia kabur dan akhirnya singgah di Lampung meskipun sebetulnya dia ingin ke Bangka atau Belitung. Dia pikir, menyeberangi laut dan tinggal di sebuah pulau akan lebih aman, tetapi seorang kawannya menyarankan agar dia pergi ke Lampung dan tinggal bersama keluarga perambah hutan yang ada di provinsi itu.

Dia akhirnya tiba di Mesuji, mula-mula dia bekerja sebagai buruh tani. Pekerjaan itu sangat menyiksanya. Dia putuskan menerima ajakan salah seorang kawan untuk merambah hutan milik negara, mematok tanah itu dan menjualnya kepada siapa saja yang mau membayar. Dia kemudian dikenal sebagai pengusaha tanah, dan dia melindungi siapa saja yang membeli tanah dari dia.

Pada suatu hari, perusahaan pemilik hak guna usaha (HGU) atas tanah yang telah diperjualbelikannya hingga di atas lahan itu berdiri sebuah perkampungan, mengajukan gugatan agar pemerintah mengosongkan lahan tersebut karena mereka hendak membuka usaha agrobisnis. Polisi dikerahkan untuk mengusir warga, dia maju ke depan mengajak warga memberikan perlawanan.

Perang terjadi dan banyak korban jiwa. Dia diidentifokasi sebagai otak kerusuhan dan dia jadi buronan. Dia melarikan diri ke Jakarta, kemudian bertemu dengan seseorang bernama Pardomuan.

**

Dia pernah merasakan menjadi anak orang kaya sampai usianya 13 tahun dan dia pernah merasakan menjadi penjahat sampai usianya 20 tahun. Kini dia berdiri di hadapan Pardomuan, abangnya yang meninggalkannya saat usianya 13 tahun, dan dia harus menghukum laki-laki itu karena berkhianat pada organisasi.

Dia memegang pistol yang baru diberikan Bang Togu, pimpinan organisasi yang telah menyelamatkannya dari kejaran polisi.

Pardomuan yang membawanya bertemu dengan Bang Togu, dia juga yang meminta Bang Togu agar menerima adiknya sebagai anggota. “Aku terima,” kata Bang Togu, lalu menugasinya memungut uang hasil penjualan narkoba dari sejumlah bandar yang ada di Jakarta. “Jangan pernah berkhianat!”

Dia berterima kasih dan tak pernah menyangka kalau Pardomuan justru yang berkhianat. Abangnya melaporkan operasi mereka kepada polisi, dan polisi berhasil menggagalkan sejumlah transaksi.

“Kau habisi dia!” kata Bang Togu setelah memberikan pestol. “Pengkhianat harus mati.”

Dia menembak Pardomuan sambil mengenang seluruh keluarganya yang telah mati. Tapi dia tidak menangis.(*)


Penulis merupakan seorang Sastrawan. Aktif menulis esai dan puisi di berbagai media. Untuk info lanjut, penulis aktif di akun FB: Budi P Hutasuhut.

Tags: #cerpen#kisah#tragedi
Share80SendShare

Related Posts

Mengapa Membahas Masa Depan Guru “Dianggap” Tidak Menarik?

01/05/2023

Oleh: Agi Julianto Martuah Purba PIRAMIDA.ID- “Mengapa sejauh ini kampus kita tidak mengadakan seminar tentang tantangan dan strategi profesi guru di...

Membangun Demokrasi: Merawat Partisipasi Perempuan di Bidang Politik

14/04/2023

Oleh: Anggith Sabarofek* PIRAMIDA.ID- Demokrasi, perempuan dan politik merupakan tiga unsur yang saling berkesinambungan satu dengan yang lain. Berbicara mengenai...

Dari Peristiwa Kanjuruhan Hingga Batalnya Indonesia Tuan Rumah Piala Dunia U-20

03/04/2023

Oleh: Edis Galingging* PIRAMIDA.ID- Dunia sepak bola tanah air sedang merasakan duka yang dalam. Kali ini, duka itu hadir bukan...

Prinsip-Prinsip Disiplin Kelas

02/04/2023

Oleh: Muhammad Muharram Azhari* PIRAMIDA.ID- Pengertian disiplin menurut Elizabeth Hurtock mengemukakan bahwa; Disiplin itu berasal dari kata "discipline", yaitu seseorang...

RUU Omnibus Law Kesehatan: Keberadaan, Tantangan dan Peluang

27/03/2023

Oleh: Cornelius Corniado Ginting, S.H. PIRAMIDA.ID- Badan Legislasi (Baleg) DPR telah menyetujui Rancangan Undang-Undang (RUU) tentang Kesehatan Omnibus Law dibawa...

Tata Kelola Kawasan Industri Mewujudkan Pembangunan Berkelanjutan & Berkeadilan

24/03/2023

Oleh: Cornelius Corniado Ginting, S.H. PIRAMIDA.ID- Perkembangan industri yang pesat dewasa ini antara lain diakselerasi oleh penerapan kemajuan teknologi guna...

Load More

Tinggalkan Komentar Batalkan balasan

Terkini

Berita

Pancasila Fest GMKI Dimulai di Ende, Sinergi Menuju Net Zero Emissions

28/05/2023
Berita

Rayakan Dies Natalis, PMKRI Siantar Gelar Dialog Publik dan Lomba Menulis Esai

26/05/2023
Edukasi

Pemilu sebagai Sarana Demokrasi Rakyat

25/05/2023
Edukasi

Data Pemilih Akurat: Anggaran Efesien, Pemilu Berkualitas!

23/05/2023
Berita

Peringati Hari Kenaikan Yesus Kristus, Ini Seruan yang Disampaikan PARKINDO

18/05/2023
Berita

Jelang Pemilu 2024, Ketua ILAJ Sebut 20 Alasan LBP Layak jadi Cawapres

09/05/2023

Populer

Edukasi

Keterbatasan Jumlah Guru Terampil

09/12/2021
Dialektika

Prinsip-Prinsip Disiplin Kelas

02/04/2023
Berita

Rayakan Dies Natalis, PMKRI Siantar Gelar Dialog Publik dan Lomba Menulis Esai

26/05/2023
Berita

Duta Bahasa Sumatera Utara 2022 Laksanakan Krida Kebahasaan di Rumah Baca Pelita Bangsa

07/10/2022
Berita

Kritik Sastra: Pengertian, Fungsi, Manfaat dan Pendekatan

14/11/2022
Edukasi

Analisis Keadilan dan Kesetaraan Gender Film 3 Srikandi

31/12/2021

FULL CAFE SIANTAR DI JALAN NARUMONDA ATAS NO 30

  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman
  • Terms
  • Policy

© 2020-2021 Piramida ID

wisata indonesia - destinasi wisata terpopuler Rotasi Asia - Berita Terkini Spot Wisata Danau Toba Terbaik destinasi wisata dunia

No Result
View All Result
  • Kabar Desa
  • Dunia
  • Ekologi
  • Dialektika
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Lainnya
    • Ekosospolbud
    • Pojokan
    • Sains
    • Spiritualitas

© 2020-2021 Piramida ID

wisata indonesia - destinasi wisata terpopuler Rotasi Asia - Berita Terkini Spot Wisata Danau Toba Terbaik destinasi wisata dunia