Piramida.id
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman
  • Terms
  • Policy
Sabtu, Mei 24, 2025
  • Kabar Desa
  • Dunia
  • Ekologi
  • Dialektika
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Lainnya
    • Ekosospolbud
    • Pojokan
    • Sains
    • Spiritualitas
No Result
View All Result
  • Kabar Desa
  • Dunia
  • Ekologi
  • Dialektika
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Lainnya
    • Ekosospolbud
    • Pojokan
    • Sains
    • Spiritualitas
No Result
View All Result
Piramida.id
  • Berita
  • Dialektika
  • Dunia
  • Edukasi
  • Ekologi
  • Ekosospolbud
  • Kabar Desa
  • Pojokan
  • Sains
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Spiritualitas
Home Dunia

Hanya Ada Satu Partai, untuk Apa Soviet Menggelar Pemilu?

by Redaksi
11/12/2020
in Dunia
98
SHARES
702
VIEWS
Bagikan ke FacebookBagikan ke WhatsappBagikan ke Telegram

PIRAMIDA.ID- Agak mengejutkan bahwa sistem partai tunggal Soviet memiliki pemilihan umum (pemilu). Nyatanya, itu memang ada. Ketika konstitusi baru Soviet disahkan pada 1936, badan legislatif tertinggi yang disebut Majelis Agung Uni Soviet dibentuk. Anggotanya dipilih empat tahun sekali melalui pemilu.

Hari pelaksanaan pemilu mirip libur nasional, yang ditandai dengan perayaan massal.

Musik, Barang-Barang Langka, dan Perayaan

Mirip seperti negara-negara yang memonopoli kekuatan politiknya, jumlah pemilih dalam pemilu Soviet hampir selalu seratus persen. Mereka yang berpartisipasi dalam pemilu mengatakan tidak ada tekanan untuk hadir dan datang ke tempat pemungutan suara (TPS) secara sukarela. Mereka menganggapnya sebagai cara untuk menunjukkan keyakinan mereka, yang memang sudah menjadi tugas mereka. Akan tetapi, pihak berwenang juga membujuk mereka secara halus untuk hadir dengan cara memberikan insentif.

Sebelum pemilu, pemerintah gencar meluncurkan kampanye yang bertujuan meningkatkan jumlah pemilih. Koran-koran mencetak pengumuman pemilu yang akan datang untuk memberitahu tanggal penyelenggaraannya. Selain itu, laporan-laporan membosankan tentang persiapan pemilu juga selalu diberitakan.

Para pemilih juga menerima catatan pribadi untuk mengingatkan rekan-rekannya berpartisipasi dalam pemilu.

Dilihat dari jumlah pemilih yang besar, artinya strategi yang diterapkan pemerintah sangat berhasil. Masyarakat datang berdondong-bondong bersama keluarga dan teman, serta sering kali berfoto bersama untuk mengenang hari yang luar biasa itu. Biasanya, suasana di TPS berlangsung meriah.

“Kami selalu memilih datang pagi-pagi karena di TPS Anda bisa membeli berbagai produk yang jarang ditemui setiap hari, seperti jeruk, kue, kue kering, dan beberapa buku langka yang tidak mungkin untuk dibeli. Biasanya, barang-barang itu habis terjual dengan cepat,” kenang Aleksandra Goryushina, 83, yang berpartisipasi dalam pemilu Soviet.

Tugas Sakral

Terlepas dari suasana pesta dan pancingan berbagai produk langka untuk memikat pemilih agar datang ke TPS, mayoritas warga Soviet percaya bahwa memilih adalah tugas mereka karena setiap pemilu nonalternatif secara otomatis menjadi mosi percaya pada validitas sistem komunis.

“Orang-orang datang ke TPS terlepas dari kesempatan untuk membeli produk yang jarang ditemui. Sebagian orang menginginkan sosis, sementara yang lain tidak. Namun, semua orang menganggap bahwa mereka harus memilih. Itu adalah (tugas) sakral,” ujar Nikolai Bobrov, yang telah berpartisipasi dalam pemilu sejak 1971.

Ketika seseorang tidak menyukai gagasan untuk memilih calon yang sudah disetujui dan tidak menghadapi persaingan sebelum mencalonkan diri untuk sebuah jabatan tertentu, ia akan tetap memilih calon itu karena tekanan teman yang memaksa mereka untuk memberikan suaranya.

“Ayah saya, misalnya, sangat tidak menyukai pemilu. Meskipun demikian, dia tetap memilih,” kata Bobrov.

Calon Tunggal

Partai Komunis Uni Soviet (CPSU) adalah satu-satunya kekuatan politik di Negeri Tirai Besi. Jadi, tidak ada oposisi di sana.Semua warga negara diharapkan untuk mendukungnya dan setiap pertentangan terhadap garis partai dianggap sebagai tanda perbedaan pendapat yang tidak dapat di percaya.

Sebagian besar calon diusung oleh CPSU, tetapi ada juga calon resmi independen. Meskipun demikian, mereka juga bersekutu dengan para calon CPSU dan tidak melawan mereka.

Di setiap daerah pemilihan hanya ada satu calon yang mencalonkan diri melalui mimbar yang dikenal sebagai ‘blok komunis dan anggota nonpartai yang tidak dapat dihancurkan’.

Para pemilih diizinkan untuk memberikan suara menentang calon tunggal yang ada, tetapi  mereka harus menggunakan bilik suara. Sementara, mereka yang memberikan suara untuk sang calon tanpa tandingan dapat langsung memasukkan surat suara kosong ke dalam kota suara tanpa harus menggunakan bilik suara.

Kebanyakan orang langsung memasukkan surat suara ke kotak suara dan mereka yang menggunakan bilik suara dicurigai sebagai pembangkang potensial.

Ketika Mikhail Gorbachev berkuasa, langkah-langkah demokratisasi dalam sistem politik Soviet baru diterapkan dengan membentuk badan legislatif baru yang dikenal sebagai Kongres Deputi Rakyat pada 1989. Sejak saat itu, barulah rakyat Soviet merasakan pemilu yang kompetitif.(*)


Russia Beyond.

Tags: #partaitunggal#pemilu#soviet
Share39SendShare

Related Posts

Kebahagiaan Berasal dari Keyakinan dalam Diri

10/07/2023

PIRAMIDA.ID- Pernahkah Anda berkata pada diri sendiri saat marah, ‘Saya tidak boleh marah?' Atau mungkin ketika Anda merasa sedikit sedih,...

Mengapa Orang Terlihat Serius dan Tidak Tersenyum di Foto-foto Kuno?

30/04/2023

PIRAMIDA.ID- Foto-foto pertama diambil pada akhir tahun 1820-an. Tetapi sampai tahun 1920-an, tampaknya orang-orang mulai “belajar” tersenyum saat di foto....

Bagaimana Asal Usul Jabat Tangan?

02/04/2023

PIRAMIDA.ID- Kita sudah begitu terbiasa berjabat tangan dengan orang lain, kita hampir tidak memikirkan bagaimana, di mana, dan mengapa kebiasaan...

Marcus Aurelius: Kaisar Romawi Baik Hati yang Juga Seorang Filsuf

05/03/2023

PIRAMIDA.ID- Marcus Aurelius lahir pada 26 April 121 Masehi di Roma dengan nama lahir Marcus Annius Verus. Perjalanan hidupnya membuat...

Melihat Penghasilan Lenin dan Stalin

22/08/2022

PIRAMIDA.ID- Ketika para pemimpin Soviet pertama berkuasa, mereka menyiarkan slogan-slogan seperti “Tanah untuk Petani! Pabrik untuk Para Pekerja!” dan berjanji bahwa...

Sekilas tentang Abad Kegelapan: Apakah Kesenian juga Menjadi “Gelap”?

04/07/2022

PIRAMIDA.ID- Setelah kekaisaran raksasa Romawi Kuno perlahan menyusut hingga akhirnya tumbang dan hilang di tahun 476 M, maka hingga bertahun-tahun...

Load More

Tinggalkan KomentarBatalkan balasan

Terkini

Berita

Aliansi Mahasiswa Siantar Se-Jabodetabek Akan Kepung Mabes Polri: Tuntut Penangkapan Wali Kota Wesli Silalahi

11/05/2025
Berita

Satgas Penertiban Kawasan Hutan (PKH): Penegakan Hukum atau Alibi Militerisasi Atas Nama Konservasi?

09/05/2025
Berita

Ketua Front Justice: Kepemimpinan Wesly Silalahi Dinilai Gagal, Siantar Mengarah ke Kemunduran dan Kota Gelap

07/05/2025
Berita

GMKI Cabang Bandar Lampung Ungkap Krisis Kepolisian di Daerah Lampung: “Kekuasaan Tanpa Kendali, Rakyat Tanpa Perlindungan”

01/05/2025
Berita

Fawer Sihite Luncurkan Buku “Menghidupi Kembali Ut Omnes Unum Sint”: Refleksi dan Kebangkitan GMKI

22/04/2025
Edukasi

Refleksi Paskah dan Titik Balik Kebangkitan Ekonomi Indonesia

20/04/2025

Populer

Dunia

Sumber Air Bersih dan Air Minum di Arab Saudi

07/06/2020
Edukasi

Peran Pemuda dan Mahasiswa untuk Pengembangan SDM

03/02/2023
Berita

Resmi Sertijab, Ini Struktur PP GMKI 2022-2024

01/02/2023
Spiritualitas

Kasih Sebagai Perintah Baru

26/07/2020
Dialektika

Prinsip-Prinsip Disiplin Kelas

02/04/2023
Pojokan

Aku dan Sejuta Masalah Hidupku

17/06/2021
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman
  • Terms
  • Policy

© 2020-2024 Piramida ID

rotasi barak berita hari ini danau toba

No Result
View All Result
  • Kabar Desa
  • Dunia
  • Ekologi
  • Dialektika
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Lainnya
    • Ekosospolbud
    • Pojokan
    • Sains
    • Spiritualitas

© 2020-2024 Piramida ID

rotasi barak berita hari ini danau toba