Piramida.id
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman
  • Terms
  • Policy
Jumat, Juli 4, 2025
  • Kabar Desa
  • Dunia
  • Ekologi
  • Dialektika
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Lainnya
    • Ekosospolbud
    • Pojokan
    • Sains
    • Spiritualitas
No Result
View All Result
  • Kabar Desa
  • Dunia
  • Ekologi
  • Dialektika
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Lainnya
    • Ekosospolbud
    • Pojokan
    • Sains
    • Spiritualitas
No Result
View All Result
Piramida.id
  • Berita
  • Dialektika
  • Dunia
  • Edukasi
  • Ekologi
  • Ekosospolbud
  • Kabar Desa
  • Pojokan
  • Sains
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Spiritualitas
Home Dialektika

Kemerdekaan yang Sesungguhnya

by Redaksi
28/08/2022
in Dialektika
105
SHARES
750
VIEWS
Bagikan ke FacebookBagikan ke WhatsappBagikan ke Telegram

Oleh: Soly Deo Glorya Hutagalung*

PIRAMIDA.ID- Setelah lepas dari penjajahan, negara Indonesia merdeka sejak 17 Agustus 1945. Pada tahun ini, Indonesia memperingati kemerdekaannya yang ke-77.

Terlepas dari angka yang digambarkan tua untuk manusia, 77 tahun merupakan angka yang berarti, bahwa perjuangan bangsa ini belum usai. Seperti yang kita ketahui, perjuangan yang dilakukan oleh leluhur kita untuk mencapai ke titik 77 tahun sebagai bangsa merdeka ini tentu tidaklah mudah.

Banyak sekali yang telah mereka lakukan, mulai dari usaha-usaha hingga pertumpahan darah untuk memperjuangkan kemerdekaan bangsa kita. Untuk itu kita menjadi sangat penting untuk merefleksikan kemerdekaan sebagai bentuk penghargaan kita terhadap para pahlawan di masa lalu yang telah berjuang mati-matian demi kemerdekaan yang kita rasakan saat ini.

Bagi penulis, makna merdeka di masa lalu berarti bebas dan lepas dari penderitaan serta dapat berdiri pada kaki sendiri. Sementara makna merdeka di masa hari ini adalah bagaimana cara kita sebagai generasi penerus bangsa mengisi kemerdekaan dengan hal-hal yang positif dan membangun bangsa ini lebih baik ke depannya.

Dilansir dari laman Kementerian Sekretariat Negara Republik Indonesia (Kemensetneg) yang mempublikasikan Tema besar kemerdekaan RI ke-77 tahun, yaitu “Pulih Lebih Cepat Bangkit Lebih Kuat” merupakan refleksi nilai-nilai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika yang mempersatukan Indonesia.

Dasar-dasar negara tersebut menuntun bangsa Indonesia untuk bersama pulih lebih cepat agar siap menghadapi tantangan global dan bangkit lebih kuat untuk siap membawa Indonesia maju.

Momentum kemerdekaan yang kita rayakan saat ini pun harus menjadi perenungan bagi diri kita ke depannya supaya kita merdeka dalam arti sesungguhnya. Merdeka dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, merdeka didalam kebangkitan ekonomi, kesehatan, keadilan social dan juga berpolitik.

Apalagi sebagai generasi muda, kita harus merdeka dalam mengembangkan ide dan kreatifitas serta mendapatkan hak pendidikan akademik dan karakter untuk menjadi anak bangsa yang berwawasan, berkarakter dan memiliki idealisme serta rasa nasionalisme yang tinggi.

Kita harus mampu melepaskan diri kita dari tekanan dan kungkungan kejahatan yang tampak maupun yang tidak. Selain itu kedudukan kita sebagai ujung tombak dari perubahan harus kritis dan berani menegakkan keadilan serta memerangi kejahatan.

Selain memerdekakan diri sebagai generasi muda, kita juga perlu memerdekakan diri kita sebagai seorang perempuan. Ketika masa kolonialisme masih berkuasa di Indonesi kondisi kaum perempuan sangat memperihatinkan.

Para perempuan di masa itu tidak mendapatkan hak mereka sebagaimana mestinya. Mereka ditindas dan dianggap sebagai kaum yang sangat lemah. Sehingga tidak mengherankan lagi jika dalam status sosial di masyarakat kedudukan perempuan selalu lebih rendah daripada kaum laki-laki pada masa itu.

Di usia Indonesia yang ke-77 tahun ini, sebagai kaum perempuan kita juga harus mampu untuk terus maju supaya dapat sejajar dengan kaum adam. Perempuan harus menjadi manusia merdeka yang mampu menjadi seorang ibu, pengelola rumah tangga, dan juga dapat bekerja dan senantiasa berkarya. Kaum perempuan harus berani menyuarakan ketidakadilan, memberantas pelecehan, dan pengrusakan mental yang terjadi di dunia maya.

Kita juga harus mampu untuk mempertahankan martabat sebagai seorang perempuan supaya kita tidak lagi dianggap sebagai masyarakat kelas dua. Terakhir saya ingin menegaskan, jangan sampai pada momentum kemerdekaan Indonesia ke-77 tahun ini, kita gagal menjadi perempuan yang merdeka.

Kemerdekaan bukan sekedar euphoria belaka, namun juga mengenai bagaimana cara kita mengisi kemerdekaan itu. Hidup NKRI, Jayalah Indonesiaku, Hidup Perempuan Indonesia.
Merdeka!(*)


Penulis merupakan Fungsionaris Bidang Internal Departemen Organisasi, Informasi, dan Komunikasi Komisariat Absalom GMKI Jambi.

Tags: #Indonesia#kemerdekaan#refleksi
Share42SendShare

Related Posts

Pidato Lengkap Jefri Gultom di Dies Natalis GMKI ke-74: Bangkit Ditengah Pergumulan

26/02/2024

Bangkit Ditengah Pergumulan Pidato 74 tahun GMKI Jefri Edi Irawan Gultom Para peletak sejarah selalu berpegang pada prinsip ini, ‘’perjalanan...

Pewaris Opera Batak

11/07/2023

Oleh: Thompson Hs* PIRAMIDA.ID- Tahun 2016 saya menerima Anugerah Kebudayaan dari Kemdikbud (sekarang Kemendikbudristek) Republik Indonesia di kategori Pelestari. Sederhananya,...

Mengapa Membahas Masa Depan Guru “Dianggap” Tidak Menarik?

01/05/2023

Oleh: Agi Julianto Martuah Purba PIRAMIDA.ID- “Mengapa sejauh ini kampus kita tidak mengadakan seminar tentang tantangan dan strategi profesi guru di...

Membangun Demokrasi: Merawat Partisipasi Perempuan di Bidang Politik

14/04/2023

Oleh: Anggith Sabarofek* PIRAMIDA.ID- Demokrasi, perempuan dan politik merupakan tiga unsur yang saling berkesinambungan satu dengan yang lain. Berbicara mengenai...

Dari Peristiwa Kanjuruhan Hingga Batalnya Indonesia Tuan Rumah Piala Dunia U-20

03/04/2023

Oleh: Edis Galingging* PIRAMIDA.ID- Dunia sepak bola tanah air sedang merasakan duka yang dalam. Kali ini, duka itu hadir bukan...

Prinsip-Prinsip Disiplin Kelas

02/04/2023

Oleh: Muhammad Muharram Azhari* PIRAMIDA.ID- Pengertian disiplin menurut Elizabeth Hurtock mengemukakan bahwa; Disiplin itu berasal dari kata "discipline", yaitu seseorang...

Load More

Tinggalkan KomentarBatalkan balasan

Terkini

Berita

Robot Polri Tuai Kritik Netizen, Fawer Sihite: Inovasi Harus Disambut Baik, Tapi Polri Perlu Bangun Instrumen Komunikasi yang Efektif

30/06/2025
Berita

Tokoh Cipayung Plus Gabung Golkar Lewat AMPI, Jefri Gultom: Politik Adalah Etika untuk Melayani

28/06/2025
Berita

Tokoh Cipayung Plus Login Golkar Pada HUT AMPI, Bahlil Lahadalia : Adik-Adik Saya Sudah di Jalan Yang Benar

28/06/2025
Berita

IRKI Nilai Tafsir UU Tipikor atas Pedagang Pecel Lele Menyesatkan

22/06/2025
Dunia

Perang Israel-Iran Menunjukkan Pentingnya STEM, Fawer Sihite: Dukung Sikap Presiden Prabowo

22/06/2025
Berita

Buntut Viralnya Dugaan Kekerasan Terhadap Tunanetra di Siantar, ILAJ Minta KND Periksa Wali Kota dan Jajaran Terkait

19/06/2025

Populer

Berita

Tokoh Cipayung Plus Login Golkar Pada HUT AMPI, Bahlil Lahadalia : Adik-Adik Saya Sudah di Jalan Yang Benar

28/06/2025
Berita

Robot Polri Tuai Kritik Netizen, Fawer Sihite: Inovasi Harus Disambut Baik, Tapi Polri Perlu Bangun Instrumen Komunikasi yang Efektif

30/06/2025
Edukasi

Keterbatasan Jumlah Guru Terampil

09/12/2021
Berita

Tokoh Cipayung Plus Gabung Golkar Lewat AMPI, Jefri Gultom: Politik Adalah Etika untuk Melayani

28/06/2025
Pojokan

Aku dan Sejuta Masalah Hidupku

17/06/2021
Dunia

Sumber Air Bersih dan Air Minum di Arab Saudi

07/06/2020
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman
  • Terms
  • Policy

© 2020-2024 Piramida ID

rotasi barak berita hari ini danau toba

No Result
View All Result
  • Kabar Desa
  • Dunia
  • Ekologi
  • Dialektika
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Lainnya
    • Ekosospolbud
    • Pojokan
    • Sains
    • Spiritualitas

© 2020-2024 Piramida ID

rotasi barak berita hari ini danau toba