Piramida.id
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman
  • Terms
  • Policy
Rabu, Juni 18, 2025
  • Kabar Desa
  • Dunia
  • Ekologi
  • Dialektika
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Lainnya
    • Ekosospolbud
    • Pojokan
    • Sains
    • Spiritualitas
No Result
View All Result
  • Kabar Desa
  • Dunia
  • Ekologi
  • Dialektika
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Lainnya
    • Ekosospolbud
    • Pojokan
    • Sains
    • Spiritualitas
No Result
View All Result
Piramida.id
  • Berita
  • Dialektika
  • Dunia
  • Edukasi
  • Ekologi
  • Ekosospolbud
  • Kabar Desa
  • Pojokan
  • Sains
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Spiritualitas
Home Ekologi

Mengenali Bahaya Minyak Jelantah Bagi Lingkungan

by Redaksi
22/01/2022
in Ekologi
113
SHARES
808
VIEWS
Bagikan ke FacebookBagikan ke WhatsappBagikan ke Telegram

PIRAMIDA.ID- Minyak goreng merupakan salah satu bahan yang sering dijumpai sehari-hari. Hampir setiap rumah tangga memasak menggunakan minyak goreng setiap hari. Selesai memasak, biasanya sisa minyak yang masih jernihakan disimpan dan dipakai kembali beberapa kali. Jika sudah berubah warna kehitaman dan tak layak pakai, minyak akan dibuang.

Minyak bekas pakai atau biasa disebut jelantah biasa dibuang langsung di saluran pembuangan air, bak cuci piring, bahkan ke tanah. Meski terbilang praktis, cara tersebut nyatanya memiliki dampak buruk bagi lingkungan. Membuang minyak jelantah sembarangan menjadi bukti kurangnya edukasi masyarakat mengenai bahaya yang mengancam.

Perlu diketahui bahwa minyak jelantah termasuk limbah B3 yang dihasilkan rumah tangga. Limbah B3 adalah limbah yang dalam konsentrasinya mengandung zat berbahaya yang dapat merusak lingkungan dan berdampak buruk pada kesehatan.

Penggunaan minyak goreng di Indonesia

Menurut keterangan dari publikasi Indonesia Oilseeds and Products Annual 2019 diketahui bahwa konsumsi minyak goreng rumah tangga di Indonesia jumlahnya mencapai 13 juta ton. Berdasarkan data United States Department of Agriculture (USDA), negara dengan konsumsi minyak goreng terbanyak pada tahun 2019 berturut-turut adalah Indonesia, India, China, dan Malaysia

Dari tingginya tingkat konsumsi minyak goreng terus pada akhirnya menghasilkan residu berupa minyak jelantah. Namun, berdasarkan kajian TNP2K dan Traction Energi Asia pada tahun 2019, minyak jelantah yang dapat dikumpulkan di Indonesia baru mencapai 3 juta KL atau hanya 18,5 persen dari total konsumsi minyak goreng sawit nasional.

Survei lain yang dilakukan oleh Katadata Insight Center (KIC) terhadap 140 rumah tangga pengguna minyak goreng pada Agustus-September 2020 menunjukka bahwa hanya 35,7 persen responden yang tidak membuang minyak goreng bekas.

Ada beberapa alasan mengapa pelaku rumah tangga tidak mengolah minyak jelantah, antara lain tidak tahu cara mengolah jelantah (73,3 persen), tidak tahu menjual ke mana (38,9 persen), tidak mau repot (34,4 persen), menganggap minyak bekas berbahaya (23,3 persen), dan lainnya (4,4 persen).

Bahaya minyak jelantah bagi lingkungan

Membuang minyak jelantah sembarangan akan menimbulkan berbagai masalah seperti penyumbatan pipa. Ini karena percampuran minyak bekas yang baru dituang dengan tanah di saluran drainase dapat berpotensi menyumbat saluran. Minyak juga bisa menurunkan kualitas air tanah, menyumbat pori-pori tanah, membuat tanah menjadi keras, dan kesuburannya berkurang.

Selain itu, minyak jelantah yang dibuang langsung ke sungai atau laut akan mengapung di permukaan air dan menghalangi sinar matahari. Dampaknya akan mengganggu proses fotosintesis tumbuhan dan dan menurunkan kadar oksigen yang dibutuhkan oleh biota laut.

Minyak jelantah yang dibuang ke air (sungai atau laut) akan mengapung di permukaan air dan menghalangi sinar matahari. Kondisi ini akan mengganggu proses fotosintesis tumbuhan dan menurunkan kadar oksigen yang dibutuhkan biota laut.

Menurut penjelasan Katrina Oginawati, Pakar lingkungan Institut Teknologi Bandung (ITB), jika akhir pembuangan minyak jelantah ke saluran air bisa menyebabkan saluran pembuangan tersumbat. Lalu jika minyak bermuara di danau atau laut, lemak minyak akan berkumpul dan membentuk lapisan yang dapat menutupi permukaan air. Lapisan tersebut akan menghalangi sinar matahari dan pasokan oksigen yang dapat berubah jadi racun dan tentunya bahaya bagi mahluk hidup.

Memang tak dapat dimungkiri bila masih banyak masyarakat yang belum paham bagaimana cara membuang minyak bekas dengan benar. Dampaknya angka Biological Oxygen Demand (BOD) dan Chemical Oxygen Demand (COD) meningkat dan jumlah oksigen terlarut yang dibutuhkan mikroorganisme mengurai bahan organik menjadi makin banyak padahal kualitas air menurun.

Ahli toksikologi kimia dari Universitas Indonesia (UI), Budiawan, menjelaskan bahwa minyak goreng bekas pakai sebaiknya diperlakukan sebagai limbah dan tidak boleh dibuang sembarangan.

Membuang minyak jelantah yang benar dan alternatif pemanfaatan

Dikatakan Budiman bahwa cara aman untuk membuang minyak jelantah yaitu dengan dikumpulkan terlebih dahulu dan dikelola oleh pihak ketiga sesuai dengan kebijakan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).

Salah satu tempat di mana Anda bisa ‘membuang’ minyak jelantah dengan aman adalah Waste4Change. Mereka memiliki program pengolagan limbah minyak jelantah dan dapat dikirim melalui jasa ekspedisi. Limbah jelantah tinggal dikirim dengan menggunakan wadah tertutup rapat dan tidak mudah bocor. Nantinya, kiriman minyak jelantah akan diolah menjadi bahan bakar biodesel.

Minyak jelantah memang harus diolah sebaik mungkin agar tidak berbahaya bagi lingkungan. Pemanfaatan minyak jelantah untuk biodesel memang jadi salah satu alternatifnya dan sudah diimplementasikan di berbagai negara seperti Finlandia, Inggris, Amerika Serikat, Belanda, Cina, Jepang, Korea Selatan, Singapura, dan Malaysia.

Namun, sebenarnya masih banyak alternatif lain untuk memanfaatkan minyak jelantah. Misalnya dijadikan bahan dalam pembuatan sabun cuci baju, pupuk tambahan untuk tanaman, bahan bakar lampu minyak, cairan pembersih lantai, aromaterapi, hingga dimurnikan untuk jadi pakan unggas.(*)


Good News From Indonesia

Tags: #lingkungan#minyakjelantah#pencemaran
Share45SendShare

Related Posts

Menelusuri Asal Usul Makna Warna Hijau & Gerakan Lingkungan

05/03/2023

PIRAMIDA.ID- Pada Februari 1970, sekelompok hippie dan aktivis berkumpul di Vancouver, Kanada untuk membahas rencana uji coba nuklir di Pulau...

Perspektif Sosiologi terhadap Permasalahan Eksistensi Nelayan Skala Kecil

27/10/2022

Oleh: Adhitya Qurdiansyah (2205030012) PIRAMIDA.ID- Nelayan merupakan sebuah istilah bagi setiap individu atau kelompok yang mana kesehariannya bekerja menangkap ikan...

Di Jambi Penyelesaian Konflik Agraria Dinilai Setengah Hati, WALHI Ungkap Sejumlah Persoalan

26/07/2022

PIRAMIDA.ID- Proses penyelesaian konflik agraria di wilayah Provinsi Jambi, diakui masih menapaki jakan terjal oleh Manager Advokasi Wahana Lingkungan Hidup...

Apa yang Terjadi jika Kita Berhenti Menggunakan Plastik?

06/07/2022

PIRAMIDA.ID- Dari 8.300 juta ton plastik murni yang diproduksi hingga akhir tahun 2015, terdapat 6.300 juta tonnya telah dibuang. Sebagian...

Dampak Plastik terhadap Lingkungan

07/06/2022

Oleh: Lidya Putri* PIRAMIDA.ID- Kantung plastik kresek dan kemasan dari plastik lainnya merupakan alat pengemas yang paling banyak dipergunakan karena...

Apakah Efektif Pola Baru Pengawasan dan Penegakan Hukum di Laut Indonesia?

09/04/2022

PIRAMIDA.ID- Pengamanan wilayah laut menjadi kegiatan sangat penting untuk bisa terus berlangsung sepanjang tahun. Kegiatan tersebut tak hanya untuk mengamankan...

Load More

Tinggalkan KomentarBatalkan balasan

Terkini

Berita

Kader IPK Taput Diduga di Aniaya Akibat Keributan di Purbatua

17/06/2025
Berita

Refleksi Hari Lahir Pancasila, Fawer Sihite: Kita Harus Dengarkan Hati Nurani Rakyat

01/06/2025
Berita

Kalah Sebagai Calon Ketua Umum, Fawer Sihite Pastikan Dukung Kepemimpinan Prima Surbakti dan Jessica Worouw di GMKI

28/05/2025
Berita

Aliansi Mahasiswa Siantar Se-Jabodetabek Akan Kepung Mabes Polri: Tuntut Penangkapan Wali Kota Wesli Silalahi

11/05/2025
Berita

Satgas Penertiban Kawasan Hutan (PKH): Penegakan Hukum atau Alibi Militerisasi Atas Nama Konservasi?

09/05/2025
Berita

Ketua Front Justice: Kepemimpinan Wesly Silalahi Dinilai Gagal, Siantar Mengarah ke Kemunduran dan Kota Gelap

07/05/2025

Populer

Dunia

Sumber Air Bersih dan Air Minum di Arab Saudi

07/06/2020
Berita

Kader IPK Taput Diduga di Aniaya Akibat Keributan di Purbatua

17/06/2025
Dialektika

Prinsip-Prinsip Disiplin Kelas

02/04/2023
Berita

Ketua Front Justice: Kepemimpinan Wesly Silalahi Dinilai Gagal, Siantar Mengarah ke Kemunduran dan Kota Gelap

07/05/2025
Berita

Aliansi Mahasiswa Siantar Se-Jabodetabek Akan Kepung Mabes Polri: Tuntut Penangkapan Wali Kota Wesli Silalahi

11/05/2025
ilustrasi/getty images
Pojokan

Sejarah Tai

03/08/2020
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman
  • Terms
  • Policy

© 2020-2024 Piramida ID

rotasi barak berita hari ini danau toba

No Result
View All Result
  • Kabar Desa
  • Dunia
  • Ekologi
  • Dialektika
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Lainnya
    • Ekosospolbud
    • Pojokan
    • Sains
    • Spiritualitas

© 2020-2024 Piramida ID

rotasi barak berita hari ini danau toba