Piramida.id
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman
  • Terms
  • Policy
Minggu, Oktober 1, 2023
  • Kabar Desa
  • Dunia
  • Ekologi
  • Dialektika
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Lainnya
    • Ekosospolbud
    • Pojokan
    • Sains
    • Spiritualitas
No Result
View All Result
  • Kabar Desa
  • Dunia
  • Ekologi
  • Dialektika
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Lainnya
    • Ekosospolbud
    • Pojokan
    • Sains
    • Spiritualitas
No Result
View All Result
Piramida.id
  • Berita
  • Dialektika
  • Dunia
  • Edukasi
  • Ekologi
  • Ekosospolbud
  • Kabar Desa
  • Pojokan
  • Sains
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Spiritualitas
Home Sorot Publik

Merujuk Sejarah Pandemi, Bagaimana Pandemi COVID-19 ini Berakhir?

by Redaksi
09/09/2020
in Sorot Publik
98
SHARES
700
VIEWS
Bagikan ke FacebookBagikan ke WhatsappBagikan ke Telegram

PIRAMIDA.ID- Sekitar 100 tahun lalu, satu jenis baru influenza menulari hampir sepertiga penduduk dunia. Namun dalam waktu tiga tahun, ancaman flu yang mematikan tersebut kemudian hilang.

Hal tersebut terjadi di saat layanan kesehatan modern belum tersedia dan pemahaman mengenai virus belum lagi dikuaasai.

Banyak yang sekarang bertanya bagaimana pandemi sebelumnya berakhir? Dan bagaimana akhir perjalanan dari pandemi COVID-19 saat ini?

Mungkin bisa mengetahuinya dari sejarah pandemi sebelumnya.

Tiga kondisi disebut pandemi

Menurut pakar masalah virus Kirsty Short dari University Queensland di Brisbane diperlukan tiga kondisi untuk menyebabkan sebuah virus menjadi pandemi.

  1. Virus itu harus menyebabkan penyakit pada manusia
  2. Virus itu mudah menyebar dengan cepat
  3. Manusia tidak memiliki kekebalan sebelumnya terhadap virus tersebut

“Sebagai contoh, kita hidup bersama dengan MERS sekarang ini,” kata Dr Short merujuk kepada sindrom pernapasan Timur Tengah (MERS), sejenis virus corona yang masih memiliki hubungan dengan virus penyebab COVID-19.

“[MERS] tidak menyebabkan pandemi, karena virus tersebut tidaklah menyebar dengan cepat dari orang ke orang lainnya.”

“Sebagai bandingannya, virus corona musiman, mungkin bisa jadi pandemi, namun menjadi seperti flu biasa yang kemudian diabaikan karena tubuh dengan secara perlahan membentuk kekebalan.”

Dengan melihat tiga kondisi untuk menyebabkan pandemi, apa yang dialami kita saat ini dalam menghadapi pandemi COVID-19 tidak banyak yang bisa dilakukan untuk menghentikan penularan virus corona, karena faktor biologi virus tersebut dan keberadaan kita sebagai manusia.

Dengan menerapkan jarak fisik dan penggunaan masker kita bisa mempersulit penyebaran virus.

Namun faktor penting untuk menghentikan penularan virus menjadi pandemi adalah kekebalan tubuh.

“Herd immunity [kekebalan massal] hanya bisa dicapai dengan vaksinasi atau ketika jumlah yang terkena mencapai angka sangat tinggi,” jelas Dr Short.

Flu babi: Dari pandemi menjadi flu biasa

Ketika flu babi mulai merebak bulan April 2009, virus ini berbeda dengan jenis virus flu sebelumnya sehingga menyebar cepat menjadi pandemi.

Sekitar 10 persen penduduk dunia terkena virus tersebut, namun enam bulan kemudian tersedia vaksin untuk memeranginya.

Di tahun berikutnya, flu babi ini menjadi flu musiman, masih beredar namun bukan lagi bersifat pandemik.

“Cukup banyak manusia yang memiliki kekebalan terhadap virus tersebut, entah karena mereka mendapat vaksinasi atau memiliki kekebalan karena sudah pernah terkena virus itu sebelumnya,” kata Dr Short.

“Itu berarti kalau seseorang terkena, kita tidak akan menyebarkannya dan keparahannya sudah berkurang.

“Virus itu tidak hilang, saat di tahun 2010 virus itu masih ada, sudah ada kekebalan terhadap virus dari tahun 2009, sehingga tidak menjadi pandemi.”

Pandemi tanpa adanya vaksin

Bagaimana dengan pandemi flu di tahun 1918?

Pandemi ini banyak dibandingkan dengan COVID-19 dengan bagaimana bisa berakhir tanpa adanya vaksin.

Menurut Dr Short yang membedakannya adalah kekebalan massal.

Tanpa adanya vaksin diperlukan waktu lebih lama untuk pandemi flu tersebut hilang dibandingkan dengan pandemi flu babi di tahun 2009.

“Di tahun 1918, tidak ada vaksin. Virus itu berkembang tanpa kendali dan pandemi itu masih terjadi di beberapa tempat sampai tahun 1921,” katanya.

“Yang terjadi adalah munculnya kekebalan massal yang akhirnya membuat virus itu jadi flu biasa.”

“Virus tahun 1918 tetap menjadi flu biasa sampai tahun 1958, yang kemudian digantikan oleh jenis H2N2, pandemi flu Asia.”

Namun puluhan juta manusia di seluruh dunia meninggal sebelum terbentuknya kekebalan massal.

Kapan dan bagaimana pandemi COVID-19 ini berakhir?

Para ilmuwan di seluruh penjuru dunia kini sedang berlomba-lomba menciptakan vaksin untuk mengatasi COVID-19.

Namun menurut Dr Short, bila nantinya vaksin COVID-19 tersedia tidaklah dengan serta merta berarti pandemi langsung akan berakhir.

“Tidak akan ada misalnya kita mengatakan di tanggal tertentu, virus ini tidak akan menjadi masalah lagi,” kata Dr Short.

“Yang akan terjadi adalah kalau ada vaksin, jumlah kasus akan berkurang. Selain itu pengobatan akan meningkat dan tingkat kematian menurun.”

“Jadi kemudian perlahan menghilang, tidak tiba-tiba terjadi.”

Dengan adanya vaksin tidaklah berarti virus ini akan menghilang, bahkan setelah masa pandemi dilalui.

“Menghilangkan virus dari dunia ini sangatlah sulit. Kita baru pertama kali berhasil melakukannya terhadap cacar air,” kata Dr Short.

“Untuk melakukannya, kita perlu strategi global. Selain itu juga vaksin itu haruslah bisa 100 persen melindungi kita terkena virus dan juga melihat kemungkinan mutasi virus tersebut termasuk di binatang. Ini bukan hal yang mudah.” kata Dr Short dari University of Queensland.


Sumber asli : ABC Australia

Tags: #flu#global#wabahVaksin
Share39SendShare

Related Posts

Pariwisata Danau Toba

28/04/2023

Thompson Hs PIRAMIDA.ID- Bicara tentang pariwisata Danau Toba sangatlah menarik. Daya tarik Danau Toba itu sendiri yang bikin menarik, selain...

Mahasiswa Universitas Asahan Gelar KKN dan Bagikan Paket Sedekah

18/03/2023

PIRAMIDA.ID- Mahasiswa Universitas Asahan yang melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Kelompok VI di Desa Perkebunan Sei Bejangkar Bersama Masyarakat membagikan...

Bagaimana Manusia Pertama Berevolusi?

05/03/2023

PIRAMIDA.ID- Kita tahu bahwa manusia belum ada dari awal zaman. Bagaimana pun juga, manusia tidak akan bisa bertahan hidup berdampingan...

Gelar RUAC, Maruli Tua Sihombing Terpilih sebagai Ketua PMKRI Pematang Siantar

13/12/2022

PIRAMIDA.ID- Rapat Umum Anggota Cabang (RUAC) PMKRI Pematangsiantar yang dilaksanakan di Manggala Agni DAOPS Sumatera II, Aek Nauli Kabupaten Simalungun...

Dorong Pertumbuhan Ekonomi, Ketua ILAJ: Semua Pihak Harus Dukung Kehadiran PT. BAI

25/10/2022

JAKARTA - Ketua Institution of Law And Justice - ILAJ atau Yayasan Lembaga Hukum dan Keadilan menyebut kehadiran PT Bintan...

HUT TNI Ke-77, Fawer Sihite Apresiasi Kinerja Panglima TNI

05/10/2022

PIRAMIDA.ID - Hari Ulang Tahun Tentara Nasional Indonesia (HUT TNI) diperingati setiap 5 Oktober. Hari ini, peringatan HUT ke-77 TNI...

Load More

Tinggalkan KomentarBatalkan balasan

Terkini

Berita

Dilantik Sebagai Sestama Lemhannas, Ketua ILAJ: Kita Yakin Irjen Panca Akan Torehkan Prestasi

09/09/2023
Berita

Dispora Simalungun Tak Penuhi Janji Penghargaan Kepada Para Pelatih

07/09/2023
Berita

Di Nilai Berhasil Selama Wagubsu, Fawer Sihite: Ribuan Pemuda Siap Menangkan Ijeck Menjadi Gubernur

04/09/2023
Berita

Filda C. Yusgiantoro Raih Nilai Akademik Terbaik Pada PPRA LXV Tahun 2023 Lemhannas RI

30/08/2023
Berita

Tidak Mampu Tangkap Bandar Narkoba UH, Ketua ILAJ Minta Mabes Polri Evaluasi Kapolres Siantar

28/08/2023
Berita

Rekam Jejak Unggul: Ketua ILAJ Fawer Sihite Mengusulkan Irjen Pol Panca Simanjuntak sebagai Kepala BNN RI

25/08/2023




Populer

Berita

Kritik Sastra: Pengertian, Fungsi, Manfaat dan Pendekatan

14/11/2022
Dialektika

Kesehatan Mental & Jiwa dalam Perspektif Sosiologi & Hukum

05/07/2022
Dialektika

Prinsip-Prinsip Disiplin Kelas

02/04/2023
Berita

SaLing Adukan Oknum Dugaan Pungli Penyelenggaraan Sertifikasi Ratusan Guru Simalungun

25/11/2021
Dialektika

Masyarakat Adat di Sekitar Danau Toba

24/01/2021
Edukasi

Kesenjangan Hukum di Indonesia menurut Perspektif Sosiologi

17/10/2021
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman
  • Terms
  • Policy

© 2020-2023 Piramida ID

Rotasi Barak Berita Siantar Berita Simalungun Danau Toba Wisata

No Result
View All Result
  • Kabar Desa
  • Dunia
  • Ekologi
  • Dialektika
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Lainnya
    • Ekosospolbud
    • Pojokan
    • Sains
    • Spiritualitas

© 2020-2023 Piramida ID

Rotasi Barak Berita Siantar Berita Simalungun Danau Toba Wisata