Piramida.id
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman
  • Terms
  • Policy
Senin, Mei 29, 2023
  • Kabar Desa
  • Dunia
  • Ekologi
  • Dialektika
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Lainnya
    • Ekosospolbud
    • Pojokan
    • Sains
    • Spiritualitas
No Result
View All Result
  • Kabar Desa
  • Dunia
  • Ekologi
  • Dialektika
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Lainnya
    • Ekosospolbud
    • Pojokan
    • Sains
    • Spiritualitas
No Result
View All Result
Piramida.id
  • Berita
  • Dialektika
  • Dunia
  • Edukasi
  • Ekologi
  • Ekosospolbud
  • Kabar Desa
  • Pojokan
  • Sains
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Spiritualitas
Home Dialektika

Meski Lama Menjajah, Mengapa Bahasa Belanda Tetap Tak Dikenal?

by Redaksi
03/05/2022
in Dialektika
99
SHARES
710
VIEWS
Bagikan ke FacebookBagikan ke WhatsappBagikan ke Telegram

PIRAMIDA.ID- Histori Belanda di Jawa telah berlangsung sejak 1596. Disusul pendirian Kongsi Dagang Hindia Timur Belanda (VOC), sebuah perusahaan perdagangan dengan kantor pusat di Batavia,

Belanda telah memulai pengaruhnya sejak akhir abad ke-16 sampai pertengahan abad ke-20. Namun pernahkan terpikirkan, mengapa bahasa Belanda tidak banyak dipahami atau dikuasai bangsa Indonesia?

Sejak bergaungnya zaman VOC, sejatinya, bahasa Belanda tidak pernah menempatkan dirinya sebagai bahasa pergaulan atau bahasa pengantar dalam urusan perniagaan. Kees Groeneboer menulis dalam bukunya yang berjudul Weg tot het Westen: Het Nederlands vor Indië 1600-1950. Dia mengisahkan alasan tak masifnya penggunaan bahasa Belanda di Indonesia.

“Meskipun memasuki abad ke-18 sudah ditemukannya kurikulum pendidikan berbahasa Belanda, nyatanya pengajaran itu hanya ditujukan pada orang-orang Eropa (bukan pribumi),” tulisnya.

Pendidikan yang dibuat oleh Belanda bagi kaum pribumi, hanya tersedia bagi para elit penganut ajaran Kristen dengan bahasa Melayu sebagai pengantar pembelajarannya. Lanjutnya, “dengan alasan pragmatis, bahasa Melayu semakin banyak digunakan sebagai lingua franca.”

Di sisi lain, sekolah-sekolah Kristen Belanda telah masif membumikan bahasa Melayu ketimbang bahasa Belanda sebagai pengikat persatuan pribumi antarsuku maupun antarpulau.

Bertahan hingga pertengahan abad ke-19, pendidikan yang tersedia di Hindia-Belanda hanya ditujukan bagi orang Eropa, terlebih 80 persen diantaranya diberikan kepada orang Indo (Belanda-Jawa).

Para Indo menganggap bahwa bahasa Belanda hanya sebagai formalitas belaka dalam sekolah untuk mengenal bahasa ayah mereka—notabene ayah Indo adalah seorang Belanda.

Maklum saja, para Indo dibesarkan oleh ibu-ibu mereka yang kebanyakan berasal dari Jawa. Mereka pun lebih mengenal bahasa Melayu ketimbang bahasa Belanda.

Memasuki 1850, para anak bangsawan hingga priayi Jawa yang menyandang kelas elit sosial, bisa mengenyam pendidikan berbahasa Belanda lewat Sekolah Dasar rintisan Europese Largere School (ELS).

Meskipun demikian, dari 3.500 murid yang dapat bersekolah di ELS, hanya 50 murid saja yang merupakan kaum elit pribumi. Sepertinya, pemerintah Belanda memandang sebegitu berartinya bahasa Belanda bagi kaum pribumi, sehingga mereka membatasi bahasa Belanda agar tidak dipahami apalagi dikuasai oleh kaum pribumi.

Dalam roman Bumi Manusia yang digubah Pramoedya Ananta Toer, dilukiskan juga bahwa orang-orang Belanda tak mau bahasanya digunakan oleh kaum pribumi, dan memilih untuk berbahasa Melayu jika harus berbicara dengan pribumi.

Kees Groeneboer mencatat, ketika memasuki 1900-an, hanya 5.000 penduduk pribumi yang menguasai bahasa Belanda. Hal ini setara dengan 1:8.000 penduduk saja yang mampu menguasainya.

Berbeda setelah memasuki abad ke-20, pemerintah Belanda mulai gencar mengenalkan bahasa Belanda sebagai bahasa pengantar dalam pendidikan Eropa untuk pribumi.

Bahasa Belanda mulai banyak digunakan dalam kurikulum pendidikan pribumi. Namun, pascakekalahan perang atas Jepang pada 1942, dominasi bahasa Belanda mulai tersisih berganti menjadi bahasa Jepang. Begitupun zaman awal kemerdekaan, bahasa Belanda semakin dilupakan.(*)


National Geographic Indonesia

Tags: #bahasa#belanda#Indonesia
Share40SendShare

Related Posts

Mengapa Membahas Masa Depan Guru “Dianggap” Tidak Menarik?

01/05/2023

Oleh: Agi Julianto Martuah Purba PIRAMIDA.ID- “Mengapa sejauh ini kampus kita tidak mengadakan seminar tentang tantangan dan strategi profesi guru di...

Membangun Demokrasi: Merawat Partisipasi Perempuan di Bidang Politik

14/04/2023

Oleh: Anggith Sabarofek* PIRAMIDA.ID- Demokrasi, perempuan dan politik merupakan tiga unsur yang saling berkesinambungan satu dengan yang lain. Berbicara mengenai...

Dari Peristiwa Kanjuruhan Hingga Batalnya Indonesia Tuan Rumah Piala Dunia U-20

03/04/2023

Oleh: Edis Galingging* PIRAMIDA.ID- Dunia sepak bola tanah air sedang merasakan duka yang dalam. Kali ini, duka itu hadir bukan...

Prinsip-Prinsip Disiplin Kelas

02/04/2023

Oleh: Muhammad Muharram Azhari* PIRAMIDA.ID- Pengertian disiplin menurut Elizabeth Hurtock mengemukakan bahwa; Disiplin itu berasal dari kata "discipline", yaitu seseorang...

RUU Omnibus Law Kesehatan: Keberadaan, Tantangan dan Peluang

27/03/2023

Oleh: Cornelius Corniado Ginting, S.H. PIRAMIDA.ID- Badan Legislasi (Baleg) DPR telah menyetujui Rancangan Undang-Undang (RUU) tentang Kesehatan Omnibus Law dibawa...

Tata Kelola Kawasan Industri Mewujudkan Pembangunan Berkelanjutan & Berkeadilan

24/03/2023

Oleh: Cornelius Corniado Ginting, S.H. PIRAMIDA.ID- Perkembangan industri yang pesat dewasa ini antara lain diakselerasi oleh penerapan kemajuan teknologi guna...

Load More

Tinggalkan Komentar Batalkan balasan

Terkini

Berita

Pancasila Fest GMKI Dimulai di Ende, Sinergi Menuju Net Zero Emissions

28/05/2023
Berita

Rayakan Dies Natalis, PMKRI Siantar Gelar Dialog Publik dan Lomba Menulis Esai

26/05/2023
Edukasi

Pemilu sebagai Sarana Demokrasi Rakyat

25/05/2023
Edukasi

Data Pemilih Akurat: Anggaran Efesien, Pemilu Berkualitas!

23/05/2023
Berita

Peringati Hari Kenaikan Yesus Kristus, Ini Seruan yang Disampaikan PARKINDO

18/05/2023
Berita

Jelang Pemilu 2024, Ketua ILAJ Sebut 20 Alasan LBP Layak jadi Cawapres

09/05/2023

Populer

Edukasi

Keterbatasan Jumlah Guru Terampil

09/12/2021
Dialektika

Prinsip-Prinsip Disiplin Kelas

02/04/2023
Berita

Rayakan Dies Natalis, PMKRI Siantar Gelar Dialog Publik dan Lomba Menulis Esai

26/05/2023
Berita

Duta Bahasa Sumatera Utara 2022 Laksanakan Krida Kebahasaan di Rumah Baca Pelita Bangsa

07/10/2022
Berita

Kritik Sastra: Pengertian, Fungsi, Manfaat dan Pendekatan

14/11/2022
Edukasi

Analisis Keadilan dan Kesetaraan Gender Film 3 Srikandi

31/12/2021

FULL CAFE SIANTAR DI JALAN NARUMONDA ATAS NO 30

  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman
  • Terms
  • Policy

© 2020-2021 Piramida ID

wisata indonesia - destinasi wisata terpopuler Rotasi Asia - Berita Terkini Spot Wisata Danau Toba Terbaik destinasi wisata dunia

No Result
View All Result
  • Kabar Desa
  • Dunia
  • Ekologi
  • Dialektika
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Lainnya
    • Ekosospolbud
    • Pojokan
    • Sains
    • Spiritualitas

© 2020-2021 Piramida ID

wisata indonesia - destinasi wisata terpopuler Rotasi Asia - Berita Terkini Spot Wisata Danau Toba Terbaik destinasi wisata dunia