Piramida.id
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman
  • Terms
  • Policy
Jumat, Juli 4, 2025
  • Kabar Desa
  • Dunia
  • Ekologi
  • Dialektika
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Lainnya
    • Ekosospolbud
    • Pojokan
    • Sains
    • Spiritualitas
No Result
View All Result
  • Kabar Desa
  • Dunia
  • Ekologi
  • Dialektika
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Lainnya
    • Ekosospolbud
    • Pojokan
    • Sains
    • Spiritualitas
No Result
View All Result
Piramida.id
  • Berita
  • Dialektika
  • Dunia
  • Edukasi
  • Ekologi
  • Ekosospolbud
  • Kabar Desa
  • Pojokan
  • Sains
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Spiritualitas
Home Dialektika

Nasionalisme Sempit

by Redaksi
02/06/2020
in Dialektika
99
SHARES
710
VIEWS
Bagikan ke FacebookBagikan ke WhatsappBagikan ke Telegram

Tumpak Winmark Hutabarat (Si Parjalang)*

PIRAMIDA.ID- Kebijakan pemerintah negeri ini tiada hentinya menunjukkan sisi gelapnya. Berbagai kebijakan kontroversial menjadi wacana dan kerap menjadi suatu undang-undang dan peraturan yang secara de facto berlaku dalam kehidupan berbangsa dan bernegara kita. Dari sekian banyak kebijakan yang berlaku tersebut, hampir tidak ada yang berpihak kepada masyarakat kecil (buruh, petani dan nelayan).

Inilah yang menjadi kekhawatiran bersama, seperti apa watak pemerintahan kita.

Dominasi perusahaan asing yang mitosnya meningkatkan kesejahteraan rakyat semakin menjamur di Indonesia. Hal ini tentunya sangat disukai pemerintah, terbukti dengan adanya sejumlah kebijakan yang berpihak dan tawaran menggiurkan lainnya.

Berangkat dari itulah maka sangat wajar Neokolonialisme dan Imperialisme (Neokolim) tertancap tajam di Indonesia. Sebab telah bersatunya gerakan yang dibangun perusahaan modal besar, Trans National/Multi National Corporation (TNC/MNC), lembaga keuangan internasional, dan borjuasi elite birokrasi negeri ini. Korporatokrasi ini lah yang mengakibatkan semakin maraknya dominasi negara asing dalam setiap kebijakan publik dan dalam aspek ekonomi politik Indonesia.

Neokolim sendiri bukan barang baru lagi bagi Indonesia. Ia telah ada sejak kemerdekaan 17 Agustus 1945, dan meletus besar ketika peristiwa 1965 di mana pintu masuk penguasaan sumber daya alam, keuangan, dan manusia Indonesia menjadi dibuka lebar.

Sampai saat ini juga, model pemerintahan kita menghamba pada arus modal asing. Bermimpi akan adanya kemajuan dan pertumbuhan ketika adanya investasi yang disertai ketentuan yang mengikat.

Realitas Buruknya Pemerintahan Indonesia

Kondisi-kondisi yang dipaparkan dalam tulisan ini mungkin bisa menguatkan betapa sudah mengakarnya watak Neokolim yang telah menggerogoti bangsa ini. Di saat utang luar negeri telah membengkak dan mentorehkan prestise angka fantastis, Rp 5.835 triliun (Kuartal I 2020).

Perilaku korupsi yang digemari elite birokrasi bangsa ini pun sampai pada perlakuan memanipulasi hukum untuk tujuan pribadi dalam ikatan kerjasama dengan pihak dalam negeri maupun asing.

Tujuannya menguras kekayaan negara dan menghabiskan anggaran negara demi memuaskan libido mengakumulasi keuntungan pribadinya.

​Modal Asing Bukti Nasionalime Sempit

​Aturan-aturan yang ketat kerap dikatakan menjadi penghambat perkembangan perekonomian bagi perusahaan dalam penanaman modal. Akan tetapi keadaaan parah terjadi, ketika perusahaan swasta besar/kecil bangkrut, pemerintah langsung membantu sampai menghabiskan dana negara yang begitu besar. Padahal jika terjadi pemecatan (PHK) di rakyat dan ketika rakyat butuh bantuan negara, pemerintah acuh tak acuh.

Sikap menghamba terhadap arus penanaman modal asing, inilah ciri pemerintahan kita. Ketika seluruh kekayaan alam, tambang, hutan, mineral, perkebunan, laut, diserahkan pada perusahaan asing. Dan kegiatan eksploitasi dioptimalkan pada ekspor ke luar negeri (negara maju), tidak untuk keperluan dalam negri, tapi lebih kepada menghidupi kegiatan industri negara maju.

Tidak terhenti sampai di situ, ketika sumber daya alam dikerahkan pada modal asing, harga melonjak tinggi, harga listrik naik, harga bahan pokok naik, dan masyarakat tetap menjadi korban, mengalami penderitaan. Akibat eksploitasi, rakyat tidak lagi punya tanah, tidak punya tempat tinggal, kehilangan identitas, yang berlabuh pada hilangnya mata pencaharian rakyat.

Pemerintah telah memiliki keyakinan baru, lebih meyakini yang namanya perdagangan bebas.

Padahal perdagangan bebas akan mematikan industri dalam negeri. Alasan pemerintah bahwa persaingan dengan negara-negara ekonomi kuat, maka perekonomian negara Indonesia katanya secara tidak langsung akan menjadi kuat.

Ada pemahaman parsial di pemerintah, ketika negara maju kuat dalam ekonomi adalah karena mampu menyusun strategi ekonomi nasionalnya, dengan cara mengembangkan kekuatan nasional. Beda dengan pemerintah ini, yang tidak percaya dengan kekuatan sendiri.

Sektor perusahaan swasta mendapatkan posisi yang dimanjakan oleh pemerintah, ketika pemerintah memberikan berbagai kemudahan, fasilitas yang mewah seperti keuangan, kebijakan, pembangunan pelabuhan dan pergudangan.

Sehingga pemerintah mengesampingkan kebutuhan publik, mengakibatkan tidak adanya pembangunan infrastruktur yang dibutuhkan rakyat, malah kehancuran lah yang terjadi dalam sarana dan prasarana publik

Akhirnya, seluruh sumber kekayaan alam, daerah teritorial diserahkan sepenuhnya pada kekuasaan asing. Dan pemerintah menerapkan UU yang menjamin stabilitas dominasi dan eksploitasi perusahaan asing terhadap kekayaan alam Indonesia . Pemerintah tidak berbuat apa-apa ketika sektor perkebunan, mineral, energi, hutan, laut dan bahkan sektor keuangan dikuasai asing.

Padahal pemerintah sering mengelu-elukan nasionalisme.

Inilah yang membuktikan bahwa nasionalisme pemerintah hanyalah sebatas nasionalisme sempit!


Penulis merupakan pegiat sosial-kreatif. Aktif traveling. Akrab disapa “Si Parjalang”.

Tags: headline
Share40SendShare

Related Posts

Pidato Lengkap Jefri Gultom di Dies Natalis GMKI ke-74: Bangkit Ditengah Pergumulan

26/02/2024

Bangkit Ditengah Pergumulan Pidato 74 tahun GMKI Jefri Edi Irawan Gultom Para peletak sejarah selalu berpegang pada prinsip ini, ‘’perjalanan...

Pewaris Opera Batak

11/07/2023

Oleh: Thompson Hs* PIRAMIDA.ID- Tahun 2016 saya menerima Anugerah Kebudayaan dari Kemdikbud (sekarang Kemendikbudristek) Republik Indonesia di kategori Pelestari. Sederhananya,...

Mengapa Membahas Masa Depan Guru “Dianggap” Tidak Menarik?

01/05/2023

Oleh: Agi Julianto Martuah Purba PIRAMIDA.ID- “Mengapa sejauh ini kampus kita tidak mengadakan seminar tentang tantangan dan strategi profesi guru di...

Membangun Demokrasi: Merawat Partisipasi Perempuan di Bidang Politik

14/04/2023

Oleh: Anggith Sabarofek* PIRAMIDA.ID- Demokrasi, perempuan dan politik merupakan tiga unsur yang saling berkesinambungan satu dengan yang lain. Berbicara mengenai...

Dari Peristiwa Kanjuruhan Hingga Batalnya Indonesia Tuan Rumah Piala Dunia U-20

03/04/2023

Oleh: Edis Galingging* PIRAMIDA.ID- Dunia sepak bola tanah air sedang merasakan duka yang dalam. Kali ini, duka itu hadir bukan...

Prinsip-Prinsip Disiplin Kelas

02/04/2023

Oleh: Muhammad Muharram Azhari* PIRAMIDA.ID- Pengertian disiplin menurut Elizabeth Hurtock mengemukakan bahwa; Disiplin itu berasal dari kata "discipline", yaitu seseorang...

Load More

Tinggalkan KomentarBatalkan balasan

Terkini

Berita

Robot Polri Tuai Kritik Netizen, Fawer Sihite: Inovasi Harus Disambut Baik, Tapi Polri Perlu Bangun Instrumen Komunikasi yang Efektif

30/06/2025
Berita

Tokoh Cipayung Plus Gabung Golkar Lewat AMPI, Jefri Gultom: Politik Adalah Etika untuk Melayani

28/06/2025
Berita

Tokoh Cipayung Plus Login Golkar Pada HUT AMPI, Bahlil Lahadalia : Adik-Adik Saya Sudah di Jalan Yang Benar

28/06/2025
Berita

IRKI Nilai Tafsir UU Tipikor atas Pedagang Pecel Lele Menyesatkan

22/06/2025
Dunia

Perang Israel-Iran Menunjukkan Pentingnya STEM, Fawer Sihite: Dukung Sikap Presiden Prabowo

22/06/2025
Berita

Buntut Viralnya Dugaan Kekerasan Terhadap Tunanetra di Siantar, ILAJ Minta KND Periksa Wali Kota dan Jajaran Terkait

19/06/2025

Populer

Berita

Tokoh Cipayung Plus Login Golkar Pada HUT AMPI, Bahlil Lahadalia : Adik-Adik Saya Sudah di Jalan Yang Benar

28/06/2025
Berita

Robot Polri Tuai Kritik Netizen, Fawer Sihite: Inovasi Harus Disambut Baik, Tapi Polri Perlu Bangun Instrumen Komunikasi yang Efektif

30/06/2025
Edukasi

Keterbatasan Jumlah Guru Terampil

09/12/2021
Berita

Tokoh Cipayung Plus Gabung Golkar Lewat AMPI, Jefri Gultom: Politik Adalah Etika untuk Melayani

28/06/2025
Pojokan

Aku dan Sejuta Masalah Hidupku

17/06/2021
Dunia

Sumber Air Bersih dan Air Minum di Arab Saudi

07/06/2020
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman
  • Terms
  • Policy

© 2020-2024 Piramida ID

rotasi barak berita hari ini danau toba

No Result
View All Result
  • Kabar Desa
  • Dunia
  • Ekologi
  • Dialektika
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Lainnya
    • Ekosospolbud
    • Pojokan
    • Sains
    • Spiritualitas

© 2020-2024 Piramida ID

rotasi barak berita hari ini danau toba