Piramida.id
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman
  • Terms
  • Policy
Senin, November 17, 2025
  • Kabar Desa
  • Dunia
  • Ekologi
  • Dialektika
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Lainnya
    • Ekosospolbud
    • Pojokan
    • Sains
    • Spiritualitas
No Result
View All Result
  • Kabar Desa
  • Dunia
  • Ekologi
  • Dialektika
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Lainnya
    • Ekosospolbud
    • Pojokan
    • Sains
    • Spiritualitas
No Result
View All Result
Piramida.id
  • Berita
  • Dialektika
  • Dunia
  • Edukasi
  • Ekologi
  • Ekosospolbud
  • Kabar Desa
  • Pojokan
  • Sains
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Spiritualitas
Home Dialektika

Pandemi Menyerang, Guru Meradang?

by Redaksi
23/05/2020
in Dialektika
100
SHARES
714
VIEWS
Bagikan ke FacebookBagikan ke WhatsappBagikan ke Telegram

Lasria Sari Gultom

PIRAMIDA.ID – Sudah 2 bulan lebih sistem pembelajaran jarak jauh diberlakukan terhadap sekolah di seluruh negeri yang kita cintai ini. Hal ini merupakan kebijakan pemerintah untuk mencegah penyebaran virus corona atau COVID-19. Alih-alih mengurangi masalah, kebijakan ini justru menambah persoalan baru yang menimbulkan kehebohan di jagat maya.

Apa yang pemerintah kerjakan selama ini?

Sebenarnya ada. Seperti kampanye menjaga kebersihan yang langsung dipandu oleh Mendikbud Nadiem Makariem, program belajar dari TVRI. Walau tak sedikit pula yang mengkritiknya, karena TVRI tidak mampu menjangkau seluruh pelosok negeri. Hal ini ditengarai dari arus listrik yang belum ada, bahkan siarannya juga tidak ditemukan di beberapa jaringan digital televisi.

Mendikbud sendiri mengakui hal itu beberapa waktu yang lalu. Namun sayangnya, keluhan masyarakat ini berhenti di tataran wacana; tidak ada tindak lanjut yang lain yang dimunculkan. Betapa oh betapa… (lanjut sendiri saja)

Masalah selanjutnya datang dari orangtua dan siswa yang menjadi sasaran utama kebijakan belajar dari rumah.

Mulai dari keluhan terlalu banyak tugas yang diberikan guru, tidak memiliki media pendukung belajar dari rumah baik gadget, keterbatasan jaringan internet, sampai kepada mengeluhkan kapasitas guru dan mempertanyakan kuantitas materi yang dikeluarkan terkhusus bagi sekolah swasta,  orangtua kewalahan menjalani peran menjadi guru selama belajar dari rumah. Belum lagi tuntutan orangtua untuk pengurangan uang sekolah dan sampai permintaan untuk menghentikan pembelajaran jarak jauh.

Ironisnya, keluhan hanya datang dari orangtua yang menyekolahkan anaknya di sekolah swasta dan datang dari latar belakang ekonomi yang cukup. Mereka dengan mudahnya melayangkan semua keluhan itu tanpa memikirkan bagaimana nasib guru yang selama ini juga sangat kewalahan dalam menjalani peran sebagai guru di tengah pandemi ini.

Bagaimana dengan guru, apakah guru tidak kesulitan?

Pertanyaan ini mungkin tidak terlintas di dalam pikiran pihak yang disebutkan di atas. Pertanyaan itu hanya terbersit dalam benak guru yang menjadi tonggak dari keberlanjutan pendidikan di negara ini. Dan menjawab ini, tentu saja guru kesulitan. Saat semua rencana pembelajaran yang telah disusun sebelumnya untuk satu semester dengan kondisi di tengah pandemi guru harus memutar otak untuk memikirkan pembelajaran yang terintegrasi dan tidak memberatkan orangtua dan bagaimana caranya agar anak tetap mendapatkan haknya, yaitu pendidikan yang memerdekakan.

Keadaan ini mengharuskan untuk menggunakan teknologi sebagai sarana komunikasi membuat guru sangat kesulitan. Tidak seperti belajar di kelas, di mana guru dapat menjalankan proses belajar-mengajar tanpa harus mengalami tantangan yang lebih besar seperti mendapatkan balik atau refleksi dari anak.

Lalu, apakah kita akan berhenti dan meratapi segala persoalan di atas? Tentu tidak.

Sebagai solusi, yang ingin ditawarkan melalui tulisan ini adalah mencoba melihat dari sisi guru itu sendiri.

Sebagai guru yang baik lakukanlah peranmu tanpa memusingkan apa yang pemerintah dapat lakukan atau berharap orangtua akan memaklumi dan balik mendukungmu.

Saatnya menunjukkan kompetensi dan bulatkan tekad dan semangatmu. Yakinlah, usaha tidak pernah mengkhianati hasil.

Pertama, unjuk kompetensi mendesain program pembelajaran yang menarik dan bermanfaat. Orang lain mungkin tidak menyadari sulitnya bagian ini, yang notabene bagian ini merupakan yang paling penting. Rencanakan, aplikasikan, setelah itu evaluasi dan coba lagi.

Kedua, manajemen ruang kelas daring dengan pola komunikasi yang hangat dan selalu memotivasi. Upayakan setiap siswa mendapatkan informasi dan perlakukan yang sama dari guru. Jika perlu lakukan home visit, atau mengunjungi siswa yang tidak aktif ke rumahnya dan cari tahu kendalanya, lalu tawarkan solusi dan berikan dorongan.

Ketiga, minta umpan balik dari siswa dan orangtua melalui penugasan dan asesmen yang kasat mata. Manfaatkan media yang dapat mudah digunakan dan murah.

Menjadi guru tidak perlu berharap banyak, ketika anak didik menunjukkan perkembangan dan menunjukkan perubahan dalam prosesnya cukuplah itu membuatmu bangga dan lega. Jika nanti orangtua menunjukkan rasa syukurnya dan berterima kasih, biarlah itu menjadi bonus dari jerih payahmu.

Jika kamu bermimpi mengubah dunia maka mulailah dengan mengubah dirimu sendiri.

Terus menerus belajar, mengembangkan kapasitas diri dan selalu adaptif dengan perubahan di depan mata. Selamat berbenah!


Editor: Red/Hen

Share40SendShare

Related Posts

Menantang Narasi Pikiran Ferry Irwandi Desak Reformasi Total Polri

05/09/2025

PIRAMIDA.ID - Seruan Ferry Irwandi dalam beberapa media berita online yang mendesak “reformasi total Polri” terdengar lantang, tetapi jika ditelisik...

Pidato Lengkap Jefri Gultom di Dies Natalis GMKI ke-74: Bangkit Ditengah Pergumulan

26/02/2024

Bangkit Ditengah Pergumulan Pidato 74 tahun GMKI Jefri Edi Irawan Gultom Para peletak sejarah selalu berpegang pada prinsip ini, ‘’perjalanan...

Pewaris Opera Batak

11/07/2023

Oleh: Thompson Hs* PIRAMIDA.ID- Tahun 2016 saya menerima Anugerah Kebudayaan dari Kemdikbud (sekarang Kemendikbudristek) Republik Indonesia di kategori Pelestari. Sederhananya,...

Mengapa Membahas Masa Depan Guru “Dianggap” Tidak Menarik?

01/05/2023

Oleh: Agi Julianto Martuah Purba PIRAMIDA.ID- “Mengapa sejauh ini kampus kita tidak mengadakan seminar tentang tantangan dan strategi profesi guru di...

Membangun Demokrasi: Merawat Partisipasi Perempuan di Bidang Politik

14/04/2023

Oleh: Anggith Sabarofek* PIRAMIDA.ID- Demokrasi, perempuan dan politik merupakan tiga unsur yang saling berkesinambungan satu dengan yang lain. Berbicara mengenai...

Dari Peristiwa Kanjuruhan Hingga Batalnya Indonesia Tuan Rumah Piala Dunia U-20

03/04/2023

Oleh: Edis Galingging* PIRAMIDA.ID- Dunia sepak bola tanah air sedang merasakan duka yang dalam. Kali ini, duka itu hadir bukan...

Load More

Tinggalkan KomentarBatalkan balasan

Terkini

Edukasi

Budaya Adat di Lingkungan Masyarakat Era Modern saat ini

15/11/2025
Berita

Komrad Pancasila: Hormati Keputusan Pemerintah, Tapi Jangan Abaikan Luka Sejarah

12/11/2025
Berita

Penetapan Tersangka Roy Suryo dkk, Rumah Milenial Indonesia DKI Jakarta Apresiasi Polda Metro Jaya

10/11/2025
Berita

KOMRAD PANCASILA APRESIASI LANGKAH TEGAS POLDA METRO JAYA AKHIRI KEGADUHAN PUBLIK TERKAIT ISU IJAZAH PALSU JOKOWI

08/11/2025
Berita

Komrad Pancasila Apresiasi BNN: Operasi di Kampung Bahari Bukti Nyata Amanah Presiden Prabowo

06/11/2025
Berita

Kapolres AKBP Marganda Aritonang Dukung Penuh Gelaran Fun Run Simalungun 2025

03/11/2025

Populer

No Content Available
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman
  • Terms
  • Policy

© 2020-2024 Piramida ID

rotasi barak berita hari ini berita bola danau tobasumber

No Result
View All Result
  • Kabar Desa
  • Dunia
  • Ekologi
  • Dialektika
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Lainnya
    • Ekosospolbud
    • Pojokan
    • Sains
    • Spiritualitas

© 2020-2024 Piramida ID

rotasi barak berita hari ini berita bola danau tobasumber

xnxx
xnxx
xnxx
xnxx