Piramida.id
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman
  • Terms
  • Policy
Minggu, September 24, 2023
  • Kabar Desa
  • Dunia
  • Ekologi
  • Dialektika
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Lainnya
    • Ekosospolbud
    • Pojokan
    • Sains
    • Spiritualitas
No Result
View All Result
  • Kabar Desa
  • Dunia
  • Ekologi
  • Dialektika
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Lainnya
    • Ekosospolbud
    • Pojokan
    • Sains
    • Spiritualitas
No Result
View All Result
Piramida.id
  • Berita
  • Dialektika
  • Dunia
  • Edukasi
  • Ekologi
  • Ekosospolbud
  • Kabar Desa
  • Pojokan
  • Sains
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Spiritualitas
Home Dialektika

Teori Resepsi: Ketika Pembaca Mengambil Alih Kekuasaan Pengarang

by Redaksi
10/03/2022
in Dialektika
101
SHARES
722
VIEWS
Bagikan ke FacebookBagikan ke WhatsappBagikan ke Telegram

PIRAMIDA.ID- Teori resepsi adalah suatu pandangan yang memberi tempat pada tanggapan pemirsa dari suatu karya. Dengan demikian, peran aktif pembaca ditempatkan sebagai pemberi makna karya seni. Hal itu juga menghadirkan sebuah proses interpretasi pembaca. Teori resepsi ini tentunya berangkat dari situ, dari peran pembaca dalam tindak pembacaan sebuah karya seni.

Janet Wolf dalam The Sosial Production of Art (1981) menyebutkan bahwa seorang pembaca (dalam sebuah proses interpretasi) mendapatkan “tugas” untuk memaknai kembali “ruang kosong” di dalam teks yang diberikan atau ditinggalkan oleh pengarangnya/senimannya. Dari pendapat Janet Wolf, bisa diartikan pula bahwa proses interpretasi berarti menciptakan kembali makna dari karya seni. Atau me-refungsi makana karya seni itu.

Hal itulah yang menyebabkan proses pemaknaan suatu teks atau karya akan berubah-ubah di tangan setiap pemirsanya. Hal itu akan dipengaruhi oleh seberapa banyak pengetahuan di kepala pembacanya. Maka pemaknaan tunggal dari pengarang, determinasi dan kekuasaan seniman, sudah tidak ada lagi. Semuanya akan berubah menjadi proses interpretasi yang terus berkembang seiring berjalannya waktu dan ilmu pengetahuan.

Pengetahuan, pengalaman, dan hal-hal lainnya yang sudah ada di dalam kepala seorang pembaca atau pemirsa akan menjadi suatu bekal sebelum memulai interpretasi teks tertentu. “Bekal” inilah yang kemudian menyediakan suatu cakrawala harapan bagi pembaca tersebut. Bisa dikatakan, ada semacam “gudang” di dalam kepala seorang pembaca yang berisi pengetahuan, pengalaman, dan literary repertoire. Literary repertoire adalah “gudang” yang berisikan norma sosial, historis, budaya, dan sebagainya yang akan bermanfaat dalam proses pembacaan.

Bekal tersebut akan berbeda-beda setiap orang. Tentunya, setiap orang memiliki latar sosiologis dan psikologis yang berbeda, tingkat pendidikan dan banyaknya pengetahuan di kepala mereka juga berbeda. Hal itu akan menghasilkan beragam makna yang berbeda dari satu teks yang sama.

Teks yang belum dibaca masih berupa “artefak”

Ada satu hal yang menarik dari teori resepsi ini. Hadirnya ragam makna dari para pembaca menghasilkan deduksi bahwa teks yang belum dibaca berarti masih berada dalam tatanan “artefak”. Karya cipta baru akan menjadi sebuah karya seni (objek estetik dan berfungsi estetik) itu ketika telah dibaca. Sebelum karya tersebut lahir, maka makna berada di tangan pengarang. Namun, ketika karya tersebut telah lahir, maka makna tadi akan berpindah ke tangan pembacanya.

Apakah itu berarti pembaca sudah berganti peran menjadi pengarang? Bisa dikatakan iya. Sebab, pembaca akan melakukan konkretisasi karya seni, interpretasi, dan membangun ulang makna berdasarkan pemikirannya sendiri. Karena itu dikenal pula teori resepsi estetik. Teori resepsi estetik merupakan manifesto dari “pergantian kekuasaan” dari seorang pengarang ke pembaca setelah karya tersebut lahir dan dibaca.

Ketika menanggapi karya seni, maka pembaca terbagi menjadi tiga.

Pembaca ideal

Pembaca ideal, atau supper reader ialah pembaca dengan keahlian teoritis saat melakukan interpretasi karya. Teks bahkan tidak pernah menjadi targetnya, tapi menjadi semacam prafigur karya artistik yang ditanggapi dinamis. Pembaca ideal memiliki peran untuk menempatkan teks menjadi karya artistik, sekaligus karya estetik. Hal itu dipilih dari berbagai indikator, seperti materi pilihan dan teknik untuk menjadi karya artistik, serta realisasi dan tanggapan pemirsa untuk menjadi karya estetik.

Pembaca tafsir

Pembaca tafsir atau implied reader adalah pembaca yang berada di tataran tekstual, dan menjadi pembaca yang memaknai teks tersebut.

Pembaca riil

Bisa diartikan secara fisik sebagai seseorang yang melakukan tindak pembacaan.

Wolfgang Iser dalam The Art of Reading. A Theory of Aesthetic Response, mengatakan bahwa pembaca tidak sepenuhnya mampu melakukan pendekatan teks secara utuh. Justru, bagian yang hanya mampu didekati oleh pembaca ialah dimensi semu (virtual dimension) dari teks tersebut. Dimensi semu tersebut bukan teks yang sebenarnya, tapi dimensi yang hadir bersamaan antara teks dengan imajinasi pembaca.

Dengan kata lain, karya seni tersebut menjadi pemantik untuk lahirnya sebuah “semesta” dari teks yang diciptakan dari dan oleh imjaninasi pembacanya. Dimensi semu yang ada di dalam teks juga memberikan kesempatan bagi imajinasi pembaca untuk ikut berpartisipasi mengonstruksi apa yang dibacanya. Pembacaan yang berulang akan menghadirkan serangkaian pengalaman estetis yang berbeda, dan menjadi sebuah pengembaraan pembacaan yang kreatif dan inovatif.

*Tulisan ini didasarkan pada tulisan Prof Dr Hj Yudiarni, MA (Guru besar Teater ISI Yogyakarta) berjudul Teori Resepsi”

Tags: #pembacaan#resepsi#Sastra
Share40SendShare

Related Posts

Pewaris Opera Batak

11/07/2023

Oleh: Thompson Hs* PIRAMIDA.ID- Tahun 2016 saya menerima Anugerah Kebudayaan dari Kemdikbud (sekarang Kemendikbudristek) Republik Indonesia di kategori Pelestari. Sederhananya,...

Mengapa Membahas Masa Depan Guru “Dianggap” Tidak Menarik?

01/05/2023

Oleh: Agi Julianto Martuah Purba PIRAMIDA.ID- “Mengapa sejauh ini kampus kita tidak mengadakan seminar tentang tantangan dan strategi profesi guru di...

Membangun Demokrasi: Merawat Partisipasi Perempuan di Bidang Politik

14/04/2023

Oleh: Anggith Sabarofek* PIRAMIDA.ID- Demokrasi, perempuan dan politik merupakan tiga unsur yang saling berkesinambungan satu dengan yang lain. Berbicara mengenai...

Dari Peristiwa Kanjuruhan Hingga Batalnya Indonesia Tuan Rumah Piala Dunia U-20

03/04/2023

Oleh: Edis Galingging* PIRAMIDA.ID- Dunia sepak bola tanah air sedang merasakan duka yang dalam. Kali ini, duka itu hadir bukan...

Prinsip-Prinsip Disiplin Kelas

02/04/2023

Oleh: Muhammad Muharram Azhari* PIRAMIDA.ID- Pengertian disiplin menurut Elizabeth Hurtock mengemukakan bahwa; Disiplin itu berasal dari kata "discipline", yaitu seseorang...

RUU Omnibus Law Kesehatan: Keberadaan, Tantangan dan Peluang

27/03/2023

Oleh: Cornelius Corniado Ginting, S.H. PIRAMIDA.ID- Badan Legislasi (Baleg) DPR telah menyetujui Rancangan Undang-Undang (RUU) tentang Kesehatan Omnibus Law dibawa...

Load More

Tinggalkan KomentarBatalkan balasan

Terkini

Berita

Dilantik Sebagai Sestama Lemhannas, Ketua ILAJ: Kita Yakin Irjen Panca Akan Torehkan Prestasi

09/09/2023
Berita

Dispora Simalungun Tak Penuhi Janji Penghargaan Kepada Para Pelatih

07/09/2023
Berita

Di Nilai Berhasil Selama Wagubsu, Fawer Sihite: Ribuan Pemuda Siap Menangkan Ijeck Menjadi Gubernur

04/09/2023
Berita

Filda C. Yusgiantoro Raih Nilai Akademik Terbaik Pada PPRA LXV Tahun 2023 Lemhannas RI

30/08/2023
Berita

Tidak Mampu Tangkap Bandar Narkoba UH, Ketua ILAJ Minta Mabes Polri Evaluasi Kapolres Siantar

28/08/2023
Berita

Rekam Jejak Unggul: Ketua ILAJ Fawer Sihite Mengusulkan Irjen Pol Panca Simanjuntak sebagai Kepala BNN RI

25/08/2023


Populer

Berita

SaLing Adukan Oknum Dugaan Pungli Penyelenggaraan Sertifikasi Ratusan Guru Simalungun

25/11/2021
Edukasi

Kesenjangan Hukum di Indonesia menurut Perspektif Sosiologi

17/10/2021
Dialektika

Prinsip-Prinsip Disiplin Kelas

02/04/2023
Berita

Kritik Sastra: Pengertian, Fungsi, Manfaat dan Pendekatan

14/11/2022
Edukasi

Pandangan Sosiologi Hukum terhadap Kasus Pembunuhan Berencana

15/10/2021
Pojokan

Apakah yang Membedakan Seni dan Bukan Seni?

24/11/2020
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman
  • Terms
  • Policy

© 2020-2023 Piramida ID

Rotasi Asiajurnalx.co.idsegaris.cosimadanews.comruangpers.comsiantarcorner.comarmedo.copena24jam.comnawasenanews.comwahanainfo.comfotoaja.com mitrapolri.comnamiranews.comkonstruktif.idlimasisinews.comfllajsimalungun.com alolingsimalungun.comdekrit.idarmadanews.idmediamasip.comindigonews.idsenternews.comnusnet.newstajamnews.idpresisi-news.comjurnalismewarga.idsinarglobalnusantara.comrestorasidaily.com100 Destinasi Wisata Danau TobaDanau TobaWisata Travelnewscorner.id

No Result
View All Result
  • Kabar Desa
  • Dunia
  • Ekologi
  • Dialektika
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Lainnya
    • Ekosospolbud
    • Pojokan
    • Sains
    • Spiritualitas

© 2020-2023 Piramida ID

Rotasi Asiajurnalx.co.idsegaris.cosimadanews.comruangpers.comsiantarcorner.comarmedo.copena24jam.comnawasenanews.comwahanainfo.comfotoaja.com mitrapolri.comnamiranews.comkonstruktif.idlimasisinews.comfllajsimalungun.com alolingsimalungun.comdekrit.idarmadanews.idmediamasip.comindigonews.idsenternews.comnusnet.newstajamnews.idpresisi-news.comjurnalismewarga.idsinarglobalnusantara.comrestorasidaily.com100 Destinasi Wisata Danau TobaDanau TobaWisata Travelnewscorner.id