Piramida.id
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman
  • Terms
  • Policy
Senin, Mei 12, 2025
  • Kabar Desa
  • Dunia
  • Ekologi
  • Dialektika
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Lainnya
    • Ekosospolbud
    • Pojokan
    • Sains
    • Spiritualitas
No Result
View All Result
  • Kabar Desa
  • Dunia
  • Ekologi
  • Dialektika
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Lainnya
    • Ekosospolbud
    • Pojokan
    • Sains
    • Spiritualitas
No Result
View All Result
Piramida.id
  • Berita
  • Dialektika
  • Dunia
  • Edukasi
  • Ekologi
  • Ekosospolbud
  • Kabar Desa
  • Pojokan
  • Sains
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Spiritualitas
Home Pojokan

Termanis dan Tak Terlupakan

by Redaksi
08/08/2020
in Pojokan
99
SHARES
704
VIEWS
Bagikan ke FacebookBagikan ke WhatsappBagikan ke Telegram

Gideon Sidharta Aritonang*

PIRAMIDA.ID- Aku ingat waktu pertama kali bertemu kamu. Ya, aku dan kamu bertemu pertama sekali di coffee shop ini.

Padahal waktu itu aku sedang sangat badmood, kamu malah menambahinya dengan mengusik kesendirian yang sengaja aku ciptakan.

Empat puluhan menit aku duduk termenung sendirian di coffee shop yang sedang aku nangkringi waktu itu, kamu malah berhasil menggangguku.

Aku memang tak begitu suka dengan orang yang hadir tiba-tiba, tanpa bertanya, tanpa kata-kata.

Begitu kamu mengatakan maaf dan tersenyum padaku, aku langsung beranjak dari tempat dudukku bergegas pergi menjauh dari mu dan dari keramaian yang mungkin akan tercipta di antara kita.

Aku bahkan tak memasang ekspresi apapun untukmu. Entah itu tersenyum tanda kalau aku sudah memaafkanmu dan menginginkan terlibat sedikit pembahasan.

Entah itu marah karena sudah mengganggu kesendirian yang sengaja aku ciptakan dan memintamu segera enyah. Atau ekspresi – entahlah tak ada ekspresi apapun yang kuinginkan untuk aku berikan pada mu.

Walaupun aku memiliki berpuluh-puluh khayalan yang sempat terlintas di kepalaku, tapi aku segera menghapusnya. Berharap tak terjadi dan berharap tak semakin jauh.

“Dia kenapa, sih?” – Ya walaupun aku dengan sangat jelas mendengar kamu menyeringai bak ular saat melihatku bersikap seperti itu.

Kalau diingat-ingat lucu juga, sih! Padahal kamu enggak sengaja melakukannya. Tapi aku malah bersikap kasar pada mu dengan meninggalkanmu tanpa membalas permintaan maaf mu.

Lalu yang tidak kalah lucunya lagi, dipertemuan kedua kita..

Mungkin hari itu dewi keberuntungan sedang tak berpihak padaku. Dosen baru saja membentakku karena laporanku yang berantakan. Dia juga memintaku menyusun laporan yang baru, tapi di dua kali lipatkan. Padahal sebentar lagi mau ujian, malah dapat banyak tugas yang mengesalkan.

Aku berjalan sendirian tak tentu arah.

Ha ha, aku jadi ingat, betapa sosiopatnya aku yang dulu sebelum bertemu kamu. Karena kemana-mana selalu saja sendirian.

Aku terhuyung kesana dan kemari. Pikiranku kosong karena saking tak bergairahnya. Kemudian aku tak sengaja menjegal sebuah batu yang berdiameter hampir lima belas centimeter, membuatku terjatuh, menghempaskan tubuhku, dan menyerakkan buku-buku yang sempat terpegang di tangan kiri ku.

“Aduh!” ucap ku waktu itu. Saat aku melihat batu yang menjadi penyebab semakin komplitnya ketidakberuntunganku hari itu terlihat oleh mata ku, aku malah memakinya.

“Yaelah, Tu (singkatan si Batu)! Kamu ngapain nangkring di situ, sih? Kamu enggak tahu betapa kesalnya aku hari ini ya? Kamu malah ikut nambah-nambahin lagi. Maunya apa, sih? Lihat nih, aku jatuh kan jadinya! Dasar ih, Batu!”

Begitulah cerca ku waktu itu.

Tanpa kusadari ternyata kamu ada di dekat situ. Waktu aku menyadari kehadiranmu, kamu mungkin saja mendengar kata-kata absurdku, aku langsung berdiri, memungut buku-buku ku yang ikut terjatuh, dan bermaksud langsung pergi.

Karena jarak kamu, aku, dan si Batu – enggak sampe dua meter, jadi mungkin saja kamu mendengar makianku yang tak berasalan pada benda mati yang sebenarnya tak salah apa-apa.

Kamu malah mendekatiku dan membantuku memunguti buku ku yang beberapa masih berserakan.

“Eng … enggak usah! Biar aku saja,” seru ku saat melihatmu ikut dalam aksi memunguti itu.

“Eh, kita ketemu lagi, ya!” balas nya sambil tertawa pada ku.

“Kamu enggak ingat aku?” tanyanya saat melihatku memasang ekspresi bingung mendengar kata-katamu. Ya, karena aku memang benar-benar tidak mengingatmu sama sekali waktu itu.

“Kamu lucu, deh!” ucapnya lagi sambil memberikan buku yang kamu pungut pada ku.

“Lucu apanya, sih!” balasku ketus – bukannya berterima kasih.

“Kamu tadi maki-maki itu batu, ya? Ada-ada aja, deh!” lanjutmu dengan tawa mengejek.

“Enggak usah ikut campur, deh!”

“Haha, maaf-maaf! Soalnya baru kali ini aku ngelihat ada orang yang marah-marah sama batu,” lanjutmu lagi yang masih saja tertawa terpingkal-pingkal. (TIA)

[Bersambung]*


Penulis merupakan jurnalis di salah satu portal berita nasional. Dan juga Mahasiswa Ilmu Komunikasi yang belum lulus-lulus juga.

Tags: #cerpen#remaja#romantis
Share40SendShare

Related Posts

Asal-usul Permainan Tradisional Anak-anak

12/07/2023

PIRAMIDA.ID- Anda merasa jenuh dengan bermain dengan gim di ponsel dan laptop? Terlalu lama bermain gim bisa menyebabkan kerusakan mata akibat...

Mengapa ada Tujuh Hari dalam Seminggu?

11/07/2023

PIRAMIDA.ID- Akhir pekan selalu tak kunjung tiba, kita harus menunggu enam hari penuh antara Senin dan Sabtu. Satu minggu itu...

Ini Medan, Bung!

05/03/2023

Supriadi Harja* PIRAMIDA.ID- Aku lupa, kapan aku pernah mengenal orang ini. Begitu melihatku, ia memperkenalkan diri. Namanya Pak Sukri. Namun...

Seperti Apa Sistem Absensi yang Banyak Digunakan di Indonesia?

20/12/2022

PIRAMIDA.ID- Aset terbesar perusahaan adalah karyawan. Tanpa karyawan, perusahaan tidak akan dapat mencapai tujuan perusahaan. Untuk mencapai tujuannya, human resources...

Mimpi

07/12/2022

Billie Gregorine* PIRAMIDA.ID- Semua orang sekiranya pastilah pernah bermimpi. Sambil rebahan, sayup-sayup kudengar lagu dari Nadin Hamizah yang judulnya 'Rumpang'....

Mengantongi Ragam Cerita dari Tanah Papua

04/09/2022

Oleh: Roberto Duma Buladja* PIRAMIDA.ID- Konsultasi Nasional (Konas) GMKI berlangsung pada 23–27 Agustus 2022 di Jayapura, tanah Papua. Kurang lebih...

Load More

Tinggalkan KomentarBatalkan balasan

Terkini

Berita

Aliansi Mahasiswa Siantar Se-Jabodetabek Akan Kepung Mabes Polri: Tuntut Penangkapan Wali Kota Wesli Silalahi

11/05/2025
Berita

Satgas Penertiban Kawasan Hutan (PKH): Penegakan Hukum atau Alibi Militerisasi Atas Nama Konservasi?

09/05/2025
Berita

Ketua Front Justice: Kepemimpinan Wesly Silalahi Dinilai Gagal, Siantar Mengarah ke Kemunduran dan Kota Gelap

07/05/2025
Berita

GMKI Cabang Bandar Lampung Ungkap Krisis Kepolisian di Daerah Lampung: “Kekuasaan Tanpa Kendali, Rakyat Tanpa Perlindungan”

01/05/2025
Berita

Fawer Sihite Luncurkan Buku “Menghidupi Kembali Ut Omnes Unum Sint”: Refleksi dan Kebangkitan GMKI

22/04/2025
Edukasi

Refleksi Paskah dan Titik Balik Kebangkitan Ekonomi Indonesia

20/04/2025

Populer

Berita

Aliansi Mahasiswa Siantar Se-Jabodetabek Akan Kepung Mabes Polri: Tuntut Penangkapan Wali Kota Wesli Silalahi

11/05/2025
Berita

Ketua Front Justice: Kepemimpinan Wesly Silalahi Dinilai Gagal, Siantar Mengarah ke Kemunduran dan Kota Gelap

07/05/2025
Berita

Satgas Penertiban Kawasan Hutan (PKH): Penegakan Hukum atau Alibi Militerisasi Atas Nama Konservasi?

09/05/2025
Dialektika

Mengapa Demokrasi dapat Melahirkan Tirani?

21/02/2022
Edukasi

Pandangan Sosiologi Hukum terhadap Kasus Korupsi

15/10/2021
Pojokan

Pesan Tersembunyi Ki Narto Sabdo Dalam Lagu Kelinci Ucul

23/09/2020
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman
  • Terms
  • Policy

© 2020-2024 Piramida ID

rotasi barak berita hari ini danau toba

No Result
View All Result
  • Kabar Desa
  • Dunia
  • Ekologi
  • Dialektika
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Lainnya
    • Ekosospolbud
    • Pojokan
    • Sains
    • Spiritualitas

© 2020-2024 Piramida ID

rotasi barak berita hari ini danau toba