Piramida.id
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman
  • Terms
  • Policy
Selasa, Juni 17, 2025
  • Kabar Desa
  • Dunia
  • Ekologi
  • Dialektika
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Lainnya
    • Ekosospolbud
    • Pojokan
    • Sains
    • Spiritualitas
No Result
View All Result
  • Kabar Desa
  • Dunia
  • Ekologi
  • Dialektika
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Lainnya
    • Ekosospolbud
    • Pojokan
    • Sains
    • Spiritualitas
No Result
View All Result
Piramida.id
  • Berita
  • Dialektika
  • Dunia
  • Edukasi
  • Ekologi
  • Ekosospolbud
  • Kabar Desa
  • Pojokan
  • Sains
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Spiritualitas
Home Sorot Publik

Urgensi Vaksinasi COVID-19 ke Masyarakat Adat Terkendala KTP

by Redaksi
25/07/2021
in Sorot Publik
99
SHARES
708
VIEWS
Bagikan ke FacebookBagikan ke WhatsappBagikan ke Telegram

PIRAMIDA.ID- Pada awal Juli 2021 telah wafat Dolfintje Gaelagoy atau Mama Do, tokoh komunitas adat Marafenfen yang dikenal atas keberaniannya melawan konsesi perkebunan gula di Kepulauan Aru, Maluku. Kepergian Mama Do menambah panjang daftar tokoh masyarakat adat yang meninggal akibat COVID-19.

“Vaksinasi menjadi urgent sekali saat ini karena kampung-kampung adat tidak bisa lagi melindungi warganya dari paparan COVID-19,” kata Devi Anggraini, Ketua Persekutuan Perempuan Adat Nusantara (Perempuan AMAN), organisasi sayap Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN). “Kami telah kehilangan banyak pemimpin perjuangan di kampung-kampung.”

Setiap warga negara memiliki hak untuk sehat dan aman dari ancaman virus corona, tetapi akses untuk mendapatkan vaksin COVID-19 masih sangat di luar jangkauan mayoritas masyarakat adat. Dari sekitar 17 juta jiwa anggota masyarakat adat, kurang dari 1% sudah divaksinasi COVID-19, menurut Devi.

Ia mengungkapkan bahwa masyarakat adat teralienasi dari program vaksinasi pemerintah karena pendistribusian vaksin COVID-19 diprioritaskan di kota-kota besar dan kebanyakan jatah vaksin dialokasikan untuk pengurus desa di tempat masyarakat adat tinggal.

Menurut Devi, meskipun kampung-kampung adat berada di dalam desa, kebanyakan kampung tersebut belum diakui secara administratif sebagai bagian dari wilayah desa karena sebagian besar warga adat belum punya kartu tanda penduduk (KTP).

Akibatnya, mereka tidak terdaftar di dalam data kependudukan, dan tidak bisa mendaftar vaksinasi karena program berskala nasional ini mensyaratkan warga menunjukkan KTP.

“Kebanyakan informasi tentang akses vaksinasi juga disampaikan secara daring, dan kesenjangan teknologi menyebabkan masyarakat terkesklusi dari proses tersebut,” kata Devi kepada DW Indonesia.

Rentan terinfeksi, fasilitas kesehatan kurang

Menurut Devi, warga adat sangat rentan terinfeksi COVID-19 dari orang luar yang masuk ke wilayahnya. Mereka tidak bisa menolak kedatangan orang-orang karena sebagian dari wilayah adat telah menjadi bagian dari area konsesi perusahaan swasta dan proyek strategis pemerintah yang mayoritas memperkerjakan orang-orang dari luar perkampungan mereka.

Di kabupaten Barito Timur di Kalimantan Tengah, misalnya, Perempuan AMAN menerima laporan bahwa sebagian orang yang terlibat di dalam proyek konsesi dan pembangunan sering keluar masuk kampung adat untuk memancing dan mencari hiburan.

Akibatnya, transmisi virus menjadi tidak terhindarkan karena orang-orang dari luar wilayah adat tersebut ternyata telah terpapar virus walaupun gejalanya tidak tampak. “(Masyarakat adat) tidak mungkin bisa mengunci diri (dari interaksi dengan orang luar). Apalagi mereka sudah tidak punya lagi akses pada tanah adat mereka,” kata Devi.

Masalah lebih serius dihadapi oleh masyarakat adat di daerah-daerah terpencil karena kawasan ini belum tentu memiliki fasilitas kesehatan.

Jikalau ada fasilitas kesehatan, tenaga kesehatan belum tentu ada di masa pembatasan kegiatan masyarakat, kata Devi. Ia menjelaskan, kebijakan tersebut telah membatasi ruang gerak tenaga kesehatan menuju fasilitas kesehatan di kampung adat sehingga mereka tidak bisa melayani masyarakat adat, termasuk mensosialisasikan bahayanya pandemi COVID-19 dan pentingnya vaksinasi.

Pemerintah perlu jemput bola

Devi berpendapat pemerintah perlu mengeluarkan kebijakan afirmasi dengan memberikan perlakuan khusus kepada masyarakat adat, misalnya seperti memungkinkan warga adat untuk divaksinasi tanpa harus menunjukkan KTP.

“Akses vaksinasi seharusnya dibuka untuk masyarakat adat selebar-lebarnya tanpa perlu ada persyaratan KTP, sepanjang ketua adatnya atau pengurus kampungnya bisa menyatakan bahwa (yang meminta vaksin) adalah memang betul warganya,” ujarnya.

Jika masyarakat adat tinggal di daerah terpencil, pemerintah perlu proaktif dengan mengirimkan petugas kesehatan ke kampung adat untuk memvaksinasi mereka, bukan justru menunggu dan mengharapkan mereka datang berbondong-bondong berjalan kaki berhari-hari menuju ke tempat vaksin karena ini bisa menciptakan kerumunan baru di dalam perjalanan.

Menurut Devi, pendekatan jemput bola juga perlu dilakukan terhadap masyarakat-masyarakat adat yang selalu menutup diri dari aktivitas dunia luar, seperti Badui Dalam, Kajang Dalam, dan Tobelo Dalam.

“(Untuk mendekati masyarakat adat yang secara khusus mengisolasi dirinya) diperlukan cara-cara khusus, yakni cara-cara yang pendekatannya harus sensitif dengan budaya yang ada di masyarakat,” ujarnya.

Sosiolog: masyarakat adat butuh pendekatan khusus

Senada dengan Devi Anggraini, Daisy Indira Yasmine, sosiolog dari Universitas Indonesia, setuju bahwa masyarakat adat sebaiknya tidak perlu menunjukkan KTP sebagai syarat untuk mendapatkan akses vaksinasi.

“Harus ada pendekatan khusus (untuk masyarakat adat). Tidak boleh sama rata. Perlu diingat bahwa virus corona tidak mengenal KTP. Setiap manusia bisa terinfeksi, dan orang lain kemudian bisa tertular,” kata Daisy.

Ia mengingatkan pemerintah bahwa masyarakat adat merupakan bagian dari Indonesia. Karena akar masalahnya ialah penyebaran virus yang semakin tak terkendali, pemerintah sebaiknya perlu fokus pada upaya memvaksinasi masyarakat adat untuk melindungi mereka, bukan mempersoalkan hal-hal yang bersifat administratif seperti KTP.

Daisy berpendapat bahwa pemerintah juga perlu menjalin kerja sama dengan aktor nonnegara seperti AMAN karena organisasi sipil ini bisa menjadi agensi yang dapat menjembatani komunikasi, kerja sama, dan negosiasi antara pemerintah dan masyarakat adat. “Dialog sangat dibutuhkan.”

Pemerintah, misalnya, bisa mengajak AMAN dalam mendistribusikan vaksin sehingga pemerintah bisa mendapatkan data yang akurat mengenai warga adat sehingga pemerintah tidak salah dalam menentukan lokasi vaksinasi dan menilai siapa saja yang layak masuk dalam kategori rentan dan sangat membutuhkan.

“Anggota AMAN juga bisa menjadi pendamping yang tugasnya ialah menjelaskan ke masyarakat adat tentang apa itu virus corona dan seberapa penting vaksinasi,” kata Daisy. “Mereka belum tentu loh paham hal tersebut. (Tenaga kesehatan) tidak boleh tiba-tiba datang ke kampung adat dan kemudian langsung suntik.”(*)


DW Indonesia

Tags: #administrasikependudukan#covid#mastarakatadat#vaksinasi
Share40SendShare

Related Posts

DI GUYUR HUJAN PHBG GMIH BAIT’EL IDAMGAMLAMO SUKSES MELAKSANAKN GERAK JALAN POCO-POCO

16/04/2025

PIRAMIDA.ID - Menyambut Paskah Tahun 2025 panitia hari-hari besar Gerejawi (PHBG) GMIH Bait'el Idamgamlamo melaksanakan perlombaan Gerak jalan poco-poco pada...

gbr : Iptu L.Manurung dan Personil di lokasi yang diduga tempat perjudian

Warga : Kerja Kapolsek Saribudolok Itu Apa,Tangkap dan Berantas Judilah Baru Paten

06/05/2024

Piramida.id|Simalungun – Kapolsek Saribudolok dituding dan diduga sengaja melakukan pembiaran bahkan perlindungan terhadap kegiatan judi yang sedang marak terjadi di...

Illustrasi

Ratu Sabu Beraksi, Gunung Malela Diteror Narkoba Polsek Dicurigai

25/04/2024

Piramida.id|Simalungun – Sejumlah Warga kecamatan Gunung malela, kabupaten Simalungun, Sumut, menyatakan rasa ketidak percayaannya terhadap kinerja jajaran Polsek Bangun yang...

Jalin Kekompakan, Lapas Kelas IIA Pematangsiantar Gelar Berbagai Kegiatan Sebelum Buka Puasa

18/03/2024

Piramida.id|Siantar - 16 Maret 2024 Bulan Ramadhan merupakan bulan yang penuh berkah, kali ini dalam mengisi waktu sebelum berbuka Puasa...

Dana Desa Bukit Rejo Dipertanyakan, Pangulu Pilih Bungkam

01/03/2024

Piramida.id|Simalungun – Ricardo Nainggolan Sekretaris Jaringan Pendamping Kebijakan Pembangunan (JPKP) Simalungun meragukan kebenaran alokasi dana desa nagori Bukit Rejo, kecamatan...

Lokasi Peredaran Narkoba Bangsal Diramaikan Polisi,Kenziro Pucat

20/02/2024

Piramida.id|Siantar – Kawasan Bangsal, kelurahan Melayu, kecamatan Siantar Utara, Pematangsiantar, mendadak padat, Jalan Raya Wahidin pun spontan dipadati kendaraan dan...

Load More

Tinggalkan KomentarBatalkan balasan

Terkini

Berita

Refleksi Hari Lahir Pancasila, Fawer Sihite: Kita Harus Dengarkan Hati Nurani Rakyat

01/06/2025
Berita

Kalah Sebagai Calon Ketua Umum, Fawer Sihite Pastikan Dukung Kepemimpinan Prima Surbakti dan Jessica Worouw di GMKI

28/05/2025
Berita

Aliansi Mahasiswa Siantar Se-Jabodetabek Akan Kepung Mabes Polri: Tuntut Penangkapan Wali Kota Wesli Silalahi

11/05/2025
Berita

Satgas Penertiban Kawasan Hutan (PKH): Penegakan Hukum atau Alibi Militerisasi Atas Nama Konservasi?

09/05/2025
Berita

Ketua Front Justice: Kepemimpinan Wesly Silalahi Dinilai Gagal, Siantar Mengarah ke Kemunduran dan Kota Gelap

07/05/2025
Berita

GMKI Cabang Bandar Lampung Ungkap Krisis Kepolisian di Daerah Lampung: “Kekuasaan Tanpa Kendali, Rakyat Tanpa Perlindungan”

01/05/2025

Populer

Dunia

Sumber Air Bersih dan Air Minum di Arab Saudi

07/06/2020
Dialektika

Prinsip-Prinsip Disiplin Kelas

02/04/2023
Berita

Ketua Front Justice: Kepemimpinan Wesly Silalahi Dinilai Gagal, Siantar Mengarah ke Kemunduran dan Kota Gelap

07/05/2025
Berita

Aliansi Mahasiswa Siantar Se-Jabodetabek Akan Kepung Mabes Polri: Tuntut Penangkapan Wali Kota Wesli Silalahi

11/05/2025
Pojokan

Pesan Tersembunyi Ki Narto Sabdo Dalam Lagu Kelinci Ucul

23/09/2020
Ekologi

Mengenal Prof. Mr. St. Munadjat Danusaputro, Guru Besar Hukum Lingkungan Hidup

22/06/2020
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman
  • Terms
  • Policy

© 2020-2024 Piramida ID

rotasi barak berita hari ini danau toba

No Result
View All Result
  • Kabar Desa
  • Dunia
  • Ekologi
  • Dialektika
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Lainnya
    • Ekosospolbud
    • Pojokan
    • Sains
    • Spiritualitas

© 2020-2024 Piramida ID

rotasi barak berita hari ini danau toba