Piramida.id
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman
  • Terms
  • Policy
Selasa, Mei 20, 2025
  • Kabar Desa
  • Dunia
  • Ekologi
  • Dialektika
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Lainnya
    • Ekosospolbud
    • Pojokan
    • Sains
    • Spiritualitas
No Result
View All Result
  • Kabar Desa
  • Dunia
  • Ekologi
  • Dialektika
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Lainnya
    • Ekosospolbud
    • Pojokan
    • Sains
    • Spiritualitas
No Result
View All Result
Piramida.id
  • Berita
  • Dialektika
  • Dunia
  • Edukasi
  • Ekologi
  • Ekosospolbud
  • Kabar Desa
  • Pojokan
  • Sains
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Spiritualitas
Home Sorot Publik

55 Tahun G30S: Waktunya Lupakan Sejarah?

by Redaksi
01/10/2020
in Sorot Publik
99
SHARES
705
VIEWS
Bagikan ke FacebookBagikan ke WhatsappBagikan ke Telegram

PIRAMIDA.ID- Banyak negara mengalami peristiwa berdarah. Amerika, misalnya, sampai sekarang masih terseret-seret isu perbudakan yang terjadi ratusan tahun lalu dan perang saudara empat tahun, yang berlangsung 155 tahun lalu. Yang dekat dengan Indonesia, bisa kita sebut, adalah perang saudara di Kamboja.

Indonesia mencatat peristiwa pada 30 September 1965, yang dikatakan pemerintah dilakukan Partai Komunis Indonesia (PKI). Peristiwa itu kemudian dikenal dengan G30S/PKI. Dan serangan-serangan lain sebelum maupun setelah tanggal itu juga dikaitkan dengan PKI.

Thowaf Zuharon mengatakan, “Pada tanggal 22 Oktober 1965 terjadi pembantaian juga oleh para pemuda PKI terhadap para santri di daerah Solo, di satu tempat yang namanya Kedung Kopi. Ada puluhan santri dan tokoh-tokoh Islam yang kemudian dikumpulkan di situ oleh para pemuda PKI dan kemudian dimutilasi satu-satu.”

Thowaf Zuharon adalah penulis buku Banjir Darah, yang mencatat rangkaian kekejaman PKI dari tahun 1926, 1945, 1946, 1948, 1965, dan 1968. Untuk tulisan dalam buku itu, ia mewawancarai banyak korban serangan. Secara pribadi, banyak anggota keluarganya juga menjadi korban PKI.

Mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo, satu dari tiga pendiri Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) baru-baru ini menulis surat terbuka kepada Presiden Jokowi terkait peristiwa G30S. Dalam surat itu, Gatot mengutip kata-kata Bung Karno yang mengatakan “Jasmerah, jangan sekali-kali melupakan sejarah.” Kepada VOA, ia mengatakan, sejarah ini perlu diingat tetapi kita perlu saling memaafkan.

Gatot Nurmantyo mengatakan, “Jadi, kita semuanya sebagai anak bangsa sekarang ini, memaafkan semuanya tetapi tidak melupakan karena ini merupakan sejarah kelam. Tujuannya agar generasi muda mengetahui ini dan tidak terjadi lagi sejarah kelam seperti ini.”

Hal yang tidak mudah, menurut Bradley Simpson, dosen pada departemen sejarah University of Connecticut. Penulis buku tentang Orde Baru Indonesia, dan peneliti hubungan Indonesia-Amerika ini memaklumi kedua pihak, yang sama-sama mengaku sebagai korban, belum bisa berkonsiliasi.

Perlu waktu sangat lama, menurut Simpson, bagi rakyat Indonesia untuk menerima peristiwa itu sebagai bagian sejarah negara. Ia menunjuk pengalaman Amerika yang diisi peristiwa berdarah. Tetapi, ia mengatakan, “Seiring waktu dan generasi baru guru dan cendekiawan yang melihat sejarah dengan lebih kritis, akan mungkin bagi pemuda Indonesia untuk memahami sejarah mereka sendiri dengan lebih jujur.”

Selama bertahun-tahun pemerintah Indonesia menyampaikan sisinya terkait peristiwa itu melalui pemutaran film G30S/PKI serta monumen dan museum. Tetapi, menurut Kepala Pusat Sejarah dan Etika Politik Universitas Sanata Dharma Dr. Baskara T. Wardaya, biasa dipanggil Romo Bas, pihak lain belum diberi kesempatan yang sama. 

Untuk meninggalkan masa lalu yang kelam itu, Romo Bas menyarankan dua hal.

Pertama, saling mendengar dari kedua pihak untuk belajar sejarah sebagai bangsa. Soal siapa benar, siapa salah, kata Romo Bas, belakangan.

Kedua, kata Baskara, “Penyintas atau survivor yang masih ada sekarang ini, mari kita beri perhatian (kepada) mereka. Mereka ini belum pernah dibuktikan di pengadilan, bahwa mereka ini salah. Dengan begitu, kita bisa masuk ke poin satu tadi, belajar juga dari mereka.”

Sampai mereka bisa dibuktikan bersalah, menurut Baskara, kita perlu mendampingi penyintas sebagai warga bangsa. Sebagai sesama manusia.


Source: VOA Indonesia

Tags: #gerakan30s#pki#tragedi
Share40SendShare

Related Posts

DI GUYUR HUJAN PHBG GMIH BAIT’EL IDAMGAMLAMO SUKSES MELAKSANAKN GERAK JALAN POCO-POCO

16/04/2025

PIRAMIDA.ID - Menyambut Paskah Tahun 2025 panitia hari-hari besar Gerejawi (PHBG) GMIH Bait'el Idamgamlamo melaksanakan perlombaan Gerak jalan poco-poco pada...

gbr : Iptu L.Manurung dan Personil di lokasi yang diduga tempat perjudian

Warga : Kerja Kapolsek Saribudolok Itu Apa,Tangkap dan Berantas Judilah Baru Paten

06/05/2024

Piramida.id|Simalungun – Kapolsek Saribudolok dituding dan diduga sengaja melakukan pembiaran bahkan perlindungan terhadap kegiatan judi yang sedang marak terjadi di...

Illustrasi

Ratu Sabu Beraksi, Gunung Malela Diteror Narkoba Polsek Dicurigai

25/04/2024

Piramida.id|Simalungun – Sejumlah Warga kecamatan Gunung malela, kabupaten Simalungun, Sumut, menyatakan rasa ketidak percayaannya terhadap kinerja jajaran Polsek Bangun yang...

Jalin Kekompakan, Lapas Kelas IIA Pematangsiantar Gelar Berbagai Kegiatan Sebelum Buka Puasa

18/03/2024

Piramida.id|Siantar - 16 Maret 2024 Bulan Ramadhan merupakan bulan yang penuh berkah, kali ini dalam mengisi waktu sebelum berbuka Puasa...

Dana Desa Bukit Rejo Dipertanyakan, Pangulu Pilih Bungkam

01/03/2024

Piramida.id|Simalungun – Ricardo Nainggolan Sekretaris Jaringan Pendamping Kebijakan Pembangunan (JPKP) Simalungun meragukan kebenaran alokasi dana desa nagori Bukit Rejo, kecamatan...

Lokasi Peredaran Narkoba Bangsal Diramaikan Polisi,Kenziro Pucat

20/02/2024

Piramida.id|Siantar – Kawasan Bangsal, kelurahan Melayu, kecamatan Siantar Utara, Pematangsiantar, mendadak padat, Jalan Raya Wahidin pun spontan dipadati kendaraan dan...

Load More

Tinggalkan KomentarBatalkan balasan

Terkini

Berita

Aliansi Mahasiswa Siantar Se-Jabodetabek Akan Kepung Mabes Polri: Tuntut Penangkapan Wali Kota Wesli Silalahi

11/05/2025
Berita

Satgas Penertiban Kawasan Hutan (PKH): Penegakan Hukum atau Alibi Militerisasi Atas Nama Konservasi?

09/05/2025
Berita

Ketua Front Justice: Kepemimpinan Wesly Silalahi Dinilai Gagal, Siantar Mengarah ke Kemunduran dan Kota Gelap

07/05/2025
Berita

GMKI Cabang Bandar Lampung Ungkap Krisis Kepolisian di Daerah Lampung: “Kekuasaan Tanpa Kendali, Rakyat Tanpa Perlindungan”

01/05/2025
Berita

Fawer Sihite Luncurkan Buku “Menghidupi Kembali Ut Omnes Unum Sint”: Refleksi dan Kebangkitan GMKI

22/04/2025
Edukasi

Refleksi Paskah dan Titik Balik Kebangkitan Ekonomi Indonesia

20/04/2025

Populer

Berita

Aliansi Mahasiswa Siantar Se-Jabodetabek Akan Kepung Mabes Polri: Tuntut Penangkapan Wali Kota Wesli Silalahi

11/05/2025
Spiritualitas

Kasih Sebagai Perintah Baru

26/07/2020
Edukasi

Peran Media Massa sebagai Watchdog Politik di Indonesia

17/11/2022
Dialektika

Prinsip-Prinsip Disiplin Kelas

02/04/2023
Dialektika

Immanuel Kant, Filsuf Yang Lebih Tepat Waktu Dari Jam

24/05/2020
Dialektika

Menilik Fenomena Hukum Tajam ke Bawah Tumpul ke Atas

28/04/2022
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman
  • Terms
  • Policy

© 2020-2024 Piramida ID

rotasi barak berita hari ini danau toba

No Result
View All Result
  • Kabar Desa
  • Dunia
  • Ekologi
  • Dialektika
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Lainnya
    • Ekosospolbud
    • Pojokan
    • Sains
    • Spiritualitas

© 2020-2024 Piramida ID

rotasi barak berita hari ini danau toba