Piramida.id
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman
  • Terms
  • Policy
Selasa, Januari 31, 2023
  • Kabar Desa
  • Dunia
  • Ekologi
  • Dialektika
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Lainnya
    • Ekosospolbud
    • Pojokan
    • Sains
    • Spiritualitas
No Result
View All Result
  • Kabar Desa
  • Dunia
  • Ekologi
  • Dialektika
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Lainnya
    • Ekosospolbud
    • Pojokan
    • Sains
    • Spiritualitas
No Result
View All Result
Piramida.id
  • Berita
  • Dialektika
  • Dunia
  • Edukasi
  • Ekologi
  • Ekosospolbud
  • Kabar Desa
  • Pojokan
  • Sains
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Spiritualitas
Home Pojokan

Malam Terakhir Saya Mendengar Suara Bapak

by Redaksi
14/06/2020
in Pojokan
98
SHARES
702
VIEWS
Bagikan ke FacebookBagikan ke WhatsappBagikan ke Telegram

Seprina Kornelia Purba*

PIRAMIDA.ID- Bagi sebagian para remaja, jika putus dengan kekasih itu rasanya memang sakit. Namun, rasanya bagiku itu adalah hal yang sangat biasa. Iya, sebagai seorang remaja yang baru mengenal cinta beberapa orang menganggap bahwa pacaran adalah satu hal yang berkesan dan menjadikan hidup berwarna atau bahkan suatu bentuk pendewasaan diri.

Saya tidak mengatakan pandangan itu salah. Tentu saja semua orang berhak mempunyai cara dan pandangan hidup yang berbeda untuk menyikapi segala hal.

Menjadi seseorang yang membanggakan orangtua adalah cita-cita setiap anak, begitu juga dengan saya yang terlahir dari keluarga yang bisa dikategorikan keluarga sangat sederhana. Keluarga yang kesehariannya bekerja sebagai petani untuk mencari sesuap nasi dan biaya sekolah anak-anaknya.

Namun setelah masuknya pembangunan PLTA di kampung saya, pekerjaan bapak berubah tidak ke ladang lagi. Dia lebih memilih sebagai salah seorang pekerja proyek. Sedangkan mama juga berpendapat ke ladang seorang diri itu bukanlah hal yang mudah dan pastinya pekerjaan yang lumayan melelahkan jika dikerjakan sendiri, sehingga mama pun lebih memilih ikut bapak.

Tapi bukan sebagai pekerja proyek, namun sebagai seorang tukang warung dan tukang masak untuk karyawan proyek.

Semenjak saat itu perekonomian keluarga kami mulai membaik, apalagi semenjak bapak diangkat menjadi mandor lapangan oleh bosnya. Bukan karena pintar atau pendidikan tinggi; bapak hanyalah tamatan SD yang putus sekolah karena ekonomi.

Tapi dia diangkat menjadi mandor karena dia adalah orang yang jujur dan bekerja keras. Iya, bapak adalah sosok laki-laki yang selalu saya banggakan. Ia selalu hadir dan memberikan sepenuhnya kasih dan sayangnya pada kami, anak-anaknya.

Hingga satu waktu, suatu kejadian yang menyebabkan saya kehilangan bapak saya untuk selamanya. Tepatnya hari Senin, 06 Desember 2011, sehari setelah saya pulang dari tempat ret-ret Naga Huta. Hari di mana saya menghadapi Ujian Semester.

Bagi saya, hari itu adalah hari yang paling menyakitkan dan menyedihkan selama saya hidup, di mana sesampainya di kost saya kembali disuruh pulang ke kampung sama ibu kost saya, Kodang, kaka dari mama – iya, saya kost di tempat keluarga.

Saya tanyakan, “Kenapa saya harus pulang? Besok kami masih ujian, Kodang.”

Tapi hanya dijawab dengan kata harus pulang, karena bapak sakit.

Tentunya saya tidak percaya, terlebih tadi malam bapak masih menelepon dan bertanya pada saya terkait rasanya ret-ret yang saya jalani kali ini dan menanyakan adakah surat untuknya.

Iya, karena ini bukan kali pertama saya ret-ret dan saya pernah menulis “surat cinta” atau lebih tepatnya surat permohonan maaf untuk bapak akan kesalahan saya sebagai boru-nya yang selalu bandal ini.

Kami bercerita sembari bercanda via telepon di malam itu, yang tidak saya sadari dan sangka ternyata itu akan menjadi malam terakhir di mana saya bisa mendengar suara seorang bapak yang selalu saya banggakan sampai saat ini dan pastinya untuk selamanya.

Saya mulai bertanya-tanya dan gelisah. Saya mulai menelepon bapak namun tidak ada jawaban, saya telepon mama juga tidak ada jawaban. Saya semakin tidak tenang sambil ke sana-sini, saya tanyakan kembali ke ibu kost, namun kali ini saya malah melihat dia meneteskan air mata.

Lalu teman kost lainnya pun mulai memeluk saya. Tentunya hati saya semakin tak menentu, saya telepon tante saya di kampung dan tentu saja jawabannya membuat hati saya sakit, sesakit-sakitnya.

Di balik telepon itu dia berkata, “Pulanglah. Bapakmu sudah meninggal.”

Mendengarnya, seketika tangisan saya pecah, jadi, sejadi-jadinya dan HP di tangan saya terlempar entah ke mana.

Teman-teman kost masih berusaha menenangkan, sedangkan ibu kost (kaka mama) hanya bisa ikut menangis. Dan akhirnya abang kost bersedia mengantarkan saya pulang ke kampung karena memang tidak ada transportasi ke kampung selain pagi dan sore.

Saya pulang naik sepeda motor tarik 3 (tiga) dan sangat hati-hati, karena jalannya yang lumayan rusak dan saya yang tidak berhenti menangis dan menjerit di jalan. Kami tarik 3 (tiga) karena mereka khawatir dan takut bilamana aku nekat lompat dari motor.

Saya sampai di rumah, namun saya tidak menemukan bapak. Saya hanya menemui mama dan adek-adek saya sedang menangis. Ternyata jasad bapak masih dibawa ke rumah sakit untuk dilakukan autopsi.

Saya tanyakan, kenapa harus diautopsi.

“Bapak tertimpa longsor. Dan posisinya dia adalah mandor. Tapi hanya dia yang tertimpa longsor.”

Tidak berapa lama kemudian terdengar suara sirine mobil ambulans. Iya, itu adalah mobil ambulans yang membawa jasad bapak. Melihatnya, tangisan kami pecah begitu kuat terdengar. Dan dari mobil ambulans keluar kakak saya yang SMA di Siantar serta beberapa orang yang tidak jelas saya ingat.

Jasad bapak kemudian diangkat dan disemayamkan ke rumah dengan iringan tangis yang begitu merdu. Esok harinya langsung dilakukan pemakaman bapak, teman-teman dan keluarga datang untuk mengucapkan turut berbelasungkawa.

Setelah hari itu, saya yang masih duduk di bangku SMP harus menelan pil pahit, kehilangan seorang sosok bapak. Semua orang pastinya tahu bagaimana bahagianya memiliki bapak dan pentingnya seorang bapak di hidupnya – sesuatu yang sejak hari itu tak bisa kurasakan lagi.

Setelah hari-hari itu, acap kali saya sebenarnya cemburu melihat teman-teman yang mempunyai cerita indah bersama bapaknya. Namun kemudian saya meneguhkan hati, bukankah semua orang memiliki kisah hidupnya masing-masing? Dan dari semua kejadian itu, saya belajar untuk lebih kuat dan ikhlas.

Iya, saya kemudian ditempah pengalaman, bahwa bagi saya hidup bukanlah tentang penyesalan namun lebih ke belajar.

Satu yang selalu saya ingat, bahwa apapun akan dilakukan bapak asal kami anak-anaknya bisa sekolah dan mencapai cita-cita kami.

Dan saat saya kuliah seperti ini, saya masih percaya ini adalah berkat doanya. Saya yakin, dia bangga di sana.


Penulis merupakan mahasiswa di Universitas Efarina. Saat ini mengemban amanah menjabat sebagai Presidium Pendidikan dan Kaderisasi (PPK) PMKRI Cab. Pematangsiantar Santo Fransiskus dari Assisi.

Editor: Red/Hen

Tags: #ayah#cerita#inspiratif#kisahhidup
Share39SendShare

Related Posts

Seperti Apa Sistem Absensi yang Banyak Digunakan di Indonesia?

20/12/2022

PIRAMIDA.ID- Aset terbesar perusahaan adalah karyawan. Tanpa karyawan, perusahaan tidak akan dapat mencapai tujuan perusahaan. Untuk mencapai tujuannya, human resources...

Mimpi

07/12/2022

Billie Gregorine* PIRAMIDA.ID- Semua orang sekiranya pastilah pernah bermimpi. Sambil rebahan, sayup-sayup kudengar lagu dari Nadin Hamizah yang judulnya 'Rumpang'....

Mengantongi Ragam Cerita dari Tanah Papua

04/09/2022

Oleh: Roberto Duma Buladja* PIRAMIDA.ID- Konsultasi Nasional (Konas) GMKI berlangsung pada 23–27 Agustus 2022 di Jayapura, tanah Papua. Kurang lebih...

Diskriminasi Terhadap Perokok, dari Waktu ke Waktu

26/08/2022

Indi Hakimi* PIRAMIDA.ID- Bukan kali ini saja perokok mendapatkan perlakuan buruk dari masyarakat. Perlakuan itu bukan hanya melalui tindakan-tindakan, begitu...

Apa yang Membuat Rokok Elektrik Menarik?

18/08/2022

PIRAMIDA.ID- Rokok elektrik atau yang dikenal vape salah satu produk berbasis nikotin yang disukai sebagian perokok. Vape digadang-gadang sebagai pengentas...

Mengapa Kita Punya Alis?

15/08/2022

PIRAMIDA.ID- Alis tumbuh dalam berbagai bentuk, ukuran dan warna. Mereka membuat wajah kita jadi unik. Tapi kegunaan alis bukan hanya...

Load More

Comments 1

  1. Emmanuella Natasya says:
    3 tahun ago

    Semangat sep 🙂
    Bagus ceritanya 👍

    Memuat...
    Balas

Tinggalkan Komentar Batalkan balasan

Terkini

Edukasi

Meningkatkan Keadilan di Indonesia

29/01/2023
Berita

Esensi Kekuasaan di Indonesia

28/01/2023
Berita

Komda PMKRI Sumbagut: Wali Kota Medan Penuh Pencitraan

28/01/2023
Berita

PP Simalungun Buka Pendaftaran Balon Ketua MPC Simalungun

28/01/2023
Berita

Tuntaskan Perkara Judi Apin BK, Komda PMKRI Sumut Apresiasi Kinerja Kapolda Sumut

28/01/2023
Sains

Cerita tentang Bedes Bijak (Homosapiens)

27/01/2023

Populer

Prosesi sertijab PP GMKI/screeshot
Berita

PP GMKI Resmi dikukuhkan, Ini Susunan Pengurus Pusat GMKI Masa Bakti 2020-2022

09/01/2021
ilustrasi: tirto.id/Gery
Sains

Apa itu Teori Evolusi Darwin?

27/01/2023
Berita

Syukuran Pembubaran Panitia, Panitia Perayaan Natal 3 Sinode Gelar Pemberian Tali Asih di Panti Asuhan

02/06/2022
Berita

Esensi Kekuasaan di Indonesia

28/01/2023
Edukasi

Keterbatasan Jumlah Guru Terampil

09/12/2021
Berita

Kritik Sastra: Pengertian, Fungsi, Manfaat dan Pendekatan

14/11/2022

FULL CAFE SIANTAR DI JALAN NARUMONDA ATAS NO 30

  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman
  • Terms
  • Policy

© 2020-2021 Piramida ID

wisata indonesia - destinasi wisata terpopuler Rotasi Asia - Berita Terkini Spot Wisata Danau Toba Terbaik destinasi wisata dunia

No Result
View All Result
  • Kabar Desa
  • Dunia
  • Ekologi
  • Dialektika
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Lainnya
    • Ekosospolbud
    • Pojokan
    • Sains
    • Spiritualitas

© 2020-2021 Piramida ID

wisata indonesia - destinasi wisata terpopuler Rotasi Asia - Berita Terkini Spot Wisata Danau Toba Terbaik destinasi wisata dunia

%d blogger menyukai ini: