Piramida.id
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman
  • Terms
  • Policy
Rabu, Mei 28, 2025
  • Kabar Desa
  • Dunia
  • Ekologi
  • Dialektika
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Lainnya
    • Ekosospolbud
    • Pojokan
    • Sains
    • Spiritualitas
No Result
View All Result
  • Kabar Desa
  • Dunia
  • Ekologi
  • Dialektika
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Lainnya
    • Ekosospolbud
    • Pojokan
    • Sains
    • Spiritualitas
No Result
View All Result
Piramida.id
  • Berita
  • Dialektika
  • Dunia
  • Edukasi
  • Ekologi
  • Ekosospolbud
  • Kabar Desa
  • Pojokan
  • Sains
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Spiritualitas
Home Dialektika

Mengapa Rusia kerap Mengubah Lagu Kebangsaan?

by Redaksi
13/09/2020
in Dialektika
109
SHARES
776
VIEWS
Bagikan ke FacebookBagikan ke WhatsappBagikan ke Telegram

PIRAMIDA.ID- Sepanjang sejarahnya, Rusia telah melewati banyak pergolakan politik. Selama itu pula, negara ini telah berkali-kali mengubah lagu kebangsaannya. Berikut sejarah singkat lagu kebangsaan Rusia.

Ketika Vladimir Putin mengesahkan undang-undang yang menetapkan lagu kebangsaan Rusia yang baru pada tahun 2000, tak semua orang Rusia menyukainya. Misalnya, Mstislav Rostropovich, pemain cello Rusia yang terkenal, mengatakan bahwa ia “tak akan pernah menghormati lagu kebangsaan yang baru dengan berdiri saat lagu itu dinyanyikan.” Alasannya sepele — lagu kebangsaan baru itu tak benar-benar baru.

Musik lagu kebangsaan yang dipilih pada tahun 2000 sama dengan musik lagu kebangsaan Uni Soviet gubahan Aleksandr Aleksandrov yang disahkan Josef Stalin dan digunakan sejak 1944 hingga 1991.

Meskipun liriknya baru, pengarangnya tak lain adalah orang yang sama dengan pencipta lirik lagu kebangsaan tahun 1944, yaitu penyair Sergey Mikhalkov. Akibatnya, lagu itu mengingatkan orang-orang pada periode Soviet. Kenapa hal ini terjadi?

Kemuliaan Kerajaan

Lagu kebangsaan selalu menjadi cerminan masyarakat dan politik Rusia. Lagu kebangsaan yang pertama, yang berjudul “Molitva russkikh” (Doa Rakyat Rusia), dipilih pada 1816 oleh Tsar Aleksandr I. Melodi lagu ini sama dengan melodi lagu kebangsaan Inggris kala itu, “God, Save The King”, tapi dengan lirik bahasa Rusia yang mengagung-agungkan tsar.

Nikolay I, yang menggantikan Aleksandr dan terkenal dengan patriotisme dan temperamennya yang keras, dikabarkan pernah mengatakan, “Musik Inggris yang telah kita dengar selama ini membuatku bosan.” Akhirnya, lagu kebangsaan yang baru pun segera ditulis pada 1833. Lagu yang baru berjudul “Bozhe, Tsarya khrani!” (Tuhan, Lindungi Tsar!), dan di dalam liriknya terdapat kata-kata, seperti “kuat, berdaulat, memerintah untuk kemuliaan, untuk kemuliaan kita!

Periode Revolusi

Pada 1917, monarki digulingkan dan pemimpin baru Rusia menginginkan lagu-lagu baru untuk rakyatnya. Lagu-lagu ini berkaitan erat dengan simbolisme revolusi. “Rabochaya Marseleza”, versi Rusia lagu kebangsaan Prancis “La Marseillaise”, misalnya, menjadi lagu kebangsaan dari 1917 sampai 1922. Dalam lagu ini, tsar yang sebelumnya disebut “kuat dan berdaulat” berubah menjadi “drakula”, musuh rakyat yang harus ditumpas.

Pada 1922, Uni Soviet mengadopsi “Internatsional” sebagai lagu nasionalnya. Meskipun lagu itu secara resmi bukan lagu kebangsaan, lagu gerakan buruh internasional ini dinyanyikan di setiap acara dan perayaan resmi. Lagu tersebut menyerukan “seluruh dunia yang kelaparan dan diperbudak” harus bangkit dan menggulingkan kapitalisme.

Perubahan Hati Stalin

Josef Stalin mengubah lagu kebangsaan Uni Soviet pada 1944 menjadi sesuatu yang benar-benar baru. Sergey Mikhalkov dan Gabriel El-Registan menulis liriknya, sementara musiknya digubah oleh Aleksandr Aleksandov. Motivasi Stalin untuk perubahan itu semata-mata bersifat politis.

Selama Perang Dunia II, Stalin ingin memberi sinyal kepada sekutu Barat bahwa Uni Soviet tidak akan menggulingkan pemerintahan mereka lagi dan siap untuk bekerja sama. Mengubah lagu kebangsaan dan menjauhi “Internatsional” merupakan langkah simbolis yang penting.

El-Registan, salah satu pengarang lagu tersebut, bercerita dalam memoarnya bahwa “Stalin menyuruh kami menambahkan satu bait lagi, yang mengagungkan Tentara Merah, tentang bagaimana kita mengalahkan fasis dan akan terus melakukannya ….” Ini tecermin dalam bait, “Kami bangun tentara kita dalam pertempuran, kita akan menyapu bersih penjajah yang keji!” Namun demikian, pemerintah “mengoreksi” lagu kebangsaan pada 1977. Lagu itu dibuat agar terdengar lebih damai dan sekaligus menyingkirkan nama Stalin.

Lagu Kebangsaan Tanpa Lirik

Lagu kebangsaan Soviet tak berubah sampai negara itu sendiri akhirnya runtuh pada 1991. Sekali lagi, Rusia membutuhkan sebuah lagu baru. Dari tahun 1991 sampai 2000, lagu kebangsaan tak resmi Rusia adalah “Patrioticheskaya Pesnya” (Lagu Patriotik), sebuah komposisi tanpa teks yang kurang terkenal, ciptaan Mikhail Glinka (1804 – 1857), salah satu komposer paling terkenal dalam sejarah Rusia.

Namun, lagu itu sudah bermasalah sejak awal. Partai Komunis tak merestui lagu itu dijadiakan lagu kebangsaan resmi dan menuntut agar Rusia tetap menggunakan lagu kebangsaan Uni Soviet. Pada saat yang sama, banyak orang yang merasa aneh dengan lagu itu karena ia tak memiliki lirik sehingga tak bisa dinyanyikan. Pemerintah bahkan menggelar sayembara lirik terbaik, tapi tak berhasil menemukan atau menyetujui seorang pemenang pun.

Segera setelah Vladimir Putin terpilih untuk masa jabatan presiden pertamanya pada tahun 2000, dia mengusulkan sebuah kompromi, yaitu mengembalikan lagu kebangsaan yang lama, tapi mengganti liriknya sehingga rakyat akan memuji Rusia alih-alih Uni Soviet dan komunisme.

Sebagaimana yang disebutkan di atas, beberapa orang sangat menentang gagasan tersebut, tapi mayoritas anggota parlemen menyetujui undang-undang tersebut dan sejak tahun 2000, melodi gubahan Aleksandrov yang telah akrab di telinga orang Rusia telah dimainkan di seluruh acara resmi.

Menanggapi kritik karena mengembalikan simbolisme Soviet, Putin mengatakan pada tahun 2000, “Jika kita setuju bahwa kita tak boleh menggunakan simbol-simbol era Soviet, kita juga harus setuju bahwa seluruh generasi warga kita, ibu dan ayah kita (mereka yang tinggal selama periode Uni Soviet) telah menjalani hidup dengan sia-sia. Dan saya tak bisa sepakat dengan itu.”


Sumber: Russia Beyond

Tags: #lagukebangsaan#rusia#sejarah
Share44SendShare

Related Posts

Pidato Lengkap Jefri Gultom di Dies Natalis GMKI ke-74: Bangkit Ditengah Pergumulan

26/02/2024

Bangkit Ditengah Pergumulan Pidato 74 tahun GMKI Jefri Edi Irawan Gultom Para peletak sejarah selalu berpegang pada prinsip ini, ‘’perjalanan...

Pewaris Opera Batak

11/07/2023

Oleh: Thompson Hs* PIRAMIDA.ID- Tahun 2016 saya menerima Anugerah Kebudayaan dari Kemdikbud (sekarang Kemendikbudristek) Republik Indonesia di kategori Pelestari. Sederhananya,...

Mengapa Membahas Masa Depan Guru “Dianggap” Tidak Menarik?

01/05/2023

Oleh: Agi Julianto Martuah Purba PIRAMIDA.ID- “Mengapa sejauh ini kampus kita tidak mengadakan seminar tentang tantangan dan strategi profesi guru di...

Membangun Demokrasi: Merawat Partisipasi Perempuan di Bidang Politik

14/04/2023

Oleh: Anggith Sabarofek* PIRAMIDA.ID- Demokrasi, perempuan dan politik merupakan tiga unsur yang saling berkesinambungan satu dengan yang lain. Berbicara mengenai...

Dari Peristiwa Kanjuruhan Hingga Batalnya Indonesia Tuan Rumah Piala Dunia U-20

03/04/2023

Oleh: Edis Galingging* PIRAMIDA.ID- Dunia sepak bola tanah air sedang merasakan duka yang dalam. Kali ini, duka itu hadir bukan...

Prinsip-Prinsip Disiplin Kelas

02/04/2023

Oleh: Muhammad Muharram Azhari* PIRAMIDA.ID- Pengertian disiplin menurut Elizabeth Hurtock mengemukakan bahwa; Disiplin itu berasal dari kata "discipline", yaitu seseorang...

Load More

Tinggalkan KomentarBatalkan balasan

Terkini

Berita

Aliansi Mahasiswa Siantar Se-Jabodetabek Akan Kepung Mabes Polri: Tuntut Penangkapan Wali Kota Wesli Silalahi

11/05/2025
Berita

Satgas Penertiban Kawasan Hutan (PKH): Penegakan Hukum atau Alibi Militerisasi Atas Nama Konservasi?

09/05/2025
Berita

Ketua Front Justice: Kepemimpinan Wesly Silalahi Dinilai Gagal, Siantar Mengarah ke Kemunduran dan Kota Gelap

07/05/2025
Berita

GMKI Cabang Bandar Lampung Ungkap Krisis Kepolisian di Daerah Lampung: “Kekuasaan Tanpa Kendali, Rakyat Tanpa Perlindungan”

01/05/2025
Berita

Fawer Sihite Luncurkan Buku “Menghidupi Kembali Ut Omnes Unum Sint”: Refleksi dan Kebangkitan GMKI

22/04/2025
Edukasi

Refleksi Paskah dan Titik Balik Kebangkitan Ekonomi Indonesia

20/04/2025

Populer

Edukasi

Peran Pemuda dan Mahasiswa untuk Pengembangan SDM

03/02/2023
Dialektika

“Baku Tongka Bukang Baku Dibo”, Hilangnya Posisi Kader GMKI

02/08/2021
Dunia

Sumber Air Bersih dan Air Minum di Arab Saudi

07/06/2020
Berita

Kritik Sastra: Pengertian, Fungsi, Manfaat dan Pendekatan

14/11/2022
Dialektika

Prinsip-Prinsip Disiplin Kelas

02/04/2023
Pojokan

Aku dan Sejuta Masalah Hidupku

17/06/2021
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman
  • Terms
  • Policy

© 2020-2024 Piramida ID

rotasi barak berita hari ini danau toba

No Result
View All Result
  • Kabar Desa
  • Dunia
  • Ekologi
  • Dialektika
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Lainnya
    • Ekosospolbud
    • Pojokan
    • Sains
    • Spiritualitas

© 2020-2024 Piramida ID

rotasi barak berita hari ini danau toba