Piramida.id
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman
  • Terms
  • Policy
Selasa, Juni 6, 2023
  • Kabar Desa
  • Dunia
  • Ekologi
  • Dialektika
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Lainnya
    • Ekosospolbud
    • Pojokan
    • Sains
    • Spiritualitas
No Result
View All Result
  • Kabar Desa
  • Dunia
  • Ekologi
  • Dialektika
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Lainnya
    • Ekosospolbud
    • Pojokan
    • Sains
    • Spiritualitas
No Result
View All Result
Piramida.id
  • Berita
  • Dialektika
  • Dunia
  • Edukasi
  • Ekologi
  • Ekosospolbud
  • Kabar Desa
  • Pojokan
  • Sains
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Spiritualitas
Home Dialektika

Pembebasan Perempuan: Feminisme, Revolusi Kelas, dan Anarkisme

by Redaksi
22/12/2020
in Dialektika
104
SHARES
743
VIEWS
Bagikan ke FacebookBagikan ke WhatsappBagikan ke Telegram

Emi Lidia Nadeak*

PIRAMIDA.ID-Perlawanan yang terus tumbuh hari ini adalah hasil dari kehidupan sistem pemerintahan yang jauh dari kata adiluhung bagi kehidupan rakyat, terutama kelas miskin.

Lebih parahnya, hingga hari ini masyarakat banyak yang tak mengenal arti ketertindasan yang disebabkan dua hal: pertama, pendidikan yang cenderung tidak kontekstual. Kedua, opresi sejarah yang dikonsumsi sedari dini di sekolah lebih banyak melibatkan narasi-narasi khas penguasa-meniadakan peran lawan.

Salah satu ciri khas unik sejarah adalah beragamnya argumentasi atas suatu peristiwa tapi tidak ketika sejarah itu sendiri telah dikooptasi oleh kelas berkuasa.

Mengakui bahwa percakapan tentang ras itu sulit dan berbeda sekali dengan menyatakan bahwa tidak ada percakapan seperti menunjukkan perbedaan tajam dalam pengalaman ketika gender bersinggungan dengan ras dan kelas.

Pembebasan perempuan bersifat multi-ras sejak awal, dan ras seringkali menjadi pusat wacana, bahkan jika itu terjadi dalam konteks polarisasi rasial.

Kita harus menyingkirkan mitos bahwa kaum feminis “semuanya berkulit putih” untuk mendapatkan aspek generatif dari percakapan dan debat yang terjadi, dan untuk memahami mengapa dan bagaimana mereka begitu sulit:

Pertama, munculnya interseksualitas sebagai konsep teoritis tidak begitu mempresentasikan ketidakrelevanan teori feminis yang sebelumnya sebagai sesuatu yang tumbuh dari diskusi awal dan teka-teki yang diungkapkan oleh debat-debat tersebut.

Kedua, gerakan pembebasan perempuan sebagai gerakan kiri baru yang radikal tidak terbatas di kota-kota besar maupun amerika serikat. Setiap negara memiliki sejarah dan akar feminis sendiri, meskipun kisah-kisah pendiriannya sangat mirip. Semua dari mereka berbagi fokus pada kebebaan pribadi dan kemauan radikal egaliter untuk menantang setiap bentuk hierarki.

Ketiga, stereotip bahwa aktivis pembebasan perempuan lantang dan jelek mengarahkan kita pada militansi gerakan pembebasan perempuan dan ekspektasi radikal, utopis, terkadang apokaliptik. Ini berarti bahwa orang-orang melemparkan seluruh hidup mereka ke dalam perjuangan, yakin bahwa itu bisa mengubah dunia hamper dalam semalam.

Radikalisme gerakan pembebasan perempuan adalah tantangan kulturalnya bukan pada hukum yang tidak adil tetapi pada defenisi perempuan dan laki-laki, keseluruhan sistem kemudian dipanggil sex roles atau peran gender oleh sosiolog.

Tulisan-tulisan gerakan pembebasan perempuan yang sering dikutip dan dihologologiskan jelas merupakan fondasi dan segala yang terjadi kemudian.

Hubungan Antara Masyarakat Kelas dan Kapitalisme

Ciri yang menentukan dari masyarakat kapitalis adalah bahwa ia secara luas dibagi menajdi dua kelas fundamental: kelas kapitalis (borjuasi) dan kelas pekerja (proletariat). Tentu saja ada banyak wilayah abu-abu dalam definisi masyarakat kelas ini.

Kelas menengah adalah istilah yang bermasalah sebab meskipun sering digunakan tetapi siapa yang dirujuk mempresentasikan kelas ini. Namun, lapisan-lapisan menengah ini bukan sebenarnya bukan kelas yang independen terhadap proses eksploitasi dan akumulasi modal oleh kapitalisme.

Hubungan Antara Seksisme dan Kapitalisme

Seksisme adalah sumber ketidakadilan yang berbeda dari jenis eksploitasi kelas dalam beberapa cara berbeda. Sebagian besar perempuan hidup dan bekerja dengan pria untuk setidaknya beberapa kehidupan mereka.

Perempuan dan laki-laki tidak memiliki kepentingan yang bertentangan secara inheren; kami tidak ingin menghapus jenis kelamin tetapi sebaliknya menghapuskan hierarki kekuasaan yang ada antara jenis kelamin dan untuk menciptakan masyarakat dimana perempuan dan laki-laki dapat hidup secara bebas dan bersama-sama. Masyarakat kapitalis tergantung pada eksploitasi kelas.

Meskipun tidak tergantung tentang seksisme dan secara teori dapat mengakomodasi sebagian besar perlakuan yang sama terhadap perempuan dan laki-laki. Oleh karena itu berakhirnya seksisme tidak selalu mengarah pada berakhirnya kapitalisme. Demikian juga, seksisme dapat berlanjut bahkan setelah kapitalisme dan masyarakat kelas telah dihapuskan.

Seksisme merupakan bentuk penindasan paling awal. Dibawah kapitalisme, penindasan terhadap perempuan memiliki karakter tersendiri dimana kapitalisme telah mengambil keuntungan dari penindasan historis perempuan untuk memaksimalkan keuntungan.

Kekuatan Pendorong Pembebasan Perempuan adalah Feminisme

Secara umum didokumentasikan dengan baik bahwa perjuangan untuk emansipasi perempuan tidak selalu didukung bahwa secara historis perempuan telah menghadapi seksisme dalam organisasi perjuangan kelas.

Keuntungan tak terbantahkan dalam kebebasan perempuan yang telah terjadi adalah berkat para perempuan dan laki-laki baik didalam organisasi perjuangan kelas maupun diluar yang menentang seksisme dan berjuang untuk perbaikan kondisi perempuan.

Saya menekankan pokonya meskipun hari ini gerakan anarkis secara keseluruhan mendukung penghentian penindasan terhadap perempuan, masih ada ketidakpercayaan terhadap feminisme dengan kaum anarkis dan sosialis lain, kadang-kadang menjauhkan diri dari feminisme karena sering tidak memiliki analisis kelas.

Namun feminisme inilah yang harus kita syukuri atas hasil nyata yang dicapai perempuan.
Membaca buku ini dengan semangat memahami kembali gerakan perempuan menjadi penting untuk kembali memikirkan arah gerakan massa untuk keseteraan perempuan di indonsia khususnya.

Sebagai pembaca, saya merekomedasikan buku ini untuk dibaca. Baik itu perempuan juga laki-laki, kita harus sama-sama berjuang melawan seksisme salah satunya dengan memahami isi buku ini.(*)


Penulis merupakan Presidium Hubungan Perguruan Tinggi (PHPT) PMKRI Cabang Pematangsiantar. Founder Komunitas Kartini Indonesia.

Tags: #gerakansosial#Perempuan#perjuangan#resensi
Share42SendShare

Related Posts

Mengapa Membahas Masa Depan Guru “Dianggap” Tidak Menarik?

01/05/2023

Oleh: Agi Julianto Martuah Purba PIRAMIDA.ID- “Mengapa sejauh ini kampus kita tidak mengadakan seminar tentang tantangan dan strategi profesi guru di...

Membangun Demokrasi: Merawat Partisipasi Perempuan di Bidang Politik

14/04/2023

Oleh: Anggith Sabarofek* PIRAMIDA.ID- Demokrasi, perempuan dan politik merupakan tiga unsur yang saling berkesinambungan satu dengan yang lain. Berbicara mengenai...

Dari Peristiwa Kanjuruhan Hingga Batalnya Indonesia Tuan Rumah Piala Dunia U-20

03/04/2023

Oleh: Edis Galingging* PIRAMIDA.ID- Dunia sepak bola tanah air sedang merasakan duka yang dalam. Kali ini, duka itu hadir bukan...

Prinsip-Prinsip Disiplin Kelas

02/04/2023

Oleh: Muhammad Muharram Azhari* PIRAMIDA.ID- Pengertian disiplin menurut Elizabeth Hurtock mengemukakan bahwa; Disiplin itu berasal dari kata "discipline", yaitu seseorang...

RUU Omnibus Law Kesehatan: Keberadaan, Tantangan dan Peluang

27/03/2023

Oleh: Cornelius Corniado Ginting, S.H. PIRAMIDA.ID- Badan Legislasi (Baleg) DPR telah menyetujui Rancangan Undang-Undang (RUU) tentang Kesehatan Omnibus Law dibawa...

Tata Kelola Kawasan Industri Mewujudkan Pembangunan Berkelanjutan & Berkeadilan

24/03/2023

Oleh: Cornelius Corniado Ginting, S.H. PIRAMIDA.ID- Perkembangan industri yang pesat dewasa ini antara lain diakselerasi oleh penerapan kemajuan teknologi guna...

Load More

Tinggalkan Komentar Batalkan balasan

Terkini

Berita

Gelar Konferensi Besar Wilayah, Carlos Sianturi Terpilih Nahkodai LSMM Jambi

04/06/2023
Edukasi

Pemilu yang Bersih Lahirkan Pemimpin yang Jujur & Adil

03/06/2023
Berita

PP GMKI Dukung Kapolda Sumut jaga Kamtibmas

01/06/2023
Edukasi

Urgensi Data Pemilih Dalam Menyukseskan Pemilu

01/06/2023
Edukasi

Peringati Hari Lahir Pancasila, Ini Seruan PARKINDO

01/06/2023
Berita

Pancasila Fest GMKI Dimulai di Ende, Sinergi Menuju Net Zero Emissions

28/05/2023

Populer

Edukasi

Keterbatasan Jumlah Guru Terampil

09/12/2021
Dialektika

Prinsip-Prinsip Disiplin Kelas

02/04/2023
Dialektika

Tentang Tokoh dan Penokohan dalam Teater serta Jenis-jenisnya

03/07/2022
Edukasi

Apa dan Bagaimana itu Melodrama?

28/03/2022
Edukasi

Kesenjangan Hukum di Indonesia menurut Perspektif Sosiologi

17/10/2021
Berita

Gelar Konferensi Besar Wilayah, Carlos Sianturi Terpilih Nahkodai LSMM Jambi

04/06/2023

FULL CAFE SIANTAR DI JALAN NARUMONDA ATAS NO 30

  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman
  • Terms
  • Policy

© 2020-2021 Piramida ID

wisata indonesia - destinasi wisata terpopuler Rotasi Asia - Berita Terkini Spot Wisata Danau Toba Terbaik destinasi wisata dunia

No Result
View All Result
  • Kabar Desa
  • Dunia
  • Ekologi
  • Dialektika
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Lainnya
    • Ekosospolbud
    • Pojokan
    • Sains
    • Spiritualitas

© 2020-2021 Piramida ID

wisata indonesia - destinasi wisata terpopuler Rotasi Asia - Berita Terkini Spot Wisata Danau Toba Terbaik destinasi wisata dunia