Piramida.id
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman
  • Terms
  • Policy
Minggu, Juni 1, 2025
  • Kabar Desa
  • Dunia
  • Ekologi
  • Dialektika
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Lainnya
    • Ekosospolbud
    • Pojokan
    • Sains
    • Spiritualitas
No Result
View All Result
  • Kabar Desa
  • Dunia
  • Ekologi
  • Dialektika
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Lainnya
    • Ekosospolbud
    • Pojokan
    • Sains
    • Spiritualitas
No Result
View All Result
Piramida.id
  • Berita
  • Dialektika
  • Dunia
  • Edukasi
  • Ekologi
  • Ekosospolbud
  • Kabar Desa
  • Pojokan
  • Sains
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Spiritualitas
Home Dialektika

Sejarah Bidang

by Redaksi
17/12/2022
in Dialektika
100
SHARES
713
VIEWS
Bagikan ke FacebookBagikan ke WhatsappBagikan ke Telegram

PIRAMIDA.ID- “Sejarah itu bersajak”, ujar Mark Twain. Walau sejarah tak bisa terulang kembali. Sekarang, ke mana dan di mana kita menghadap? Ya, dalam ruang dan bidang. Selagi kita terkurung dalam satu ruang, maka ruang itulah yang dianggap besar dan jumawa. Namun, ketika kita berani menghadap ke ruang-ruang jauh, ruang baru, maka ruang yang tengah mengelilingi kita saat ini, sebenarnya tak lebih dari kangkang ketiak semata.

Selama ini kita terkurung dalam bidang yang “mematikan” impian dan cita-cita. Imajinasi kita terbatas dan sebatas ruang yang kita toleh dari tingkap rumah. Lalu, kenapa ini terjadi? Ya, karena pemikiran yang tertutup (close minded), tidak dengan fikiran yang terbuka (open minded). Cara kita berfikir, menunjukkan pula, cara bagaimana sejarah itu “mensajakkan” dirinya sendiri

Untuk meloncat keluar dari kangkangan ketiak itu, mau tak mau kita harus mulai belajar berfikir di luar bingkai, di luar frame. Melontarkan “badan fikiran” di luar tembok yang tinggi dan kaku. Dengan cara demikianlah kita bisa menyapa ruang-ruang jauh dan ruang-ruang baru.

Sejarah tentang “kebesaran”, dan kebesaran sejarah, selalu melekat dengan pencarian, penemuan ruang-ruang baru. Columbus; sejarah penemuan tanah baru Amerika. Ibn Batutah; perjalanan ke tanah-tanah Timur, Vasco da Gama, Magellhaen dan sederet nama dalam Ekspedisi Tiongkok seperti Cheng Ho. Bagaimana bisa tahu tentang  kenyataan ruang-ruang baru? Tiada lain dengan tindakan berjalan dan berkelana, bertualang, baik secara nyata maupun maya melalui pembacaan bidang peta, dengan pikiran besar dan cerdas. Lakukanlah simulasi tentang apa yang mau dibangun, tentang apa-apa yang hendak ditegakkan di atas ruang baru itu. Lalu, berimajinasilah tentang sesuatu yang baru, yang dianggap belum pernah ada selama berlangsung pembangunan di atas ruang-ruang lama sebelumnya. Di situ manusia mengukir sejarah.

Sejarah hanya bisa disajakkan, ketika dia punya tanda dan penanda. Tanda bisa dalam wujud memorial, monumen. Penanda bisa dalam bentuk petunjuk simbolik, makna semantic, makna alegorik sebidang teks manuskrip, tumpukan perlambang puisi, karya sastra lisan dan tulisan, hikayat, syair dan lukisan, maujud dari artefaktual seperti arca, patung, juga sejumlah kuil tua yang tertimbus zaman dan lempung.

Sejarah mau tak mau senantiasa melibatkan orang-orang. Selain orang, sejarah juga melibatkan makhluk sekitar, tempat di mana sejarah itu ditegakkan. Sejarah bertani, di zaman generasi kedua Adam (Habil), melibatkan sebidang ruang, jenis jerami dan tanaman. Sejarah pelancongan dan mengelilingi dunia yang dilakukan oleh generasi Adam yang ke 5 bernama Idris (Enokh) juga melibatkan Malaikat. Sejarah penjinakan kuda  liar menjadi makhluk yang bisa ditunggangi oleh Ismail putra Ibrahim, juga melibatkan hewan. Walhasil, sejarah adalah serangkaian tindakan yang melibat; dan berujung pada akibat. Hasil dari pelibatan itulah yang dinamai akibat: panen. Idris: peta dunia dan astronomi, kuda: jinak dan boleh ditunggangi.

Sejarah di awal-awal sejarah manusia, menemukan ruang baru lewat kelana melintas gurun dan benua. Ingat Ibrahim yang melintasi wilayah yang amat jauh (15000 Km) dari Ur selatan Iraq sampai Batas Turki, lalu melintas masuk ke Mesir, kemudian berhenti di Hebron (Hibrum), masuk Hijaz (Makkah) dan wafat di Hibrum, walau dia menghabiskan sisa masa tuanya di kawasan peternakan Bersheba (Bir as Sbahi) yang kaya air.

Begitu pula Musa, Harun. Lintas laut terkode dalam sirah perjalanan Khaidir, Yunus. Untuk mengukir sejarah dan menemukan ruang-ruang baru yang dilakukan oleh manusia di pertengahan sejarah, orang lebih lasak melakukan  pelintasan samudera (Columbus, Vasco da Gama, Cheng Ho). Sejarah hari ini, tak bisa lagi dilayani dengan cara menemukan tanah-tanah baru (terra incognita).  Sejarah hari ini adalah persoalan kreativitas. Manusia dihadapkan dengan serangkaian tanah-tanah lama yang telah ditemukan, namun banyak yang terbengkalai, tidak diisi dengan sejumlah makna. Kemampuan memberi makna dan mengisi makna.

Hadirkan ruang baru dan sekaligus memuliakan ruang-ruang lama, sebagai perjalanan  kreatif karya manusia di muka bumi. Dia nantinya akan bertindak selaku warisan kepada dunia, kepada bangsa atau paling tidak kepada suku pemulia kebudayaan sendiri.

Lalu, siapa yang bisa menggores ruang-ruang baru itu? Hanya ada jenis figur yang bisa melakukan tetak-tetau sebuah ruang baru: penguasa dan pengusaha. Namun, jika penguasa atau pengusaha itu berada dalam cengkeraman “gaya kapitalis”, maka akan terjadi eksploitasi sumberdaya alam. Sebab, alam hanya dilihat sebagai penyedia sumberdaya. Bukan sesuatu nan suci (holy).

Ruang jauh dan baru itu, hanya diadakan dengan satu maksud: demi penaikan arasy kehidupan rakyat jelata. Menyelesaikan satu penyelesaian naratif yang sudah bertahun-tahun diidap; bernama kemiskinan struktural, baik vertikal maupun horizontal. Pemimpin yang berkuasa mestilah melayani kepentingan orang-orang yang berada di ruang-ruang jauh itu. Dia diangkat dan ditabal sebagai pemimpin, demi membawa perubahan, membawa kemajuan dan peningkatan kapasitas hidup masyarakat. Maka, pemimpin jenis pendobraklah yang bisa membawa perubahan yang biasa-biasa ke bentuk perubahan yang luar biasa.(*)


Tulisan pertama kali terbit untuk Pojok Seni.

Tags: #Budaya#sejarah#Seni
Share40SendShare

Related Posts

Pidato Lengkap Jefri Gultom di Dies Natalis GMKI ke-74: Bangkit Ditengah Pergumulan

26/02/2024

Bangkit Ditengah Pergumulan Pidato 74 tahun GMKI Jefri Edi Irawan Gultom Para peletak sejarah selalu berpegang pada prinsip ini, ‘’perjalanan...

Pewaris Opera Batak

11/07/2023

Oleh: Thompson Hs* PIRAMIDA.ID- Tahun 2016 saya menerima Anugerah Kebudayaan dari Kemdikbud (sekarang Kemendikbudristek) Republik Indonesia di kategori Pelestari. Sederhananya,...

Mengapa Membahas Masa Depan Guru “Dianggap” Tidak Menarik?

01/05/2023

Oleh: Agi Julianto Martuah Purba PIRAMIDA.ID- “Mengapa sejauh ini kampus kita tidak mengadakan seminar tentang tantangan dan strategi profesi guru di...

Membangun Demokrasi: Merawat Partisipasi Perempuan di Bidang Politik

14/04/2023

Oleh: Anggith Sabarofek* PIRAMIDA.ID- Demokrasi, perempuan dan politik merupakan tiga unsur yang saling berkesinambungan satu dengan yang lain. Berbicara mengenai...

Dari Peristiwa Kanjuruhan Hingga Batalnya Indonesia Tuan Rumah Piala Dunia U-20

03/04/2023

Oleh: Edis Galingging* PIRAMIDA.ID- Dunia sepak bola tanah air sedang merasakan duka yang dalam. Kali ini, duka itu hadir bukan...

Prinsip-Prinsip Disiplin Kelas

02/04/2023

Oleh: Muhammad Muharram Azhari* PIRAMIDA.ID- Pengertian disiplin menurut Elizabeth Hurtock mengemukakan bahwa; Disiplin itu berasal dari kata "discipline", yaitu seseorang...

Load More

Tinggalkan KomentarBatalkan balasan

Terkini

Berita

Refleksi Hari Lahir Pancasila, Fawer Sihite: Kita Harus Dengarkan Hati Nurani Rakyat

01/06/2025
Berita

Kalah Sebagai Calon Ketua Umum, Fawer Sihite Pastikan Dukung Kepemimpinan Prima Surbakti dan Jessica Worouw di GMKI

28/05/2025
Berita

Aliansi Mahasiswa Siantar Se-Jabodetabek Akan Kepung Mabes Polri: Tuntut Penangkapan Wali Kota Wesli Silalahi

11/05/2025
Berita

Satgas Penertiban Kawasan Hutan (PKH): Penegakan Hukum atau Alibi Militerisasi Atas Nama Konservasi?

09/05/2025
Berita

Ketua Front Justice: Kepemimpinan Wesly Silalahi Dinilai Gagal, Siantar Mengarah ke Kemunduran dan Kota Gelap

07/05/2025
Berita

GMKI Cabang Bandar Lampung Ungkap Krisis Kepolisian di Daerah Lampung: “Kekuasaan Tanpa Kendali, Rakyat Tanpa Perlindungan”

01/05/2025

Populer

Berita

Kalah Sebagai Calon Ketua Umum, Fawer Sihite Pastikan Dukung Kepemimpinan Prima Surbakti dan Jessica Worouw di GMKI

28/05/2025
Dialektika

“Baku Tongka Bukang Baku Dibo”, Hilangnya Posisi Kader GMKI

02/08/2021
Berita

Resmi Sertijab, Ini Struktur PP GMKI 2022-2024

01/02/2023
Dialektika

Enola, Gadis Kecil yang Dirampas Masa Depannya

21/06/2022
Dunia

Sumber Air Bersih dan Air Minum di Arab Saudi

07/06/2020
Berita

Kritik Sastra: Pengertian, Fungsi, Manfaat dan Pendekatan

14/11/2022
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman
  • Terms
  • Policy

© 2020-2024 Piramida ID

rotasi barak berita hari ini danau toba

No Result
View All Result
  • Kabar Desa
  • Dunia
  • Ekologi
  • Dialektika
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Lainnya
    • Ekosospolbud
    • Pojokan
    • Sains
    • Spiritualitas

© 2020-2024 Piramida ID

rotasi barak berita hari ini danau toba