Piramida.id
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman
  • Terms
  • Policy
Senin, Juni 5, 2023
  • Kabar Desa
  • Dunia
  • Ekologi
  • Dialektika
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Lainnya
    • Ekosospolbud
    • Pojokan
    • Sains
    • Spiritualitas
No Result
View All Result
  • Kabar Desa
  • Dunia
  • Ekologi
  • Dialektika
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Lainnya
    • Ekosospolbud
    • Pojokan
    • Sains
    • Spiritualitas
No Result
View All Result
Piramida.id
  • Berita
  • Dialektika
  • Dunia
  • Edukasi
  • Ekologi
  • Ekosospolbud
  • Kabar Desa
  • Pojokan
  • Sains
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Spiritualitas
Home Dialektika

Zoroaster, Agama Pertama Yang Menyembah Satu Tuhan

by Redaksi
15/06/2020
in Dialektika
Ilustrasi: dw.com

Ilustrasi: dw.com

230
SHARES
1.6k
VIEWS
Bagikan ke FacebookBagikan ke WhatsappBagikan ke Telegram

Agung Baster*

PIRAMIDA.ID- Beberapa teman dulu rasanya pernah menanyakan kepada saya, kenapa saya sering memakai istilah agama Abrahamic untuk menyebut Yahudi, Kristen, dan Islam ketimbang agama-agama Samawi.

Sekarang saya jawab kenapa saya tidak pakai istilah agama-agama Samawi (agama-agama langit/ agama yang menyembah satu Tuhan). Hal ini ditengarai, kalau saya merujuk Yahudi, Kristen, dan Islam sebagai Samawi itu berarti ketinggalan 1 agama Samawi lainnya, yaitu Zoroaster (biasa juga disebut sebagai Majusi).

Karena pada dasarnya agama Samawi ada 4 (empat), bukan hanya 3 (tiga), bahkan yang sering diabaikan ini, agama Zoroaster kemungkinan adalah agama Samawi tertua. Karena agama Zoroaster (Majusi) ini konon sudah dikenal 6 ribu tahun sebelum Plato, meski ada juga yang berpendapat sekitar 2 abad sebelum Alexander Agung lahir.

Sedangkan pandangan moderatnya, agama ini diperkirakan sudah ada sejak abad 7-6 sebelum Masehi atau sekitar 2500 tahun umurnya. Hal ini merujuk kepada kitab Avesta (kitab Zoroaster) tertua yang ditemukan, dan ini sebenarnya lebih tua dari Yahudi yang merupakan agama Abarhamik paling tua, karena Torah (kitab Yahudi) tertua berkisar sekitar abad ke-5 sebelum Masehi.

Iya, walaupun agama Abrahamik: Yahudi, Kristen, dan Islam tentunya sah-sah saja untuk mengimani dan saling klaim kalau kepercayaan agama Abrahamik yang pertama kali eksis karena sudah ada sejak nabi Adam. Namun, dalam konteks pembahasan arkeologi dan sejarah yang kita pegang adalah bukti arkeologi bukan klaim kitab masing-masing karena bukti arkeologi adalah netral dan fakta ilmiah.

Sebenarnya penyembahan kepada satu figur seperti Tuhan bukan banyak figur seperti para dewa-dewa, sudah dikenal lama, yaitu sejak zaman Mesir Kuno yang dikenal dengan penyembahan kepada Aten.

Namun di zaman Mesir Kuno ini masih belum berupa agama penuh, tapi masih berupa modifikasi dari keyakinan dewa-dewa. Baru pada zaman Zoroaster ini munculnya agama penuh yang menyembah kepada figur satu Tuhan.

Agama Zoroaster sendiri sebenarnya didirikan oleh Zarathustra yang menurut pengikutnya pernah bertemu Ahura Mazda (Tuhan) langsung. Jadi kepercayaan ini sebenarnya agama Monotheisme, sama seperti Yahudi, Kristen, dan Islam, meski banyak agama-agama di luar Zoroaster biasanya menyebut mereka (red: Zoroaster) penyembah berhala (kaum pagan Persia) atau penyembah api (kaum Majusi).

Padahal agama Zoroaster tidak menyembah berhala atau api, hal itu kesalahan persepsi tentang simbol dalam agama Zoroaster oleh orang di luar penganut ini.

Zoroaster sendiri mengakui mereka menyembah Tuhan yang satu, yaitu Ahura Mazda. Tapi dari Tuhan ini nanti muncul sosok Angra Mainyu (Ahriman) yang merupakan simbol kejahatan seperti iblis dan setan dalam agama-agama Abrahamic, dan lawannya nanti adalah Spenta Mainyu yang merupakan simbol kebaikan.

Ahura Mazda sendiri sebenarnya memiliki 101 nama (yang disebut sebagai nama-nama Tuhan) hal ini mungkin mirip dengan Asmaul Husna (99 nama Allah) dalam Islam.

Nantinya selain 2 esensi baik dan jahat ini, Zoroaster juga banyak melahirkan banyak entitas ghaib lainnya, seperti Asha Vahista, Vohu Manah, Keshatra Vairya, Spenta Armaity, serta Haurvatat dan Amertat – di mana hal inilah salah dipahami orang luar sebagai dewa-dewa Zoroaster.

Padahal dalam kepercayaannya, entitas ghaib ini sebenarnya seperti malaikat, bahkan konsep malaikat dalam agama-agama Abrahamic kemungkinan besar terinspirasi oleh entitas ghaib Zoroaster ini.

Itu sebabnya banyak ahli sejarah percaya kalau mitologi tentang malaikat sebenarnya berasal dari Zoroaster, bukan dari Abrahamic.

Bahkan selain konsep malaikatnya, Zoroaster juga mungkin menginspirasi banyak unsur lain dalam Abrahamic, seperti yang paling terkenal adalah kehidupan setelah kematian, seperti konsep surga, neraka serta Jembatan Cinvat di mana diyakini bila orang baik yang menjalani jembatan ini jembatanya akan melebar atau bisa melewatinya dengan cepat, sedangkan kalau orang jahat jembatanya akan sangat tipis dan pasti terjatuh ke nereka di bawah jembatan ini.

Surga dan neraka dalam Zoroaster sendiri mirip dengan gambaran surga dan neraka Abrahamic di mana neraka isinya selalu berisi siksaan dan api, sedangkan surga sejuk dan penuh kasih serta tempat bersatunya manusia dengan Tuhan (Ahura Mazda) dalam neraka Zoroaster juga di dalamnya berisi makhluk jahat anak buah atau kroconya Angra Mainyu (Ahriman) mirip sama demon, iblis, setan, jin, dalam kepercayaan Abrahamic.

Selain itu juga Zoroaster percaya Hari Penghakiman atau Hari Kiamat di mana Ahura Mazda akan membangkitkan semua orang yang sudah mati untuk dimintai pertanggungjawabannya.

Oh iya, Zoroaster juga percaya tiap 1000 tahun akan ada penyelamat manusia yang merupakan keturunan dari Zarathustra dan nanti pada akhir zaman sebelum kiamat akan muncul juruselamat dunia yang benama Saoshyant yang lahir dari seorang perawan yang mirip dengan kisah Yesus atau Isa dalam agama Kristen dan Islam, dan Saoshyant yang akan menghancurkan kejahatan Ahriman (titisan Angra Mainyu).

Selain tentang hari akhir, Zoroaster dalam kitab Bundahishn sendiri percaya kalau pencipta alam semesta ini dalam 6 masa adalah Ahura Mazda – mirip dengan 6 hari dalam genesis. bahkan Ahura Mazda yang bertranformasi sebagai Ohrmuzd juga menciptakan Mashya dan Mashyan yg merupakan sepasang laki-laki dan wanita pertama di surga mirip seperti cerita Adam dan Hawa (Adam dan Eve) dalam agama Abrahamic.

Dan masih banyak persamaan lainnya yang akan terlalu panjang kalau saya tulisin semua. Jadi bisa dilihatkan pada dasarnya agama Abrahamic sendiri kemungkinan besar terpengaruh oleh agama yang lebih tua lagi, salah satunya, iya Zoroaster ini.

Bahkan filsuf terkenal abad-20 dulu, Friedrich Nietzsche mungkin terinspirasi oleh Zoroaster ini saat menulis buku terkenalnya “Thus Spoke Zarathustra”.

Oh iya, sedikit tambahan: Zoroaster sendiri dikenal dengan sebutan lainnya Majusi dan dari sebutan ini nantinya muncul serapan dalam bahasa Inggris yang bernama Mage yang awalnya merujuk kepada kaum pendeta Zoroaster.

Dan dari sebutan Mage dan Majusi inilah nantinya kita kenal istilah “magic”.

Sumber/Referensi bacaan:

https://en.wikipedia.org/wiki/Zoroaster
https://en.wikipedia.org/wiki/Avesta
https://en.wikipedia.org/wiki/Angel
https://en.wikipedia.org/wiki/Thus_Spoke_Zarathustra
https://en.wikipedia.org/wiki/Zoroastrianism
https://en.wikipedia.org/wiki/Chinvat_Bridge
https://en.wikipedia.org/wiki/Mashya_and_Mashyana
https://en.wikipedia.org/wiki/Ahura_Mazda
https://en.wikipedia.org/wiki/Bundahishn
http://www.avesta.org/avesta.html
http://listverse.com/2013/06/30/ten-influences-on-the-bible/
https://ia800306.us.archive.org/4/items/AHistoryOfZoroastrianismVolI/BoyceMaryaHistoryOfZoroastrianismI.pdf
http://www.ancient.eu/zoroaster/
https://www.britannica.com/topic/Zoroastrianism
https://www.theguardian.com/commentisfree/belief/2010/jul/13/abrahamic-religion-zoroastrian-judaism
https://tirto.id/jejak-agama-tertua-zoroastrianisme-cnm1


Penulis merupakan pegiat sosial media.

Tags: #keberagaman#persia#sejarah#zoroaster
Share92SendShare

Related Posts

Mengapa Membahas Masa Depan Guru “Dianggap” Tidak Menarik?

01/05/2023

Oleh: Agi Julianto Martuah Purba PIRAMIDA.ID- “Mengapa sejauh ini kampus kita tidak mengadakan seminar tentang tantangan dan strategi profesi guru di...

Membangun Demokrasi: Merawat Partisipasi Perempuan di Bidang Politik

14/04/2023

Oleh: Anggith Sabarofek* PIRAMIDA.ID- Demokrasi, perempuan dan politik merupakan tiga unsur yang saling berkesinambungan satu dengan yang lain. Berbicara mengenai...

Dari Peristiwa Kanjuruhan Hingga Batalnya Indonesia Tuan Rumah Piala Dunia U-20

03/04/2023

Oleh: Edis Galingging* PIRAMIDA.ID- Dunia sepak bola tanah air sedang merasakan duka yang dalam. Kali ini, duka itu hadir bukan...

Prinsip-Prinsip Disiplin Kelas

02/04/2023

Oleh: Muhammad Muharram Azhari* PIRAMIDA.ID- Pengertian disiplin menurut Elizabeth Hurtock mengemukakan bahwa; Disiplin itu berasal dari kata "discipline", yaitu seseorang...

RUU Omnibus Law Kesehatan: Keberadaan, Tantangan dan Peluang

27/03/2023

Oleh: Cornelius Corniado Ginting, S.H. PIRAMIDA.ID- Badan Legislasi (Baleg) DPR telah menyetujui Rancangan Undang-Undang (RUU) tentang Kesehatan Omnibus Law dibawa...

Tata Kelola Kawasan Industri Mewujudkan Pembangunan Berkelanjutan & Berkeadilan

24/03/2023

Oleh: Cornelius Corniado Ginting, S.H. PIRAMIDA.ID- Perkembangan industri yang pesat dewasa ini antara lain diakselerasi oleh penerapan kemajuan teknologi guna...

Load More

Comments 2

  1. Ucup says:
    11 bulan ago

    Bisa aja salah satu nabi dari ribuan nabi yg pada akhirnya pengikutnya melenceng, kitab dirubah, dst. dan final revelation pada Nabi Muhammad, ayat Kitab Quran tidak akan bisa dirubah.

    Memuat...
    Balas
  2. mualafjelita (@mualafjelita) says:
    8 bulan ago

    Orang Eropa saat ini d sebagian org amerika latin kan leluhurnya org ZOROATER
    Bukan nyontek
    Bahkan sebagian leluhur org BATAK pun kemungkinan dr ZOROASTER

    Coba pelajari penyebaran pendududk dr TIMUR TENGAH ke EROPA

    Ahli genetika Italia Luigi Luca Cavalli-Sforza
    berpendapat bahwa orang Eropa merupakan hasil migrasi manusia dari Timur
    Tengah pada 10,000 tahun lalu. Dalam gelombang migrasi ini, lokasi dan
    lama tinggal berpengaruh pada keberagaman fisik manusia. Dikemukakan
    Charles Hirschman dalam “The Origins and Demise of the Concept of Race”,
    bentuk fisik manusia berkembang sesuai kondisi geografis dan lama waktu
    mereka tinggal di suatu tempat

    Memuat...
    Balas

Tinggalkan Komentar Batalkan balasan

Terkini

Berita

Gelar Konferensi Besar Wilayah, Carlos Sianturi Terpilih Nahkodai LSMM Jambi

04/06/2023
Edukasi

Pemilu yang Bersih Lahirkan Pemimpin yang Jujur & Adil

03/06/2023
Berita

PP GMKI Dukung Kapolda Sumut jaga Kamtibmas

01/06/2023
Edukasi

Urgensi Data Pemilih Dalam Menyukseskan Pemilu

01/06/2023
Edukasi

Peringati Hari Lahir Pancasila, Ini Seruan PARKINDO

01/06/2023
Berita

Pancasila Fest GMKI Dimulai di Ende, Sinergi Menuju Net Zero Emissions

28/05/2023

Populer

Dialektika

Prinsip-Prinsip Disiplin Kelas

02/04/2023
Edukasi

Keterbatasan Jumlah Guru Terampil

09/12/2021
Berita

Gelar Konferensi Besar Wilayah, Carlos Sianturi Terpilih Nahkodai LSMM Jambi

04/06/2023
Edukasi

Apa dan Bagaimana itu Melodrama?

28/03/2022
Edukasi

Kesenjangan Hukum di Indonesia menurut Perspektif Sosiologi

17/10/2021
Dialektika

Tentang Tokoh dan Penokohan dalam Teater serta Jenis-jenisnya

03/07/2022

FULL CAFE SIANTAR DI JALAN NARUMONDA ATAS NO 30

  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman
  • Terms
  • Policy

© 2020-2021 Piramida ID

wisata indonesia - destinasi wisata terpopuler Rotasi Asia - Berita Terkini Spot Wisata Danau Toba Terbaik destinasi wisata dunia

No Result
View All Result
  • Kabar Desa
  • Dunia
  • Ekologi
  • Dialektika
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Lainnya
    • Ekosospolbud
    • Pojokan
    • Sains
    • Spiritualitas

© 2020-2021 Piramida ID

wisata indonesia - destinasi wisata terpopuler Rotasi Asia - Berita Terkini Spot Wisata Danau Toba Terbaik destinasi wisata dunia

%d blogger menyukai ini: