PIRAMIDA.ID- Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas HKBP Nommensen Pematang Siantar, Tony Sahputra Simanjorang kembali mengingatkan aparat penegak hukum agar gerak cepat melakukan upaya pencegahan dan deteksi dini terhadap aksi begal yang diisukan mulai beraksi di Kota Pematang Siantar.
Hal itu ia ungkapkan saat ditemui di kampus Universitas HKBP Nommensen Pematang Siantar, Rabu sore (26/07/2023).
Sebagaimana diketahui, di media sosial Siantar viral pengakuan salah satu netizen yang menceritakan dirinya hampir saja menjadi korban upaya pembegalan, di mana peristiwa tersebut terjadi di sekitaran Jalan Bali, Selasa malam (25/07/2023) ketika dia baru pulang kerja. Pengakuan ini memicu keresahan masyarakat di Kota Pematang Siantar, terutama bagi mereka yang bekerja dan beraktivitas di malam hari.
Tony sendiri sebelumnya juga sudah menyoroti isu mulai maraknya begal di Pematang Siantar, di mana ia sebelumnya meminta kepada aparat kepolisian agar aktifkan patroli malam.
Pria yang juga merupakan kader PMKRI tersebut menyatakan, apa bila tidak ada langkah selektif dan solutif yang diambil oleh aparat polisi maka bisa saja kasus begal akan mewarnai dan mengancam nyawa masyarakat kota Pematang Siantar saat beraktifitas di jam dan lokasi yang rawan.
“Oleh karena itu perlu ada tindakan korektif dan evaluasi dari pihak kepolisian untuk mengambil langkah mitigasi aksi begal di Pematang Siantar. Jangan ketika sudah ada korban dan viral baru ditangani,” ucapnya.
Tony juga menambahkan, tentu aksi begal ini harus diberantas oleh Polres Pematang Siantar dengan upaya menetralisir dan memberikan perlindungan kepada seluruh masyarakat kota Pematang Siantar, di mana hal ini menurutnya, dapat membuktikan kesiapan dan memberikan citra yang positif terhadap aparat kepolisian.
Pria yang saat ini menempuh Pendidikan Matematika tersebut berharap Kapolres yang baru menjabat, AKBP Yogen mampu menjawab keresahan masyarakat, karena isu begal ini merupakan kekhawatiran masyarakat dan ini merupakan tanggung jawab aparat keamanan.
“Jangan sampai hal ini dibiarkan berlarut-larut dan menjadi kasus yang marak, seperti yang terjadi di Medan dan sekitarnya, di mana ketika seperti demikian barulah aparat keamanan dan pemerintah kota mengambil tindakan untuk memberantas begal, nah hal itu percuma,” tegasnya.
Pernyataan tersebut diungkapkan dengan harapan keluhan dan kekhawatiran ini menuai progres positif dari polres sehingga masyarakat kota Pematang Siantar dapat melakukan aktivitas tanpa adanya rasa khawatir.
“Masyarakat kota Pematang Siantar sudah sangat kesusahan mencari rezeki, bekerja sampai larut malam untuk memperjuangkan keluarga, masa dibebankan lagi dengan isu kriminal begal di Kota Pematang Siantar, sungguh sangat disayangkan,” pungkasnya.(*)