Oleh: Agi Julianto Martuah Purba
PIRAMIDA.ID– World Health Organization (WHO) telah menetapkan Coronavirus Disease atau lazim disebut COVID-19 sebagai pandemi pada 11 Maret 2020 lalu. Pandemi adalah peristiwa di mana sebuah virus telah menyebar di banyak negara dan benua dengan tingkat penyebaran yang begitu cepat.
Dilansir dari worldometers.info, data terbaru per-15 Mei 2020 menunjukkan bahwa angka kasus positif virus corona yang dikonfirmasi di seluruh dunia mencapai 4.524.679. Sedangkan angka kesembuhan yang tercatat dari virus ini adalah 1.703.734 dengan angka kematian 303.345 orang.
Negara adidaya, Amerika Serikat pun turut rontok dibuatnya dengan menjadi teratas sebagai negara paling terdampak akibat pandemi ini dengan data sebanyak 1.457.593 kasus.
Sementara di Indonesia, kasus COVID-19 sendiri masih terus bertambah dari hari ke hari. Hingga Jumat (15/5/2020), jumlah kasus di Indonesia tercatat 16.496 kasus.
Sedangkan angka kesembuhan tercatat sebanyak 3.803 orang dengan angka kematian sebanyak 1.076. Dilansir dari CNN Indonesia, dengan data tersebut menempatkan Indonesia sebagai negara teratas dengan kasus virus corona di Asia Tenggara.
Strategi Indonesia menangani COVID-19
Juru bicara pemerintah untuk penanganan COVID-19, Achmad Yurianto mengatakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSSB) diterapkan sebagai upaya memperkuat kebijakan social distancing dan physical distancing.
Sebab pelaksanaan social distancing dan physical distancing belum maksimal dan terbukti dengan jumlah kasus positif yang terus meningkat. PSSB sendiri diatur dalam PP Nomor 21 tahun 2020 dan diturunkan dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 9 tahun 2020 tentang Pedoman PSSB.
Gotong Royong Sebagai Kunci Upaya Penanganan COVID-19
Gotong royong adalah asas bangsa Indonesia, sebagaimana yang tertuang dalam Sila ke-3 “Persatuan Indonesia”. Dalam KBBI, gotong royong memiliki arti bekerja bersama-sama (tolong-menolong, bantu-membantu) di antara anggota-anggota suatu komunitas. Sakjoyo dan Pujiwati Sakjoyo dalam Selvi S. Padeo (2012) mempertegas bahwa gotong royong merupakan adat istiadat tolong menolong antara warga dalam berbagai macam lapangan aktivitas sosial.
Indonesia tengah mengalami krisis gotong royong, di mana kebijakan physical distancing yang dicanangkan pemerintah pada nyatanya tidak diindahkan oleh masyarakat. Masih banyak masyarakat yang beraktivitas di luar rumah meskipun tidak dalam kepentingan yang mendesak. Lebih jauh, masyarakat juga tidak menggunakan alat pelindung diri, seperti masker, sarung tangan, dan hand sanitizer saat beraktivitas di luar rumah.
Mengacu pada data daftar negara yang paling aman dari COVID-19, Israel berada pada urutan teratas. Israel menggunakan pengawasan anti-terorisme berteknologi tinggi yang dialihkan untuk melacak warga yang terinfeksi COVID-19.
Meski kebijakan pengawasan dan pelacakan ini di sisi lain tampak telah merenggut hak privasi dan data pribadi warga negara, namun untuk keadaan saat ini, penerapan kebijakan ini penting dan paling efektif dilakukan untuk memutus mata rantai penyebaran. Tentu dengan ketentuan, keberlakuan dari kebijakan ini berjangka limitatif. Pasca COVID-19 berlalu, data pribadi yang telah terdata harus turut juga dimusnahkan.
Di ASEAN, Singapura melakukan penelusuran yang sangat teliti dan memberlakukan social distancing sebagai upaya memutus penyebaran COVID-19.
Sejatinya, Indonesia telah memberikan kebijakan-kebijkan untuk memutus penyebaran COVID-19 ini, seperti kerja dari rumah, belajar secara daring, physical distancing, dan yang terbaru PSSB. Namun, kurangnya gotong royong antara pemerintah-masyarakat, masyarakat-medis, bahkan masyarakat-masyarakat menyebabkan kasus penyebaran COVID-19 tidak terbendung.
Mirisnya, krisis gotong royong yang terjadi di Indonesia, bisa dilihat dengan penolakan jenazah tenaga medis dan korban positif COVID-19 yang hendak dikebumikan.
Strategi penanganan COVID-19 seperti apapun tidak akan mampu secara maksimal menekan penyebaran COVID-19 dengan baik, jika setiap elemen tidak dapat saling tolong menolong.
Maka, gotong royong dalam masa seperti sekarang adalah upaya yang paling tepat atas rasa cinta akan Indonesia dan kemanusiaan. Mari membangun gotong royong dimulai dari lingkaran pertemanan sekitar.
Penulis adalah alumnus Universitas HKBP Nommensen Medan. Aktif di Organisasi GMKI.
Editor: Red/Hen