Piramida.id
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman
  • Terms
  • Policy
Sabtu, Mei 24, 2025
  • Kabar Desa
  • Dunia
  • Ekologi
  • Dialektika
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Lainnya
    • Ekosospolbud
    • Pojokan
    • Sains
    • Spiritualitas
No Result
View All Result
  • Kabar Desa
  • Dunia
  • Ekologi
  • Dialektika
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Lainnya
    • Ekosospolbud
    • Pojokan
    • Sains
    • Spiritualitas
No Result
View All Result
Piramida.id
  • Berita
  • Dialektika
  • Dunia
  • Edukasi
  • Ekologi
  • Ekosospolbud
  • Kabar Desa
  • Pojokan
  • Sains
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Spiritualitas
Home Dialektika

Mengapa Kota yang Padat Baik untuk Kesehatan, bahkan Selama Pandemi

by Redaksi
11/08/2020
in Dialektika
Langkah-langkah penanganan, telah berhasil mengendalikan virus di Hong Kong, meskipun kota itu padat. EPA-EFE

Langkah-langkah penanganan, telah berhasil mengendalikan virus di Hong Kong, meskipun kota itu padat. EPA-EFE

98
SHARES
700
VIEWS
Bagikan ke FacebookBagikan ke WhatsappBagikan ke Telegram

PIRAMIDA.ID- Wabah penyakit membentuk perkotaan kita. Masalah kesehatan berpengaruh dalam beberapa perkembangan paling menonjol dalam perencanaan kota.

Sistem pembuangan limbah dikembangkan di London, Inggris, sebagai respons terhadap wabah kolera pada abad ke-19. Di Amerika Serikat (AS) pada pergantian abad ke-20, taman kota menjadi cara yang populer (walau mungkin tidak efektif) untuk menawarkan udara yang lebih bersih , untuk melindungi warga dari penyakit seperti tuberkulosis.

Penyebaran COVID-19 di beberapa kota besar telah menimbulkan kekhawatiran tentang kepadatan penduduk – jumlah orang yang menghuni daerah urban tertentu.

Trotoar, gedung dan ruang publik yang ramai membuat jarak fisik menjadi sulit, sehingga meningkatkan risiko penularan.

Kritik terhadap kepadatan ini telah ada sejak akhir abad ke-19, ketika beberapa pemimpin warga AS berpendapat bahwa penyakit dan kemiskinan berasal dari kondisi yang padat dan tidak bersih di kota-kota besar.

Namun, pendapat bahwa padatnya penduduk itu tidak sehat adalah penyederhanaan yang berlebihan dan menyesatkan dalam hal COVID-19.

Temuan dari penelitian kami menunjukkan bahwa hampir tidak ada hubungan antara kepadatan 36 kota dunia (yang diukur dengan jumlah orang per kilometer persegi) dan tingkat kasus COVID-19 serta jumlah kematian.

Untuk mengendalikan COVID-19, kota-kota besar yang padat seperti Hong Kong, Tokyo dan Seoul memperkenalkan tindakan kesehatan masyarakat seperti pengujian, pelacakan kontak, isolasi, dan karantina secara tepat waktu dan menggabungkan dengan pembatasan fisik dan pemakaian masker.

Langkah-langkah ini telah efektif dalam menahan wabah virus, meski kepadatan penduduk yang tinggi meningkatkan risiko infeksi.

Dalam menentukan seberapa rentan penduduk kota terhadap COVID-19, kepadatan kemungkinan hanya menjadi salah satu dari beberapa faktor kunci.

Sebaliknya, masalah utama adalah kurangnya ruang, baik ruang pribadi maupun ruang publik yang lebih luas.

Lima wilayah dengan ruang publik dan pribadi paling sempit di Inggris telah mengalami 70% lebih banyak kasus COVID-19 dibanding lima wilayah dengan ruang paling luas, bahkan setelah adanya penanganan lokal.

Masalahnya bukan pada berapa banyak orang yang tinggal di daerah tertentu, tapi pada kondisi tempat mereka tinggal.

Mengurangi kepadatan kota akan memperburuk kesehatan

Mengingat hal di atas, kami prihatin dengan rekomendasi untuk mengurangi kepadatan penduduk perkotaan dan menggalakkan kehidupan pinggiran kota dalam upaya untuk mengendalikan COVID-19.

Kepadatan perkotaan bukan pendorong utama COVID-19; kepadatan justru bermanfaat bagi kesehatan.

Lebih dari 20 tahun penelitian menunjukkan kepadatan perkotaan yang lebih tinggi berkaitan dengan risiko penyakit kronis yang lebih rendah, seperti obesitas, diabetes, dan penyakit jantung.

Hal ini sebagian besar karena orang-orang yang ada di wilayah kepadatan tinggi lebih aktif secara fisik. Wilayah mereka lebih ramah pejalan kaki, artinya mereka lebih sering berjalan ke toko-toko terdekat, sekolah, dan layanan lainnya.

Mengurangi kepadatan kota kemungkinan besar akan memiliki dampak negatif terhadap kesehatan, meningkatkan tingkat penyakit tidak menular yang disebutkan di atas.

Menurunkan kepadatan kota akan meningkatkan permintaan akan transportasi. Pada masa depan, mobil pribadi mungkin lebih disukai daripada transportasi umum karena meminimalkan kontak sosial, menurunkan risiko penyakit.

Tetapi kendaraan pribadi akan meningkatkan risiko penyakit tidak menular karena orang tidak aktif selama berkendara, penyakit pernapasan karena polusi udara, cedera, dan kematian akibat kecelakaan lalu lintas.

Ditambah lagi, pembangunan wilayah pinggiran kota yang berpusat pada penggunaan mobil menciptakan ketidakadilan.

Tuntutan memiliki mobil merupakan beban bagi orang yang tidak mampu membelinya (atau tidak mau).

Rumah tangga berpendapatan rendah, penyandang disabilitas, dan lansia yang tidak dapat lagi mengemudikan mobil akan menghadapi ketidakadilan yang lebih besar dalam mengakses perumahan, pendidikan, fasilitas hiburan dan peluang kerja yang terjangkau.

Mencari solusi yang lebih baik

Cara yang lebih baik untuk melindungi kesehatan adalah dengan memberi orang lebih banyak ruang untuk aktif di lingkungan mereka, misalnya ruang untuk berjalan dan bersepeda.

Ini kemungkinan memiliki manfaat ganda, baik mengurangi penyebaran COVID-19 dengan mengurangi kepadatan di jalan-jalan dan menurunkan risiko penyakit kronis yang mematikan.

Memastikan adanya lebih banyak pilihan untuk aktivitas fisik luar ruangan pada masyarakat berpenghasilan rendah juga akan mengurangi ketidaksetaraan kesehatan.

Rumah tangga berpendapatan rendah lebih cenderung tinggal di unit perumahan yang penuh dan sesak, yang muncul sebagai pusat infeksi COVID-19. Dalam kondisi sempit dengan kurangnya ruang pribadi, hampir tidak mungkin untuk mengikuti pedoman isolasi diri.

Area perumahan penduduk berpenghasilan rendah mungkin juga memiliki lebih sedikit ruang terbuka publik, yang menambah masalah kepadatan penduduk, risiko infeksi coronavirus mungkin 20 kali lebih tinggi ketika di dalam ruangan daripada di luar rumah.

Ada juga hubungan yang kuat antara olahraga di luar ruangan dan sistem kekebalan tubuh yang kuat.

Jadi bagi penghuni di perumahan sempit tanpa ruangan luar pribadi, taman lokal dapat menawarkan kelegaan dan mengurangi paparan penyakit menular.

Jika taman tidak tersedia, mengalokasikan lebih banyak area di jalan untuk berjalan dan bersepeda akan menjadi penting.

Beberapa kota sudah menerapkan tindakan sementara untuk membuat jalan lebih aman bagi pejalan kaki dan pesepeda, seperti realokasi ruang jalan jauh dari kendaraan bermotor dan menurunkan batas kecepatan.

Banyak temuan menunjukkan bahwa kita seharusnya tidak membiarkan COVID-19 menjadi alasan pengurangan kepadatan kota.

Ya, upaya diperlukan untuk mengurangi kepadatan yang ekstrem, seperti di daerah kumuh, dan memberi orang-orang di setiap lingkungan dengan ruangan luar yang cukup untuk jarak fisik.

Tapi kepadatan kota secara umum tidak memiliki hubungan kuat dengan kasus COVID-19 dan kematian.

Sebaliknya, kepadatan kota merupakan komponen penting dari konsep masyarakat pejalan kaki; ini dapat melindungi orang dari penyakit kronis.


Artikel ini merupakan republikasi dari The Conversation dan diterjemahkan oleh Agradhira Nandi Wardhana dari bahasa Inggris. Untuk tautan asli, silakan baca di sini.

Tags: #penduduk#urban#wabah
Share39SendShare

Related Posts

Pidato Lengkap Jefri Gultom di Dies Natalis GMKI ke-74: Bangkit Ditengah Pergumulan

26/02/2024

Bangkit Ditengah Pergumulan Pidato 74 tahun GMKI Jefri Edi Irawan Gultom Para peletak sejarah selalu berpegang pada prinsip ini, ‘’perjalanan...

Pewaris Opera Batak

11/07/2023

Oleh: Thompson Hs* PIRAMIDA.ID- Tahun 2016 saya menerima Anugerah Kebudayaan dari Kemdikbud (sekarang Kemendikbudristek) Republik Indonesia di kategori Pelestari. Sederhananya,...

Mengapa Membahas Masa Depan Guru “Dianggap” Tidak Menarik?

01/05/2023

Oleh: Agi Julianto Martuah Purba PIRAMIDA.ID- “Mengapa sejauh ini kampus kita tidak mengadakan seminar tentang tantangan dan strategi profesi guru di...

Membangun Demokrasi: Merawat Partisipasi Perempuan di Bidang Politik

14/04/2023

Oleh: Anggith Sabarofek* PIRAMIDA.ID- Demokrasi, perempuan dan politik merupakan tiga unsur yang saling berkesinambungan satu dengan yang lain. Berbicara mengenai...

Dari Peristiwa Kanjuruhan Hingga Batalnya Indonesia Tuan Rumah Piala Dunia U-20

03/04/2023

Oleh: Edis Galingging* PIRAMIDA.ID- Dunia sepak bola tanah air sedang merasakan duka yang dalam. Kali ini, duka itu hadir bukan...

Prinsip-Prinsip Disiplin Kelas

02/04/2023

Oleh: Muhammad Muharram Azhari* PIRAMIDA.ID- Pengertian disiplin menurut Elizabeth Hurtock mengemukakan bahwa; Disiplin itu berasal dari kata "discipline", yaitu seseorang...

Load More

Tinggalkan KomentarBatalkan balasan

Terkini

Berita

Aliansi Mahasiswa Siantar Se-Jabodetabek Akan Kepung Mabes Polri: Tuntut Penangkapan Wali Kota Wesli Silalahi

11/05/2025
Berita

Satgas Penertiban Kawasan Hutan (PKH): Penegakan Hukum atau Alibi Militerisasi Atas Nama Konservasi?

09/05/2025
Berita

Ketua Front Justice: Kepemimpinan Wesly Silalahi Dinilai Gagal, Siantar Mengarah ke Kemunduran dan Kota Gelap

07/05/2025
Berita

GMKI Cabang Bandar Lampung Ungkap Krisis Kepolisian di Daerah Lampung: “Kekuasaan Tanpa Kendali, Rakyat Tanpa Perlindungan”

01/05/2025
Berita

Fawer Sihite Luncurkan Buku “Menghidupi Kembali Ut Omnes Unum Sint”: Refleksi dan Kebangkitan GMKI

22/04/2025
Edukasi

Refleksi Paskah dan Titik Balik Kebangkitan Ekonomi Indonesia

20/04/2025

Populer

Dunia

Sumber Air Bersih dan Air Minum di Arab Saudi

07/06/2020
Edukasi

Peran Pemuda dan Mahasiswa untuk Pengembangan SDM

03/02/2023
Berita

Resmi Sertijab, Ini Struktur PP GMKI 2022-2024

01/02/2023
Dialektika

Prinsip-Prinsip Disiplin Kelas

02/04/2023
Spiritualitas

Kasih Sebagai Perintah Baru

26/07/2020
Pojokan

Aku dan Sejuta Masalah Hidupku

17/06/2021
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman
  • Terms
  • Policy

© 2020-2024 Piramida ID

rotasi barak berita hari ini danau toba

No Result
View All Result
  • Kabar Desa
  • Dunia
  • Ekologi
  • Dialektika
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Lainnya
    • Ekosospolbud
    • Pojokan
    • Sains
    • Spiritualitas

© 2020-2024 Piramida ID

rotasi barak berita hari ini danau toba