Piramida.id
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman
  • Terms
  • Policy
Minggu, Oktober 1, 2023
  • Kabar Desa
  • Dunia
  • Ekologi
  • Dialektika
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Lainnya
    • Ekosospolbud
    • Pojokan
    • Sains
    • Spiritualitas
No Result
View All Result
  • Kabar Desa
  • Dunia
  • Ekologi
  • Dialektika
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Lainnya
    • Ekosospolbud
    • Pojokan
    • Sains
    • Spiritualitas
No Result
View All Result
Piramida.id
  • Berita
  • Dialektika
  • Dunia
  • Edukasi
  • Ekologi
  • Ekosospolbud
  • Kabar Desa
  • Pojokan
  • Sains
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Spiritualitas
Home Dialektika

Relasi Sains dan Agama

by Redaksi
15/11/2021
in Dialektika
ilustrasi/nyabtu.com

ilustrasi/nyabtu.com

100
SHARES
717
VIEWS
Bagikan ke FacebookBagikan ke WhatsappBagikan ke Telegram

Arya Widihatmaka*

PIRAMIDA.ID- Sekarang ini banyak orang mulai ingin melemahkan sains melalui teori-teori sains sendiri dengan dalih kritisisme dan segudang alasan epistemologi ilmiah.

Tujuannya adalah hal yang sangat klasik; agar sains mau mengakui keberadaan Tuhan.

Saya pikir ini hal konyol, karena sains adalah pra-teknologi dan bukan urusan moral. Sepertinya umumnya manusia hingga zaman ini belum sadar atau melek-mata bila moral yang mencekam akan melahirkan kejahatan yang lebih besar dibanding kehidupan yang dianggap amoral.

Kita lihat apa yang terjadi di negeri ini, agama menjadi kedok politik busuk dan korupsi para oknum. Di Timur Tengah sana rentan konflik berujung pembunuhan dengan alasan sentimen dan prasangka agama.

Apakah agama benar-benar jelek? Tentu tidak.

Sains memang bukan segala-galanya, akan tetapi me-moral-kan dan meng-agama-kan sains sungguh aneh karena sains bukan soal perilaku manusia.

Artinya, hingga zaman ini manusia di bumi ini masih cenderung religius yang berdasar marketing rasa takut akan masa depan.

Ya, kita selalu bicara masa depan yang kelam, kematian, kiamat, dsb. Manusia butuh deskripsi baru akan bahasan-bahasan itu.

Kita sadar bahwa hal-hal yang tidak bisa dibuktikan secara faktual akan menjadi komoditi teror psikologi bagi manusia.

Rumor-rumor sains adalah rekan atheisme yang memusuhi agama tidak akan menjadi semakin besar selama para pemikir agama tidak berusaha membawa manusia pada perbudakan di level kosmomogis.

Jadi, apakah manusia harus selalu dicurigai sebagai spesies jahat? Lalu bagaimana bila mencurigai sampai kecurigaan itu berubah menjadi tindakan jahat. Ini sudah keterlaluan.

Kita manusia selalu bicara dualitas dan alasan-alasan “perspketif” yang sebenarnya hanyalah permainan pikiran.

Kalau kita menggunakan bahasa agamis, sekarang ini banyak manusia lupa menggunakan hati nuraninya karena sudah tersilaukan doktrin-doktrin agama.

Sementara sebagian mereka menjadi idiot karena alasan ketakutan akan penolakan atas dirinya di masa depan yang penuh horror.

Jadi kenapa kita tidak mau jujur dan menggunakan hati nurani kita, mengapa kita mau memilih gambaran seram dan tidak berpikir yang bagus dan berguna di masa sekarang?

Saya berpendapat bila Tuhan tidak perlu dibawa ke domain sains – terlepas Dia ada atau tidak – agar tidak terjadi kekacauan ilmiah.

Bila pun beberapa saintis masih mengakui eksistensi Tuhan, umumnya bukan Tuhan Abrahamic, akan tetapi Tuhan bagi mereka mewakili kata dari ketakjuban.

Sains berbasik data sedangkan agama berbasik emosi. Tuhan dalam sains tentu dipahami dari gejala alam semesta dan Dia sama sekali tidak peduli apakah ada orang kafir yang berhasil membuat negeri yang indah dan sejahtera atau ada negeri beriman yang penuh orang sengsara dan konflik.

Sains dan agama memiliki kosmologi masing-masing, berusaha mengintegrasikan keduanya akan mengacaukan semuanya.

Betul, kehidupan (kesadaran) adalah hal unik karena penggabungan antara rumus materialisme dan esoterisme.

Tetapi belumkah kita sadar bila kita di kehidupan dunia ini penuh ketidak-idealan yang akan berakhir dengan kematian. Inilah contoh kegagalan integrasi itu.

Tetapi bila kita menggunakan kesempatan duniawi ini tanpa harus melakukan pengerusakan, tentu itu hal yang ideal bagi kita. Bukankah Tuhan juga benci orang-orang berbuat kerusakan?

Jadi, kita mesti membuat konstruksi yang benar akan pemahaman hidup dan tidak bisa mencampuradukkan dengan penuh emosi.

Terlebih Totaliterisme agama itu terbantah oleh agama itu sendiri yang penuh aneka ragam dan madzhab masing-masing.

Menghindari kebingungan konsep itu penting untuk membangun peradaban dan kesadaran yang lebih baik di tingkat lanjut.

Agama silakan masih akan tetap ada selama DNA manusia membutuhkannya. Akan tetapi jangan lupa bila manusia adalah makhluk pembelajar, karena memang itu keistimewaan khusus.

Model kurva terbuka cocok bagi sains maupun agama karena manusia selalu berkembang di segala domain yang dimiliki.

Seperti satu biji tanaman yang tumbuh menjadi pohon apel yang besar, kokoh atas terpaan cuaca dan musim, sedang dia juga menghasilkan buah-buahan yang bermanfaat bagi semua.

Bukan seperti sebuah biji yang mati dalam timbunan tanah.


Penulis merupakan seorang science enthusiast & trekker. Ulasan tulisannya dapat dibaca di suarasains.wixsite.com

Tags: #agama#relasi#Sains
Share40SendShare

Related Posts

Pewaris Opera Batak

11/07/2023

Oleh: Thompson Hs* PIRAMIDA.ID- Tahun 2016 saya menerima Anugerah Kebudayaan dari Kemdikbud (sekarang Kemendikbudristek) Republik Indonesia di kategori Pelestari. Sederhananya,...

Mengapa Membahas Masa Depan Guru “Dianggap” Tidak Menarik?

01/05/2023

Oleh: Agi Julianto Martuah Purba PIRAMIDA.ID- “Mengapa sejauh ini kampus kita tidak mengadakan seminar tentang tantangan dan strategi profesi guru di...

Membangun Demokrasi: Merawat Partisipasi Perempuan di Bidang Politik

14/04/2023

Oleh: Anggith Sabarofek* PIRAMIDA.ID- Demokrasi, perempuan dan politik merupakan tiga unsur yang saling berkesinambungan satu dengan yang lain. Berbicara mengenai...

Dari Peristiwa Kanjuruhan Hingga Batalnya Indonesia Tuan Rumah Piala Dunia U-20

03/04/2023

Oleh: Edis Galingging* PIRAMIDA.ID- Dunia sepak bola tanah air sedang merasakan duka yang dalam. Kali ini, duka itu hadir bukan...

Prinsip-Prinsip Disiplin Kelas

02/04/2023

Oleh: Muhammad Muharram Azhari* PIRAMIDA.ID- Pengertian disiplin menurut Elizabeth Hurtock mengemukakan bahwa; Disiplin itu berasal dari kata "discipline", yaitu seseorang...

RUU Omnibus Law Kesehatan: Keberadaan, Tantangan dan Peluang

27/03/2023

Oleh: Cornelius Corniado Ginting, S.H. PIRAMIDA.ID- Badan Legislasi (Baleg) DPR telah menyetujui Rancangan Undang-Undang (RUU) tentang Kesehatan Omnibus Law dibawa...

Load More

Tinggalkan KomentarBatalkan balasan

Terkini

Berita

Dilantik Sebagai Sestama Lemhannas, Ketua ILAJ: Kita Yakin Irjen Panca Akan Torehkan Prestasi

09/09/2023
Berita

Dispora Simalungun Tak Penuhi Janji Penghargaan Kepada Para Pelatih

07/09/2023
Berita

Di Nilai Berhasil Selama Wagubsu, Fawer Sihite: Ribuan Pemuda Siap Menangkan Ijeck Menjadi Gubernur

04/09/2023
Berita

Filda C. Yusgiantoro Raih Nilai Akademik Terbaik Pada PPRA LXV Tahun 2023 Lemhannas RI

30/08/2023
Berita

Tidak Mampu Tangkap Bandar Narkoba UH, Ketua ILAJ Minta Mabes Polri Evaluasi Kapolres Siantar

28/08/2023
Berita

Rekam Jejak Unggul: Ketua ILAJ Fawer Sihite Mengusulkan Irjen Pol Panca Simanjuntak sebagai Kepala BNN RI

25/08/2023




Populer

Berita

Kritik Sastra: Pengertian, Fungsi, Manfaat dan Pendekatan

14/11/2022
Dialektika

Kesehatan Mental & Jiwa dalam Perspektif Sosiologi & Hukum

05/07/2022
Dialektika

Prinsip-Prinsip Disiplin Kelas

02/04/2023
Berita

SaLing Adukan Oknum Dugaan Pungli Penyelenggaraan Sertifikasi Ratusan Guru Simalungun

25/11/2021
Dialektika

Masyarakat Adat di Sekitar Danau Toba

24/01/2021
Edukasi

Kesenjangan Hukum di Indonesia menurut Perspektif Sosiologi

17/10/2021
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman
  • Terms
  • Policy

© 2020-2023 Piramida ID

Rotasi Barak Berita Siantar Berita Simalungun Danau Toba Wisata

No Result
View All Result
  • Kabar Desa
  • Dunia
  • Ekologi
  • Dialektika
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Lainnya
    • Ekosospolbud
    • Pojokan
    • Sains
    • Spiritualitas

© 2020-2023 Piramida ID

Rotasi Barak Berita Siantar Berita Simalungun Danau Toba Wisata