Piramida.id
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman
  • Terms
  • Policy
Rabu, Juli 9, 2025
  • Kabar Desa
  • Dunia
  • Ekologi
  • Dialektika
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Lainnya
    • Ekosospolbud
    • Pojokan
    • Sains
    • Spiritualitas
No Result
View All Result
  • Kabar Desa
  • Dunia
  • Ekologi
  • Dialektika
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Lainnya
    • Ekosospolbud
    • Pojokan
    • Sains
    • Spiritualitas
No Result
View All Result
Piramida.id
  • Berita
  • Dialektika
  • Dunia
  • Edukasi
  • Ekologi
  • Ekosospolbud
  • Kabar Desa
  • Pojokan
  • Sains
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Spiritualitas
Home Ekologi

Webinar PP PMKRI: Program Food Estate jangan Sampai Rusak Keseimbangan Ekologis

by Redaksi
15/03/2021
in Ekologi
101
SHARES
721
VIEWS
Bagikan ke FacebookBagikan ke WhatsappBagikan ke Telegram

PIRAMIDA.ID- Pengurus Pusat Perhimpunan Mahasiswa Katholik Republik Indonesia (PP PMKRI) mengadakan Webinar dengan mengangkat topik ‘Food Estate dan Ancaman Ketahanan Pangan’ pada Sabtu, 13 Maret 2020.

Adapun yang menjadi narasumber dalam webinar ini, yakni Panutan S. Sulendrakusuma selaku Deputi III Kantor Staf Presiden yang dalam kesempatan ini diwakili oleh Prof. Bustanul Arifin; Arie Rompas perwakilan Greenpeace Indonesia; Laksmi Savitri selaku Peneliti Pusat Studi Ekonomi Kerakyatan Universitas Gajah Mada; dan Djarot Saiful Hidayat selaku Anggota DPR RI yang berhalangan hadir.

Webinar ini diawali dengan kata sambutan dari Benidiktus Papa selaku Ketua Presidium PP PMKRI. Dalam sambutan ia menyampaikan, proyek food estate ini harus menjadi perhatian kita bersama karena ini menyangkut hajat hidup orang banyak, perlu dipikirkan kembali terkaia dampak yang nantinya akan terjadi.

“Ada beberapa catatan yang harus disampaikan. Pertama, bagaimana potensi lahan food estate yang menggunakan lahan gambut? Mengingat kerusakan lahan gambut di era Orde Baru. Kedua, ancaman kerugian negara. Pengalokasian dana yang begitu besar di tengah pandemi akan menjadi sesuatu yang riskan. Ketiga, bagaimana stabilitas terhadap tanaman endemik dan kerusakan lingkungan, sebab persoalan lingkungan hidup menjadi persoalan yang pelik di beberapa daerah seperti di kalimantan. keempat, bagaimana dengan pelibatan petani-petani lokal dan penguasaan tunggal terhadap lahan petani,” demikian ia sampaikan dalam sambutannya.

Prof. Bustanul Arifin mengatakan, program food estate merupakan program strategis nasional yang melibatkan lintas kementerian. Di mana konsepnya menjadi lumbung pangan strategis untuk memenuhi cadangan pangan dan apabila memungkinkan akan dilakukan eskpor.

Food estate padi di Kalimantan Tengah mencapai 165.000 hektar. Terdapat beberapa hal dalam rekomendasi kebijakan ke depan di antaranya, rekayasa sosial dan kelembagaan, integrasi dan pengembangan kualitas SDM petani setempat.

Laksmi Savitri dalam materinya menyampaikan, masalah utama ketahanan pangan pada pandemi Covid-19 ialah rantai pasok pangan yang panjang bukan ketersedian produk.

“Rasionalitas pasar menjadi sangat dominan, rasionalitas pasar jugalah yang bisa menjelaskan kenapa ada impor pangan di tengah musim panen, dan rasionalitas pasar juga lah yang membuat kenapa terjadi pembukaan hutan. Berdasarkan ini juga kita bisa melihat Indonesia belum mampu membangun sistem pangan sendiri,” ujarnya.

Ia juga menambahkan, hal yang dapat kita lakukan dalam memperbaiki sistem pangan kita, yakni menghindari dampak-dampak termaksud, memampukan fasilitator desa yang berfungsi sebagai mata dan telinga negara yang peka, sekaligus penyambung lidah warga desa, agar perubahan masih berada dalam rentang kendali dan aspirasi masyarakat pedesaan sendiri, memungkin para pengambil kebijakan untuk menjadikan kerja lapangan, mendengar, dan dialog langsung sebagai prosedur standar untuk menciptakan mekanisme teknokrasi yang berpihak, dan memperpendek rantai pasok pangan dengan mengembangkan pangan lokal, sehat, dan berkeadilan.

Arie Rompas menyampaikan, program food estate yang dicanangkan Jokowi tidak belajar dari kegagalan yang pernah dilakukan oleh orde baru dan di masa Susilo Bambang Yudhoyona di mana pola yang dilakukan juga hampir sama.

“Kita bisa meilihat bagaimana hari ini hutan Kalimantan sudah mulai dirambah demi perluas lahan food estate. Hutan yang seharusnya menjaga keseimbangan ekologis pasti akan terganggu dengan hal ini. Kita perlu mengubah secara radikal sistem pangan kita yang lebih mengarah kepada sistem kerakyatan agar masa depan masyarakat kita dapat lebih terjamin dan keberlangsungan alam tetap dapat terjaga,” pungkasnya.(*)

Tags: #foodestate#kritik#pmkri
Share40SendShare

Related Posts

Menelusuri Asal Usul Makna Warna Hijau & Gerakan Lingkungan

05/03/2023

PIRAMIDA.ID- Pada Februari 1970, sekelompok hippie dan aktivis berkumpul di Vancouver, Kanada untuk membahas rencana uji coba nuklir di Pulau...

Perspektif Sosiologi terhadap Permasalahan Eksistensi Nelayan Skala Kecil

27/10/2022

Oleh: Adhitya Qurdiansyah (2205030012) PIRAMIDA.ID- Nelayan merupakan sebuah istilah bagi setiap individu atau kelompok yang mana kesehariannya bekerja menangkap ikan...

Di Jambi Penyelesaian Konflik Agraria Dinilai Setengah Hati, WALHI Ungkap Sejumlah Persoalan

26/07/2022

PIRAMIDA.ID- Proses penyelesaian konflik agraria di wilayah Provinsi Jambi, diakui masih menapaki jakan terjal oleh Manager Advokasi Wahana Lingkungan Hidup...

Apa yang Terjadi jika Kita Berhenti Menggunakan Plastik?

06/07/2022

PIRAMIDA.ID- Dari 8.300 juta ton plastik murni yang diproduksi hingga akhir tahun 2015, terdapat 6.300 juta tonnya telah dibuang. Sebagian...

Dampak Plastik terhadap Lingkungan

07/06/2022

Oleh: Lidya Putri* PIRAMIDA.ID- Kantung plastik kresek dan kemasan dari plastik lainnya merupakan alat pengemas yang paling banyak dipergunakan karena...

Apakah Efektif Pola Baru Pengawasan dan Penegakan Hukum di Laut Indonesia?

09/04/2022

PIRAMIDA.ID- Pengamanan wilayah laut menjadi kegiatan sangat penting untuk bisa terus berlangsung sepanjang tahun. Kegiatan tersebut tak hanya untuk mengamankan...

Load More

Tinggalkan KomentarBatalkan balasan

Terkini

Berita

Ketua ILAJ Minta Hakim Berhikmat: Kasus Hasto & Tom Lembong Jangan Dikendalikan Politik, Vonis Bebas Adalah Pilihan Konstitusional

07/07/2025
Berita

Dugaan Fee Proyek, Ketua ILAJ Minta KPK Pantau Bagi-Bagi Proyek di Kota Siantar

04/07/2025
Berita

Robot Polri Tuai Kritik Netizen, Fawer Sihite: Inovasi Harus Disambut Baik, Tapi Polri Perlu Bangun Instrumen Komunikasi yang Efektif

30/06/2025
Berita

Tokoh Cipayung Plus Gabung Golkar Lewat AMPI, Jefri Gultom: Politik Adalah Etika untuk Melayani

28/06/2025
Berita

Tokoh Cipayung Plus Login Golkar Pada HUT AMPI, Bahlil Lahadalia : Adik-Adik Saya Sudah di Jalan Yang Benar

28/06/2025
Berita

IRKI Nilai Tafsir UU Tipikor atas Pedagang Pecel Lele Menyesatkan

22/06/2025

Populer

Berita

Dugaan Fee Proyek, Ketua ILAJ Minta KPK Pantau Bagi-Bagi Proyek di Kota Siantar

04/07/2025
Berita

Resmi Sertijab, Ini Struktur PP GMKI 2022-2024

01/02/2023
Edukasi

Keterbatasan Jumlah Guru Terampil

09/12/2021
Pojokan

Pesan Tersembunyi Ki Narto Sabdo Dalam Lagu Kelinci Ucul

23/09/2020
ilustrasi/Cleopatra dalam budaya pop.
Pojokan

Cleopatra: Simbol Kecantikan yang Tidak Cantik-Cantik Amat

24/09/2020
Berita

Tokoh Cipayung Plus Gabung Golkar Lewat AMPI, Jefri Gultom: Politik Adalah Etika untuk Melayani

28/06/2025
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman
  • Terms
  • Policy

© 2020-2024 Piramida ID

rotasi barak berita hari ini danau toba

No Result
View All Result
  • Kabar Desa
  • Dunia
  • Ekologi
  • Dialektika
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Lainnya
    • Ekosospolbud
    • Pojokan
    • Sains
    • Spiritualitas

© 2020-2024 Piramida ID

rotasi barak berita hari ini danau toba