Piramida.id
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman
  • Terms
  • Policy
Sabtu, September 6, 2025
  • Kabar Desa
  • Dunia
  • Ekologi
  • Dialektika
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Lainnya
    • Ekosospolbud
    • Pojokan
    • Sains
    • Spiritualitas
No Result
View All Result
  • Kabar Desa
  • Dunia
  • Ekologi
  • Dialektika
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Lainnya
    • Ekosospolbud
    • Pojokan
    • Sains
    • Spiritualitas
No Result
View All Result
Piramida.id
  • Berita
  • Dialektika
  • Dunia
  • Edukasi
  • Ekologi
  • Ekosospolbud
  • Kabar Desa
  • Pojokan
  • Sains
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Spiritualitas
Home Ekosospolbud

Apa Dampak ‘Badai’ Resesi terhadap Dompet kita?

by Redaksi
05/10/2020
in Ekosospolbud
98
SHARES
702
VIEWS
Bagikan ke FacebookBagikan ke WhatsappBagikan ke Telegram

PIRAMIDA.ID- Indonesia dipastikan akan mengalami resesi, meskipun sejumlah pengamat mengatakan belum ada pernyataan resmi dari Pemerintah.

Tapi Menteri Keuangan Sri Mulyani sudah memberikan sinyal jika ekonomi di kuartal III tumbuh di kisaran minus 2,9 persen sampai minus 1 persen.

Sementara itu, Badan Pusat Statistik pada awal Agustus lalu mengumumkan jika pertumbuhan ekonomi Indonesia anjlok ke posisi minus 5,32 persen.

Jika kemudian Pemerintah Indonesia secara resmi mengumumkan kondisi resesi, maka ini menjadi resesi ekonomi pertama sejak tahun 1998.

Perlukah kita khawatir soal resesi?

Sebelum menjawabnya perlu dicari tahu dulu apa arti resesi.

Kita tidak akan menjelaskannya dengan istilah-istilah atau grafik-grafik ekonomi yang hanya akan membuat Anda bingung.

Tapi secara sederhana, negara yang mengalami resesi berarti perekonomiannya sedang lesu.

Resesi dinyatakan ketika pertumbuhan ekonomi sebuah negara mengalami penurunan selama dua kuartal berturut-turut.

Karenanya, menurut pakar ekonomi, seperti Abdullah Sanusi dari Universitas Hasanuddin di Makassar, secara teori Indonesia sudah mengalami resesi.

“Yang harus digarisbawahi, bahwa resesi Indonesia belum separah dibanding negara-negara lain,” kata Abdullah Sanusi dari Universitas Hasanuddin di Makassar.

Ia mengatakan sektor-sektor di Indonesia yang sudah terlihat lesu adalah konsumsi rumah tangga, investasi, ekspor, dan pariwisata.

“Dengan demikian, daerah-daerah yang menggantungkan hidup mereka dari sektor-sektor tersebut, pasti akan kena dampak luar biasa,” ujar Abdullah yang juga lulusan Curtin University di Australia Barat.

Apa dampak resesi yang bisa langsung terasa?

Penurunan pertumbuhan ekonomi suatu negara bukan saja hanya berdampak pada pendapatan negara, cadangan devisa atau cadangan negara di bank sentral yang biasanya dalam mata uang asing, serta investasi saja.

Saat ekonomi melemah, investasi biasanya anjlok yang membuat produksi barang dan jasa akan menurun.

Akibatnya, lapangan kerja berkurang dan banyak perusahaan yang melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK).

Orang-orang pun lebih menahan diri untuk tidak mengeluarkan uang, sehingga mengancam sejumlah pemilik usaha gulung tikar.

“Penyebab utama melemahnya daya beli adalah akibat pandemi COVID-19 yang telah menekan pendapatan masyarakat dan mengurangi permintaan atas barang konsumsi,” kata Abdullah.

Lantas bagaimana nasib dompet kita?

Ligwina Hananto, Lead Financial Trainer dari @qm_financial, Jakarta mengatakan resesi lebih merujuk pada kondisi keuangan negara secara makro, tapi keuangan pribadi tergantung pada kehidupan kita masing-masing.

Menurut Ligwina, kita sebaiknya fokus pada “saya bagaimana?”, “apakah kondisi keuangan saya sehat dan kuat?”

“Ibaratnya kita berada di kapal masing-masing, kapalnya ada yang besar dan kecil, lalu ada badai,” jelas Ligwina yang juga alumni Curtin University di Australia Barat.

“Walaupun kapalnya kecil tapi kuat, semua penumpangnya memakai pelampung, maka kita bisa melewati badai tadi.”

Lantas bagaimana mempersiapkan “badai” resesi? Menurut Ligwina bisa mengecek seberapa sehat kondisi uang kita dengan tiga hal.

Cek kesehatan keuangan:

  • Memiliki penghasilan, tapi jika tidak atau khawatir kehilangan pekerjaan, maka berdagang bisa jadi pilihan
  • Memiliki dana darurat, jadi seandainya Anda di-PHK atau dagangan belum laku, masih punya dana untuk bisa bertahan selama beberapa bulan
  • Memiliki kemampuan untuk membayar pengeluaran rutin atau cicilan

“Ayo kita kembali ke masing-masing, perkuat keuangan individu dan perkuat keuangan orang-orang sekitar kita,” kata Ligwina.

Bagaimana dengan peran pemerintah?

Abdullah mengatakan pemerintah perlu memberikan lebih banyak lagi stimulus kepada masyarakat, meski sayangnya beberapa stimulus memiliki kendala dalam penyalurannya.

“Misalnya kredit murah bagi Usaha Kecil Menengah [UKM], meski bagus, namun dalam pelaksanaannya dirasakan sulit bagi UKM karena syaratnya yang berat dengan dokumen yang beragam,” jelasnya.

Ia mengatakan “ekonomi dari rumah” saat ini benar-benar harus menjadi perhatian dan mendapatkan dukungan dari pemerintah.

Ligwina menambahkan resesi memang buruk untuk ekonomi kita, tapi karena jumlah orang di Indonesia yang banyak, maka konsumsi akan selalu ada.

“Jadi jualan apa saja, pasti ada yang beli, tinggal membidik pasar saja, kelompok mana yang membutuhkan barang kita,” ujar Ligwina saat berbagi tips jika ada yang mau berdagang.


ABC Indonesia.

Tags: #ancaman#keuangan#krisis#resesi
Share39SendShare

Related Posts

Petani Kopi: Penjaga Lingkungan dan Intelektualitas

29/04/2023

PIRAMIDA.ID- Tanaman kopi, mungkin satu-satunya tanaman yang dikembangkan Belanda yang memberikan pengaruh positif terhadap peradaban bangsa Indonesia....

Sanggar Seni Sebagai Organisasi Budaya

02/04/2023

Thompson Hs* PIRAMIDA.ID- Sanggar identik sebagai suatu tempat untuk berlatih dan berguru. Luas tempat untuk sebuah sanggar tidak harus luas,...

Tangkap Bos 303, Ketua ILAJ Sebut Integritas Kapolri dan Kapolda Sumut Tidak Perlu Diragukan

17/10/2022

PIRAMIDA.ID - Bos judi online asal Sumatera Utara Apin BK yang kabur ke Malaysia tiba di Bandara Soekarno-Hatta Jumat malam,...

Visi Presiden RI Jokowi dan Agenda Menparekraf Sandiaga Uno Hadiri Nias Pro & Maniamolo Fest

28/06/2022

Oleh: Firman Jaya Daeli (Ketua Dewan Pembina Puspolkam Indonesia) PIRAMIDA.ID- Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia (Menparekraf RI), Sandiaga...

Pengalaman Sebagai Ketua SPI

06/06/2022

Oleh: Manahati Zebua* PIRAMIDA.ID- Setiap perusahaan yang mau menginginkan organisasinya bekerja lebih baik kinerjanya dalam bidang keuangan, biasanya pemimpinnya menghadirkan...

Munculnya Generasi Tuna Budaya

24/01/2022

Oleh: Arianto Sitorus Pane* PIRAMIDA.ID- Salah satu yang paling menggelisahkan dari negeri ini adalah semakin jauhnya kebudayaan dari kehidupan generasi...

Load More

Tinggalkan KomentarBatalkan balasan

Terkini

Berita

Menantang Narasi Pikiran Ferry Irwandi Desak Reformasi Total Polri

05/09/2025
Berita

Diduga Oknum DPRD Tanjung Balai Asyik Dugem di Medan

02/09/2025
Berita

Kasus Penyeludupan Rokok Ilegal di Pelabuhan Punggur, GMKI Batam: Bea Cukai Hanya Mampu Meringkus Rakyat Kecil Bekerja Sebagai Supir

02/09/2025
Berita

IJLS Menyerukan Rakyat Harus Bersatu Menolak Adu Domba, Hentikan Operasi Intelijen yang Memecah Belah Persatuan Bangsa

31/08/2025
Berita

PRESS RILIS KOMRAD PANCASILA 31 AGUSTUS 2025

31/08/2025
Berita

Rakyat Marah, GMKI : Mafia dan Koruptor Dibiarkan Dan Dilindungi

31/08/2025

Populer

No Content Available
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman
  • Terms
  • Policy

© 2020-2024 Piramida ID

rotasi barak berita hari ini danau tobasumber

No Result
View All Result
  • Kabar Desa
  • Dunia
  • Ekologi
  • Dialektika
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Lainnya
    • Ekosospolbud
    • Pojokan
    • Sains
    • Spiritualitas

© 2020-2024 Piramida ID

rotasi barak berita hari ini danau tobasumber

xnxx
xnxx
xnxx
xnxx