Piramida.id
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman
  • Terms
  • Policy
Selasa, Mei 20, 2025
  • Kabar Desa
  • Dunia
  • Ekologi
  • Dialektika
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Lainnya
    • Ekosospolbud
    • Pojokan
    • Sains
    • Spiritualitas
No Result
View All Result
  • Kabar Desa
  • Dunia
  • Ekologi
  • Dialektika
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Lainnya
    • Ekosospolbud
    • Pojokan
    • Sains
    • Spiritualitas
No Result
View All Result
Piramida.id
  • Berita
  • Dialektika
  • Dunia
  • Edukasi
  • Ekologi
  • Ekosospolbud
  • Kabar Desa
  • Pojokan
  • Sains
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Spiritualitas
Home Spiritualitas

Membangun Keluarga Bahagia

by Lestari
28/06/2020
in Spiritualitas
106
SHARES
754
VIEWS
Bagikan ke FacebookBagikan ke WhatsappBagikan ke Telegram

Penulis: Pdt. Dr. Martongo Sitinjak*

Minggu III Dung Trinitatis
Kolose 3:18-21

PIRAMIDA.ID – Suami menjadi suami karena isterinya. Isteri menjadi isteri karena suaminya. Anak menjadi anak karena bapa dan ibunya. Fungsi suami, isteri dan anak nyata di dalam keluarga. Setiap anggota keluarga melakukan fungsinya sebagai suami atau isteri atau anak dalam tatanan hubungan sesama anggota keluarga. Perilaku hubungan itu sesuai fungsi masing-masing akanmemastikan bahagia tidaknya sebuah keluarga.

Semakin baik peranan seseorang sesuai fungsinya di tengah-tengah keluarga, semakin nyata pula proses terjadiya bangunan keluarga bahagia. Maka tidak ada kebahagiaan perorangan yang tidak berada dalam kebahagiaan bersama sebagai sesama anggota keluarga.

Tidak ada suami yang bahagia saat isterinya atau anaknya tertindas. Tidak ada kebahagiaan seorang anak saat ibu atau bapanya terhina. Kebahagiaan yang utuh bukan pada kebahagiaan individu saja melainkan ada pada hubungan antar manusia utamanya hubungan antar anggota keluarga. Untuk menggapai kebahagiaan keluarga orang percaya, hanya bisa terjadi manakala setiap anggota keluarga tunduk dan taat kepada Allah yang mendirikan lembaga keluarga sejak semula.

1. Aturan hidup dalam keluarga batih adalah hal yang sangat mendasar dalam membangun kebahagiaan hidup. Suami, isteri dan anak-anak menjadi anggota utama dalam keluarga. Keluarga adalah tempat utama untuk membangunpertumbuhan kasih dalam spiritualitas (jiwa), emosi (hati), intellectualitas (pikiran) dan creatifitas (kekuatan) (bnd Mrk 12:30).

Pertumbuhan hidup yang penuh kasih dapat dilakukan dengan hubungan yang erat di antara semua anggota keluarga. Inti utama dalam membangun hubungan bahagia di tengah-tengah keluarga di dasarkan pada ketaatan setiap anggota keluarga kepada Tuhan. Dalam ketaatan kepada Tuhan fungsi suami (bapa), fungsi isteri (ibu) dan fungsi anak dapat dilakukan dengan benar dan baik. Praktek hidup isteri tunduk kepada suami berjalan beriringan dengan praktek hidup suami mengasihi isteri. Istilah tunduk kepada suamimu tidak berada dalam urutan subordinasi.

Tunduk kepada suami hanya dapat dimengerti dalam arti kesejajaran sebagai anak-anak Allah, sehingga suami harus mengasihi istri dan tidak diperbolehkan berlaku kasar kepadanya. Suami-isteri tidak boleh dipahami dalam konsep berfikir ordinasi dan sub-ordinasi, melainkan suami istri adalah satu kesatuan yang terikat. Sejak semula Allah menciptakan laki-laki dan perempuan, itu sebabnya laki-laki meninggalkan ayah dan ibunya dan bersatu dengan isterinya sehingga keduanya menjadi satu daging.

Demikianlah mereka bukan lagi dua, melainkan satu. Karena itu, apa yang dipersatukan Allah tidak boleh diceraikan manusia (Mat 19:4-6). Mereka adalah satu tubuh yang tidak terpisah. Dalam penghayatan satu tubuh itulah dipahami, isteri tunduk kepada suami dan suami mengasihi isteri. Seorang isteri tunduk kepada suami memerankan fungsinya sebagaimana seharusnya di dalam Tuhan.

Demikian juga suami sebagai kepala keluarga memerankan fungsinya mengasihi isterinya dan tidak diperbolehkan berlaku kasar kepada isterinya. Dalam hubungan yang demikian sebagai wujud kesatuan mereka sebagai suami isteri akan membangun kebahagiaan bersama. Hai isteri-isteri, tunduklah kepada suamimu, sebagaimana seharusnya di dalam Tuhan. Hai suami-suami, kasihilah isterimu dan janganlah berlaku kasar terhadap dia.

2. Keluarga yang terberkati dengan keturunan mempunyai tanggungjawab untuk membangun kebahagiaan di dalam kesatuan sebagai keluarga. Untuk mewujudkan kebahagiaan itu Allah telah berfirman, agar orang tua mengajarkan kepada anak-anaknya secara berulang-ulang untuk mengasihi Tuhan dengan segenap hati, jiwa, kekuatan (Ulangan 6:4-7).

Pengajaran berulang-ulang harus dilakukan kepada anak-anaknya agar pertumbuhan spiritualitasnya, emosionalnya, kekuatannya dan pemikirannya berada dalam keutuhan untuk mengasihi Tuhan dan sesama manusia. Pada saat orangtua mengajar berulang-ulang anak-anaknya, sesungguhnya dia sedang mengajar dirinya sendiri.

Dalam kaitan itulah dapat dipahami arti dan makna dari “Hai anak-anak, taatilah orangtuamu dalam segala hal, karena itulah yang indah di dalam Tuhan. Hai bapa-bapa janganlah sakiti hati anak-anakmu supaya jangan tawar hatinya”.

Bapa dan ibu menjadi pelayan utama dalam pertumbuhan seorang anak. Mereka harus membuka ruang pertumbuhan spiritualitas (jiwa) yang setia kepada Tuhan, pertumbuhan emosional (hati) yang seimbang dalam kehidupan; pertumbuhan intelektual (pemikiran) yang mampu membedakan yang benar dan salah; pertumbuhan kekuatan (creatifitas) yang dapat melakukan yang baik.

Rahasia kebahagiaan keluarga ada pada ketaatan secara bersama kepada Tuhan yang telah membentuk keluarga menjadi satu kesatuan tubuh. Perbuatan dan perilaku, baik suami atau istri maupun anak-anak, bukan perbuatan dan perilaku yang di dasarkan pada selera pergaulan antar sesama anggota keluarga. Perbuatan yang didasarkan pada keinginan seseorang cenderung melahirkan kekerasan dari yang kuat ke yang lemah atau sebaliknya.

Perbuatan dan perilaku itu harus diperbuat dengan segenap hati seperti untuk Tuhan bukan untuk manusia.Ketaatan mengasihi Tuhan dengan segenap hati, jiwa, pikiran dan kekuatan akan terimplementasi dalam kehidupan yang mengasihi sesama anggota keluarga dengan segenap hati, jiwa, pikiran dan kekuatan.

Hal ini pula yang akan mengalir dalam kehidupan masyarakat sehingga tercipta, hubungan masyarakat yang bahagia oleh terciptanya keluarga-keluarga yang berbahagia. Ketaatan setiap anggota keluarga kepada Tuhan dapat memerankan fungsinya dengan baik mengasihi Tuhan dan sesama anggota keluarga. Ketaatan kepada Tuhan membangun keluarga bahagia. Amin


Penulis Merupakan Kadep Koinonia HKBP

Tags: #Keluarga#Kotbah#Martongositinjak#Spiritualitas
Share42SendShare

Related Posts

Pesan Natal Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia 2020

24/12/2020

PIRAMIDA.ID - Pesan Natal Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia 2020, "Lihatlah, Kristus Menjadikan Semuanya Baru". Tahun 2020 merupakan tahun kejutan. Kita diperhadapkan...

Melawan Suap dan Korupsi

02/08/2020

PIRAMIDA.ID - Kotbah Minggu VIII Setelah Trinitatis, 2 Agustus 2020. Oleh Pdt. Dr. Martongo Sitinjak (Pengkotbah Merupakan Kadep Koinonia HKBP) Nats...

Kasih Sebagai Perintah Baru

26/07/2020

Penulis: Pdt. Dr. Martongo Sitinjak Minggu VII Setelah Trinitatis Yohanes 13:31-35 PIRAMIDA.ID - Di akhir pelayanan-Nya di dunia ini, Yesus...

Ibadah dan Persembahan Kepada TUHAN

19/07/2020

Penulis: Pdt. Dr. Martongo Sitinjak* Minggu VI Setelah Trinitatis Ulangan 16: 13-17 PIRAMIDA.ID - Ada 3 perayaan penting dimana setiap...

Cintailah Pendidikan

12/07/2020

Penulis: Pdt. Dr. Martongo Sitinjak* Minggu V Dung Trinitatis Khotbah, Luk 6:39-42 PIRAMIDA.ID - Dalam misi penyelamatan umat manusia, Yesus...

Diberkati Menjadi Berkat

05/07/2020

Penulis: Pdt. Dr. Martongo Sitinjak* Minggu III Dung Trinitatis Kej 12:1-9 PIRAMIDA.ID - Panggilan Tuhan kepada Abram memberikan tiga pesan...

Load More

Tinggalkan KomentarBatalkan balasan

Terkini

Berita

Aliansi Mahasiswa Siantar Se-Jabodetabek Akan Kepung Mabes Polri: Tuntut Penangkapan Wali Kota Wesli Silalahi

11/05/2025
Berita

Satgas Penertiban Kawasan Hutan (PKH): Penegakan Hukum atau Alibi Militerisasi Atas Nama Konservasi?

09/05/2025
Berita

Ketua Front Justice: Kepemimpinan Wesly Silalahi Dinilai Gagal, Siantar Mengarah ke Kemunduran dan Kota Gelap

07/05/2025
Berita

GMKI Cabang Bandar Lampung Ungkap Krisis Kepolisian di Daerah Lampung: “Kekuasaan Tanpa Kendali, Rakyat Tanpa Perlindungan”

01/05/2025
Berita

Fawer Sihite Luncurkan Buku “Menghidupi Kembali Ut Omnes Unum Sint”: Refleksi dan Kebangkitan GMKI

22/04/2025
Edukasi

Refleksi Paskah dan Titik Balik Kebangkitan Ekonomi Indonesia

20/04/2025

Populer

Berita

Aliansi Mahasiswa Siantar Se-Jabodetabek Akan Kepung Mabes Polri: Tuntut Penangkapan Wali Kota Wesli Silalahi

11/05/2025
Spiritualitas

Kasih Sebagai Perintah Baru

26/07/2020
Edukasi

Peran Media Massa sebagai Watchdog Politik di Indonesia

17/11/2022
Dialektika

Prinsip-Prinsip Disiplin Kelas

02/04/2023
Dialektika

Immanuel Kant, Filsuf Yang Lebih Tepat Waktu Dari Jam

24/05/2020
Dialektika

Menilik Fenomena Hukum Tajam ke Bawah Tumpul ke Atas

28/04/2022
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman
  • Terms
  • Policy

© 2020-2024 Piramida ID

rotasi barak berita hari ini danau toba

No Result
View All Result
  • Kabar Desa
  • Dunia
  • Ekologi
  • Dialektika
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Lainnya
    • Ekosospolbud
    • Pojokan
    • Sains
    • Spiritualitas

© 2020-2024 Piramida ID

rotasi barak berita hari ini danau toba