Piramida.id
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman
  • Terms
  • Policy
Selasa, Mei 20, 2025
  • Kabar Desa
  • Dunia
  • Ekologi
  • Dialektika
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Lainnya
    • Ekosospolbud
    • Pojokan
    • Sains
    • Spiritualitas
No Result
View All Result
  • Kabar Desa
  • Dunia
  • Ekologi
  • Dialektika
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Lainnya
    • Ekosospolbud
    • Pojokan
    • Sains
    • Spiritualitas
No Result
View All Result
Piramida.id
  • Berita
  • Dialektika
  • Dunia
  • Edukasi
  • Ekologi
  • Ekosospolbud
  • Kabar Desa
  • Pojokan
  • Sains
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Spiritualitas
Home Dunia

Mengenal Henry Pu Yi, Kaisar Terakhir Cina

by Redaksi
16/08/2020
in Dunia
99
SHARES
705
VIEWS
Bagikan ke FacebookBagikan ke WhatsappBagikan ke Telegram

PIRAMIDA.ID- Di sebuah taman di botani di kota Beijing, Cina, pada suatu hari yang cerah di satu musim panas tahun 1960-an, seorang lelaki tua terlihat tengah merawat tanaman bunga dengan telaten. Tidak ada yang istimewa dari pria yang mengenakan jaket sederhana ini.

Orang-orang yang berlalu-lalu di taman tidak tahu, bahwa pria kurus berkacamata yang tampak terlupakan dan menyatu dengan latar belakang ini pernah memimpin sebuah kerajaan besar. Laki-laki itu adalah Henry Pu Yi, kaisar terakhir Cina.

Menjadi pemimpin terakhir di suatu negara atau kerajaan memang seringnya disertai kisah yang dramatis dan penuh intrik. Tidak terkecuali baginya.

Aisin Gioro Puyi atau juga dikenal dengan nama Henry Pu Yi lahir pada tanggal 7 Februari 1906 di Cina. Saat belum genap berusia tiga tahun, ia sudah diangkat menjadi kaisar. Karena masih sangat muda, Pu Yi bahkan harus digendong ayahnya saat berjalan menuju Takhta Naga di hari pelantikannya sebagai kaisar pada tahun 1908.

Kaisar muda berkacamata oval

Hanya tiga tahun setelah dilantik, keadaan politik Cina berubah drastis dan orang-orang berencana untuk menyingkirkannya. Pu Yi kecil dikelilingi puluhan pelayan, ia bermain dengan mereka di lingkungan istana. Namun ia tidak tahu bahwa istananya ini adalah penjaranya.

Karena masa kecilnya jauh dari perawatan orang tua normal, para pelayan pun memanjakannya. Tidak ada yang berani mengajarkan disiplin kepada kaisar kecil ini. Pu Yi lantas berkembang menjadi anak yang suka menyiksa para kasim atau pelayan.

Pada tahun 1919, seorang diplomat asal Skotlandia bernama Reginald Johnston diangkat sebagai guru dan tutor untuk Pu Yi yang saat itu berusia 13 tahun. Karena melihat ada yang tidak normal dalam penglihatan anak didiknya, Johnston bersikeras membawa Pu Yi ke dokter mata, di mana dokter kemudian memutuskan bahwa ia harus memakai kacamata.

Tantangan keras pun datang dari para mantan selir kekaisaran yang mengatakan bahwa memakai kacamata adalah pelanggaran tradisi bagi Kaisar Naga. Namun akhirnya Pu Yi boleh memakai kacamata, pilihannya jatuh kepada kacamata berbentuk oval berlapis emas 14 karat.

Terinspirasi Raja Henry VIII dari Inggris

Beranjak remaja, Pu Yi memilih sendiri nama barat baginya, yaitu Henry. Ia terinspirasi oleh kisah Raja Henry VIII dari Inggris. Namun ternyata seperti Henry VIII, Pu Yi juga menjadi kaisar pertama yang bercerai. Pada usia 16 tahun Pu Yi diberi empat foto gadis yang belum pernah dia temui untuk dipilih. Ia juga akan diberikan seorang istri kekaisaran dan seorang selir resmi kekaisaran.

Seperti Henry, semasa hidupnya Pu Yi punya lima orang istri. Namun tidak seperti Henry, Pu Yi dikabarkan tidak terlalu terlibat secara romantis dengan perempuan. Pada tahun 1931 istri keduanya yaitu Wenxiu, atau dikenal denagn nama resmi Permaisuri Shu, menceraikan kaisar muda ini. Dalam alasan perceraiannya, Permaisuri Shu menyatakan adanya “kekosongan hidup selama sembilan tahun.” Istri ketiganya yaitu Li Yuqin, yang ditunjuk sebagai Selir Xiang, juga menceraikannya pada tahun 1945.

Saat Pu Yi berusia 19 tahun pada tahun 1924, Cina berada dalam kondisi kacau. Ia pun melarikan diri ke pemukiman internasional di Tientsin untuk berlindung kepada Jepang. Keadaan ini lantas dimanfaatkan oleh Jepang. Ketika menguasai Manchuria pada tahun 1931, Jepang lantas memproklamasikan Pu Yi sebagai Kaisar Manchukuo. Padahal pada kenyataannya, Pu Yi hanya menjadi kaisar boneka yang disetir oleh Jepang.

Menjadi warga negara biasa

Pada tahun 1945, posisi Jepang dalam perang dunia kedua berbalik dan nyaris kalah. Ketika Jepang resmi kalah setelah dua kali dibom atom oleh Amerika, Pu Yi mencabut gelarnya sendiri dan mengumumkan bahwa daerah Mancukuo adalah bagian dari Cina. Pu Yi mencoba melarikan diri dengan terbang ke Korea dan ke Jepang, tetapi tanggal 16 Agustus 1945 dia ditangkap oleh pasukan Uni Soviet di bandara Mukden dan diterbangkan ke Siberia di mana dia ditawan.

Setelah melewati berbagai gejolak, Republik Rakyat Cina akhirnya resmi berdiri pada tahun 1949. Tahun 1950 Soviet kemudian menyerahkan Pu Yi kepada rezim Komunis di Cina. Saat itu Pu Yi yakin dia akan dieksekusi.

Namun pemerintah menempatkannya di pusat manajemen penjahat perang bersama dengan beberapa keluarganya, mantan pejabat Manchukuo dan perwira militer lainnya. Di sana, Pu Yi dikenal dengan identitas sebagai Tahanan No 981 dan bertugas merawat kebun sayur milik penjara. Pu Yi menghabiskan nyaris sepuluh tahun hidupnya di Pusat Manajemen Penjahat Perang Fushun di Provinsi Liaoning dari tahun 1950 hingga 1959.

Setelah beberapa tahun menjalani masa ‘rehabilitasi’ Pu Yi diterima sebagai seorang komunis sejati dan menjadi warga negara Cina. Dia pun secara resmi diampuni. Pu Yi bekerja paruh waktu sebagai asisten tukang kebun di kebun raya Beijing dan pada tahun 1962 menikahi istri kelima dan terakhirnya. Istri terakhir Pu Yi bekerja sebagai perawat di sebuah rumah sakit.

Di akhir hidupnya, Pu Yi kerap dipamerkan kepada para pejabat asing yang berkunjung ke Cina untuk memuaskan rasa ingin tahu mereka. Pu Yi meninggal dalam keadaan sebagai rakyat biasa karena kanker ginjal pada usia 61 di tahun 1967.


Sumber: DW Indonesia

Tags: #cina#kaisar#revolusi
Share40SendShare

Related Posts

Kebahagiaan Berasal dari Keyakinan dalam Diri

10/07/2023

PIRAMIDA.ID- Pernahkah Anda berkata pada diri sendiri saat marah, ‘Saya tidak boleh marah?' Atau mungkin ketika Anda merasa sedikit sedih,...

Mengapa Orang Terlihat Serius dan Tidak Tersenyum di Foto-foto Kuno?

30/04/2023

PIRAMIDA.ID- Foto-foto pertama diambil pada akhir tahun 1820-an. Tetapi sampai tahun 1920-an, tampaknya orang-orang mulai “belajar” tersenyum saat di foto....

Bagaimana Asal Usul Jabat Tangan?

02/04/2023

PIRAMIDA.ID- Kita sudah begitu terbiasa berjabat tangan dengan orang lain, kita hampir tidak memikirkan bagaimana, di mana, dan mengapa kebiasaan...

Marcus Aurelius: Kaisar Romawi Baik Hati yang Juga Seorang Filsuf

05/03/2023

PIRAMIDA.ID- Marcus Aurelius lahir pada 26 April 121 Masehi di Roma dengan nama lahir Marcus Annius Verus. Perjalanan hidupnya membuat...

Melihat Penghasilan Lenin dan Stalin

22/08/2022

PIRAMIDA.ID- Ketika para pemimpin Soviet pertama berkuasa, mereka menyiarkan slogan-slogan seperti “Tanah untuk Petani! Pabrik untuk Para Pekerja!” dan berjanji bahwa...

Sekilas tentang Abad Kegelapan: Apakah Kesenian juga Menjadi “Gelap”?

04/07/2022

PIRAMIDA.ID- Setelah kekaisaran raksasa Romawi Kuno perlahan menyusut hingga akhirnya tumbang dan hilang di tahun 476 M, maka hingga bertahun-tahun...

Load More

Tinggalkan KomentarBatalkan balasan

Terkini

Berita

Aliansi Mahasiswa Siantar Se-Jabodetabek Akan Kepung Mabes Polri: Tuntut Penangkapan Wali Kota Wesli Silalahi

11/05/2025
Berita

Satgas Penertiban Kawasan Hutan (PKH): Penegakan Hukum atau Alibi Militerisasi Atas Nama Konservasi?

09/05/2025
Berita

Ketua Front Justice: Kepemimpinan Wesly Silalahi Dinilai Gagal, Siantar Mengarah ke Kemunduran dan Kota Gelap

07/05/2025
Berita

GMKI Cabang Bandar Lampung Ungkap Krisis Kepolisian di Daerah Lampung: “Kekuasaan Tanpa Kendali, Rakyat Tanpa Perlindungan”

01/05/2025
Berita

Fawer Sihite Luncurkan Buku “Menghidupi Kembali Ut Omnes Unum Sint”: Refleksi dan Kebangkitan GMKI

22/04/2025
Edukasi

Refleksi Paskah dan Titik Balik Kebangkitan Ekonomi Indonesia

20/04/2025

Populer

Berita

Aliansi Mahasiswa Siantar Se-Jabodetabek Akan Kepung Mabes Polri: Tuntut Penangkapan Wali Kota Wesli Silalahi

11/05/2025
Spiritualitas

Kasih Sebagai Perintah Baru

26/07/2020
Edukasi

Peran Media Massa sebagai Watchdog Politik di Indonesia

17/11/2022
Dialektika

Prinsip-Prinsip Disiplin Kelas

02/04/2023
Dialektika

Menilik Fenomena Hukum Tajam ke Bawah Tumpul ke Atas

28/04/2022
Dialektika

Immanuel Kant, Filsuf Yang Lebih Tepat Waktu Dari Jam

24/05/2020
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman
  • Terms
  • Policy

© 2020-2024 Piramida ID

rotasi barak berita hari ini danau toba

No Result
View All Result
  • Kabar Desa
  • Dunia
  • Ekologi
  • Dialektika
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Lainnya
    • Ekosospolbud
    • Pojokan
    • Sains
    • Spiritualitas

© 2020-2024 Piramida ID

rotasi barak berita hari ini danau toba