Piramida.id
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman
  • Terms
  • Policy
Jumat, Mei 20, 2022
  • Kabar Desa
  • Dunia
  • Ekologi
  • Dialektika
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Lainnya
    • Ekosospolbud
    • Pojokan
    • Sains
    • Spiritualitas
No Result
View All Result
  • Kabar Desa
  • Dunia
  • Ekologi
  • Dialektika
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Lainnya
    • Ekosospolbud
    • Pojokan
    • Sains
    • Spiritualitas
No Result
View All Result
Piramida.id
  • Berita
  • Dialektika
  • Dunia
  • Edukasi
  • Ekologi
  • Ekosospolbud
  • Kabar Desa
  • Pojokan
  • Sains
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Spiritualitas
Home Dialektika

Hypatia, Sosok Perempuan Yang Martir Filsafat

by Redaksi
14/07/2020
in Dialektika
98
SHARES
701
VIEWS
Bagikan ke FacebookBagikan ke WhatsappBagikan ke Telegram

Nico Nathanel Sinaga*

PIRAMIDA.ID- “Apakah bumi bulat atau datar?”

“Jika bumi bulat, kenapa manusia yang berada di bawahnya tidak jatuh?”

“Sistem Ptolemic.”

“Bumi berada di pusat peredaran benda langit.”

“Mengapa lingkaran bisa saling cocok dengan bentuk yang tidak sempurna?”

“Irisan kerucut: Lingkaran, elips, parabola, hiperbola.”

“Bumi bisa saja mengelilingi matahari tanpa kita sadari.”

“Model heliosentris?”

“Jika Bumi bergerak Setiap kali benda jatuh, maka benda akan jatuh ke arah belakang”

Kalimat-kalimat dialog kelas mata pelajaran astronomi maupun filsafat di atas, akan kalian dapatkan dalam sebuah scene movie drama berjudul “Agora”

Kisah ini berlatar tentang situasi kehidupan politik dan agama masyarakat pada akhir abad ke-4, di salah satu kota Mesir bernama Alexandria—saat itu di bawah kekuasaan Kekaisaran Romawi.

Diceritakan, bahwa pada periode tersebut, berlangsung kehidupan masyarakat yang secara relatif “normal” yang terdiri dari 3 agama berbeda: Paganisme (Yunani), Yahudi, dan Kristen (Katolik).

Namun situasi normal tersebut tidak berlangsung lama, diawali ketika kaum paganisme merasa terhina oleh olok-olok kaum Kristen terhadap dewa mereka—Serapis.

Arogansi kaum Kristen lewat penghinaan-penghinaan pada kaum pagan tersebut, sebenarnya menandai pesatnya pertumbuhan Kristen pada saat itu. Pengikutnya sudah sekian banyaknya. Mereka sudah berani memberontak. Kaum pagan berupaya menghindari potensi dominasi Kristen, hingga memutuskan untuk mengawali kekerasan dengan niat pembantaian.

“Jika mereka (Kristen) tidak takut pada dewa kita, kita buat mereka takut pada pedang kita.”

Pertarungan “berdarah” itu pun dimulai, dan “upss”—seperti antara minyak dan air, hanya akan kelihatan perbedaannya setelah keduanya dipertemukan—secara tiba-tiba saja, beberapa budak dan rakyat biasa angkat senjata melawan pagan.

Mereka telah menjadi Kristen. Kaum pagan yang terkejut melihat situasi tersebut, lari dan bersembunyi di balik gedung yang kelihatan seperti kastil besar yang mampu menghalau laskar jubah hitam untuk sementara waktu, menunggu pemerintah Kekaisaran berupaya mengamankan.

“Tapi tunggu dulu, apa hubungan semua cerita ini dengan lukisan seorang wanita di ilustrasi tulisan ini?”

“Oh, aku lupa, hampir saja aku akan bercerita panjang tentang adegan panjang film Agora ini, jika tidak mengingat Hypatia.”

Iya, nama gadis itu Hypatia. Dia akan tampil mendominasi dalam adegan film tersebut. Bisa dikatakan bahwa, kisah tragisnya lah yang menjadi tema utama film itu. Seorang perempuan yang hidup di tengah-tengah konflik fanatisme agama dan dogmatisme dangkal dari para penganut Perjanjian Lama, penyembah berhala, hingga pahlawan laskar salib.

“Perang – Bunuh – Bantai – Demi Agama”, seperti itu kalau digambarkan alurnya.

Awalnya, aku mengira bahwa film ini hanya sebuah kisah fiksikal, yang dibuat sedemikian rupa dengan meromantisisasi kehidupan di zaman pra abad pertengahan tersebut. Hingga film usai, rasa penasaran selalu tidak mampu dikalahkan.

Apakah Hypatia nyata? Apakah benar kisah pembantaiannya? Apakah benar tubuhnya dipenggal-penggal atau dimutilasi? Apakah benar tubuh yang termutilasi itu dibakar? Apakah benar pahlawan laskar salib yang melakukan itu? Hingga kemudian aku mencoba menelusuri beberapa literatur, dan ternyata jawabannya, “Ya”.

Kisah Hypatia menjadi salah satu fakta sejarah dalam dunia pengetahuan (Filsafat, Astronomi, dan Matematika). Salah satu fakta kisah kelam atas betapa dangkalnya oknum patriarkh Kristen pada saat itu.

Beberapa adegan dialog di atas, yang mengawali tulisan ini, menunjukkan bahwa Hypatia lebih fokus untuk melelahkan pikirannya pada hal-hal yg sulit diterima orang-orang pada saat itu.

Filsafatnya berbeda dengan filsafat pendahulunya, dia dinyatakan telah membuat pencapaian besar dalam dunia sastra dan ilmu pengetahuan.

Sekali lagi, “Jika Bumi bergerak Setiap kali benda jatuh, maka benda akan jatuh ke arah belakang.”

Hypatia menguji pernyataan ini, dengan mencoba menjatuhkan karung yang tidak kosong. Cukup untuk dijadikan sebagai “benda jatuh”, di atas sebuah kapal yang bergerak maju di atas laut.

Dengan mensejajarkan karung tersebut setinggi ujung tiang layar kapal di atas, dia telah menentukan titik jatuhnya, seakan-akan karung itu akan jatuh ke belakang mengikuti garis diagonal seiring majunya kapal tersebut.

Hingga pada waktu yang tepat, karung itu lalu dijatuhkan, dan brukkk….! Benda itu jatuh pada titik tegak lurus, sejajar dengan posisi awal karung saat berada di atas sebelum dijatuhkan. Dan argumen “benda jatuh ke belakang” terpatahkan.

Hypatia begitu senang, seakan-akan dia sudah lama meragukan argumen tersebut.

Sepertinya aku sudah pernah mendengar teori “benda jatuh” ini sudah lama sekali; kalau tidak salah topiknya mengenai gravitasi. Ohh ya, aku baru ingat, Isaac Newton.

Ternyata 1200 tahun sebelum Newton, perempuan ini telah menciptakan kemajuan besar dalam teori ilmu gravitasi.

Namun tidak hanya itu, penemuannya ini justru menguatkan keyakinannya terhadap gagasan Heliosentris Aristarkhos. Hal ini jauh sebelum era Copernicus atau bahkan jauh sebelum Giordano Bruno.

Hypatia juga telah mendahului Johannes Kepler 1200 tahun sebelumnya, dalam penemuan teorema lingkaran elips pergerakan bumi mengelilingi matahari.

Lagi dan lagi, indahnya pengetahuan justru tak seindah kisah penemuan pengetahuan itu sendiri. Sebaik apapun dikemudian hari pencapaian Hypatia di bidang pengetahuan, pada saat itu, oleh karena arogansi dan faktor kecemburuan dari oknum patriarkh Gereja, Hypatia dianggap sebagai wanita fasik yang akan menyesatkan orang-orang Kristen, dan dituduh sebagai wanita penyihir dan penghasut, dengan alasan dianggap sebagai dalang perpecahan konflik pemerintahan Romawi dan gereja. Sungguh kemalangan yang tragis!

Menjelang akhir kisah hidupnya, dengan mengambil bagian paling menarik dari scene film tersebut, yakni ketika dia harus ditanyai tentang agamanya—seakan-akan ada kompensasi atas tuduhan yang disematkan padanya, jika dia menjawab sesuai dengan keinginan “si penanya”.

Dia pun menjawab, “Aku mempercayai Filsafat.”

Tentu jawaban seperti itu, dianggap sebagai sesuatu yang tidak bisa lagi ditolerir. Dengan mempertegas kembali cara kematiannya, bahwa memang dia dieksekusi oleh para laskar parabolani Kristen secara sadis, tubuhnya dikuliti, dimutilasi, diarak-arak di kota, lalu dibakar.

Iya, Hypatia martir untuk pengetahuan ilmiah dan filsafat.*


Penulis merupakan pegiat sosial dan lingkungan hidup.

Tags: #filsafat#martir#Perempuan
Share39SendShare

Related Posts

Tanpa Matematika, Kita Tidak bisa Memahami Alam Semesta

16/05/2022

PIRAMIDA.ID- Hampir 400 tahun yang lalu, ilmuwan Galileo pernah berkata: “Filsafat ditulis dalam buku besar ini, alam semesta … [Tapi...

Apa Itu GMIH: Mempererat Persekutuan serta Merawat Kemajemukan, Mengenang Makna, dan Menelan Dogma

12/05/2022

Oleh: Ticklas Babua-Hodja* PIRAMIDA.ID- GMIH berdiri sebagai buah misi Utrech Zendings Verenigeeng (UZV) dari Belanda, seperti Hendrijk van Dijken yang...

Mencari Filsafat Indonesia: Pluralisme

11/05/2022

PIRAMIDA.ID- Kata \'mencari\' dalam filsafat memiliki arti khusus, yakni energi dasar yang membuatnya bergeliat hidup. Adapun istilah \'filsafat Indonesia\' bisa...

Padang Sidimpuan, Pusat Industri Pers Sejak 1910

10/05/2022

Oleh: Budi P. Hatees* PIRAMIDA.ID- Tahun 1914, tujuh tahun setelah Si Singamangaraja XII ditembak Belanda, Padang Sidimpuan menjelma sebagai kota...

Sejarah Bidang

08/05/2022

PIRAMIDA.ID- “Sejarah itu bersajak”, ujar Mark Twain. Walau sejarah tak bisa terulang kembali. Sekarang, ke mana dan di mana kita...

Meski Lama Menjajah, Mengapa Bahasa Belanda Tetap Tak Dikenal?

03/05/2022

PIRAMIDA.ID- Histori Belanda di Jawa telah berlangsung sejak 1596. Disusul pendirian Kongsi Dagang Hindia Timur Belanda (VOC), sebuah perusahaan perdagangan...

Load More

Tinggalkan Komentar Batalkan balasan

Terkini

Berita

BPC GMKI Tanjungpinang-Bintan Menetapkan Program Kerja Satu Tahun Melalui Sidang Pleno 1

20/05/2022
Berita

Resmob Manado Amankan Minuman Alkohol Tanpa Izin Penjualan

19/05/2022
Berita

Tim Resmob Polres Tomohon Amankan ART Pelaku Pencurian Uang Ratusan Juta Milik Majikannya

19/05/2022
Berita

Bangun Budaya Literasi Desa, KPPM Univ. Nommensen Medan Aktifkan Kembali Pandopo Literasi Desa Garoga

19/05/2022
Berita

Polsek Wanea Gencarkan Patroli “Silau Mata” Mencegah Gangguan Kamtibmas

18/05/2022
Berita

Polda Sulut Dorong Pembangunan Zona Integritas Menuju WBK dan WBBM

18/05/2022

FULL CAFE SIANTAR DI JALAN NARUMONDA ATAS NO 30

Populer

Berita

Wakil Gubernur Dukung Konsultasi Wilayah GMKI Sulawesi Tengah

17/05/2022
Edukasi

Keterbatasan Jumlah Guru Terampil

09/12/2021
Berita

GMKI Pematangsiantar-Simalungun Sukses Laksanakan kegiatan MABIM

16/05/2022
Berita

Kapolda Sulut Menjadi Narasumber dalam Simposium Paskah Nasional di Talaud

16/05/2022
Spiritualitas

Kasih Sebagai Perintah Baru

26/07/2020
Berita

Polsek Singkil Laksanakan KRYD dan Operasi Yustisi untuk Minimalisir Penyebaran Covid-19

15/05/2022

PUSAT PERLENGKAPAN LAUNDRY TERLENGKAP DI SULAWESI UTARA

PUSAT PERLENGKAPAN LAUNDRY TERLENGKAP DI MANADO
PUSAT PERLENGKAPAN LAUNDRY TERLENGKAP DI SULAWESI UTARA
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman
  • Terms
  • Policy

© 2020-2021 Piramida ID - Designed by: Bang Ze

No Result
View All Result
  • Kabar Desa
  • Dunia
  • Ekologi
  • Dialektika
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Lainnya
    • Ekosospolbud
    • Pojokan
    • Sains
    • Spiritualitas

© 2020-2021 Piramida ID - Designed by: Bang Ze