Piramida.id
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman
  • Terms
  • Policy
Sabtu, Mei 24, 2025
  • Kabar Desa
  • Dunia
  • Ekologi
  • Dialektika
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Lainnya
    • Ekosospolbud
    • Pojokan
    • Sains
    • Spiritualitas
No Result
View All Result
  • Kabar Desa
  • Dunia
  • Ekologi
  • Dialektika
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Lainnya
    • Ekosospolbud
    • Pojokan
    • Sains
    • Spiritualitas
No Result
View All Result
Piramida.id
  • Berita
  • Dialektika
  • Dunia
  • Edukasi
  • Ekologi
  • Ekosospolbud
  • Kabar Desa
  • Pojokan
  • Sains
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Spiritualitas
Home Ekologi

Kisah Greta Thunberg, Remaja yang Mengubah Pikiran Pemimpin Dunia terhadap Kampanye Lingkungan

by Redaksi
19/10/2020
in Ekologi
99
SHARES
707
VIEWS
Bagikan ke FacebookBagikan ke WhatsappBagikan ke Telegram

PIRAMIDA.ID- Kampanye lingkungan yang menjadi tumpuan jutaan orang yang ingin mengubah pikiran pemimpin dunia dimulai oleh seorang gadis muda asal Swedia – Greta Thunberg.

Dia baru berusia 15 tahun kala itu, tapi sudah memutuskan untuk membolos dan berdemo di depan Parlemen Swedia. Ia menuntut para politisi dunia untuk melakukan lebih banyak hal untuk lingkungan.

Panggung kampanye lingkungan berikutnya adalah Konferensi Perubahan Iklim COP25 di Madrid, Spanyol. Hampir 200 negara berpartisipasi dalam konferensi yang berlangsung selama 12 hari dan bertujuan untuk mencari cara meredam dampak perubahan iklim.

Aktivis lingkungan berharap banyak pada gerakan yang dimulai Greta, yang mereka pikir dapat memberikan daya dorong bagi konferensi yang masih berlangsung itu.

Bagaimana Greta bertranformasi dari remaja aktivis di Swedia menjadi ikon global kampanye perubahan lingkungan?

‘Fridays for Future‘

Semua bermula saat ia memutuskan untuk membolos sekolah setiap hari Jumat.

Pada 20 Agustus 2018, Greta mengunggah foto dirinya sedang duduk di luar gedung parlemen Swedia, the Riksdag.

Di sampingnya tampak poster berisi kritik dan dorongan bagi otoritas untuk mengambil tindakan terkait perubahan iklim.

Empat hari sebelumnya, ia mengunggah foto diri menggunakan kaos bergambar pesawat dicoret sebagai pernyataan bahwa ia tidak akan menggunakan moda penerbangan demi mengurangi jejak karbonnya.

Ia juga merupakan seorang vegan dan meyakinkan orangtuanya untuk berhenti mengonsumsi daging.

Saat berusia delapan tahun, ia menyadari bahwa perubahan iklim terjadi akibat aktivitas manusia, tapi para pembuat kebijakan gagal mendiskusikan krisis yang dapat mengubah wajah Bumi secara total ini.

Demo mingguannya mulai menarik perhatian media.

Ia kemudian mulai mengajak anak-anak muda lainnya di berbagai penjuru dunia untuk melakukan hal yang sama.

Sesuatu yang mulanya adalah kampanye di media sosial kemudian menjelma menjadi gerakan massal ‘Fridays for Future’.

Demonstrasi global

Dalam kurun setahun, jutaan pelajar di berbagai negara di dunia terinspirasi oleh Greta dan meninggalkan kelas mereka untuk mengacungkan poster-poster sarat pesan lingkungan.

Puncaknya pada 20 September 2019 lalu, saat jutaan orang, tua dan muda, di berbagai benua turun ke jalan.

Belakangan ini bukan hanya momen bersejarah bagi kampanye lingkungan, tapi juga tahun yang penting bagi Greta.

Greta telah menyampaikan pidato-pidato penting seputar perubahan iklim.

Pada Maret 2019, Greta menjadi salah satu kandidat termuda untuk menerima penghargaan perdamaian Nobel Peace Prize.

Awal tahun ini pula, ia bertemu dengan pemimpin Inggris, mendorong Uni Eropa untuk melupakan Brexit dan berkonsentrasi pada perubahan iklim.

Greta kemudian bergabung dengan kelompok aktivis Extinction Rebellion di London dan mendorong para aktivis muda lainnya untuk melanjutkan kampanye mereka.

Seruan untuk pemimpin dunia

Pada September 2019, ia berseru di konferensi perubahan iklim yang diselenggarakan Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) di New York, AS: “Kalian telah mencuri mimpi-mimpi dan masa mudaku dengan janji kosong kalian.”

“Ini salah. Seharusnya saya tidak berada di sini. Seharusnya saya sedang berada di sekolah di belahan dunia lainnya, tapi kalian malah mengandalkan anak muda untuk menjual harapan. Berani-beraninya kalian!”

“Kami akan mengawasi kalian,” seru Greta di depan para pemimpin dunia.

Saat Greta dan Trump berpapasan

Sekitar 60 pemimpin dunia menghadiri pertemuan yang dipimpin oleh Sekretaris Jenderal PBB António Guterres.

Presiden Amerika Serikat Donald Trump, yang bersikap skeptis soal perubahan iklim, tidak diharapkan hadir dalam pertemuan sehari tersebut, tapi ia ada di kerumunan.

Greta Thunberg berpapasan dengannya di PBB. Momen tersebut terekam dan menjadi viral. Greta tampak kesal.

‘Orang paling berpengaruh di dunia’

Pada Mei 2019, ia dianugerahi julukan salah satu orang paling berpengaruh di dunia oleh majalah Time.

Greta kemudian mengunggah pesan di media sosial: “Sekarang saya berbicara pada seluruh dunia.”

Pada Juni, organisasi hak asasi manusia Amnesty International memberinya penghargaan ‘Ambassador of Conscience’ 2019.

Ia juga menciptakan karya seni musik dengan merekam esai perubahan iklim untuk album baru The 1975.

Ia menerima penghargaan “Freedom Prize” dari daerah Normandy di Prancis untuk perannya dalam kampanye perubahan iklim.

Greta juga menjalankan janjinya untuk tidak naik pesawat dan memilih jalur laut untuk bepergian saat harus memenuhi undangan untuk hadir di dua konferensi perubahan iklim di Amerika Serikat. Ia melaut selama dua minggu dari Inggris ke Amerika.

Ia juga dijuluki ‘Game Changer Of The Year’ dalam ajang penghargaan GQ Men Of The Year Awards 2019 dan muncul di halaman muka majalah GQ pada Oktober lalu.

Didiagnosis mengidap Asperger

Lima tahun lalu, Greta didiagnosis mengindap sindrom Asperger, salah satu bentuk autisme.

“Menjadi berbeda merupakan anugerah. Ini membuatku bisa melihat sesuatu dari sudut berbeda. Saya tidak mudah percaya pada kebohongan, saya bisa melihat secara jelas. Kalau saya sama dengan kebanyakan orang, aku tidak akan memulai gerakan membolos sekolah (untuk berdemonstrasi), misalnya,” katanya.

Dalam wawancaranya dengan majalah musik Rolling Stone, ia menyebut Rosa Parks, aktivis HAM asal AS, sebagai wanita pertama yang menginspirasinya.

“Saya jadi tahu bahwa dia adalah seorang introver, dan saya juga seorang introver,” katanya.

Berbicara soal Rosa Parks, Greta mengungkapkan bagaimana “satu orang dapat membuat perubahan yang begitu besar.”

Kini, Greta menjadi suara yang mewakili aktivis perubahan iklim – pencapaian yang luar biasa dalam waktu singkat.

Greta Thunberg telah menginspirasi jutaan orang di dunia untuk merapatkan barisan dan berkampanye, ia juga tampil di acara-acara penting mengenai perubahan iklim.

Media mengikutinya ke manapun dan meskipun Greta mengatakan ia masih terlalu muda untuk membuat pernyataan, ia tidak akan berhenti karenanya.

Mengutip pernyataannya sendiri, “Saya bisa bersuara dan ini adalah salah satu caraku untuk membuat suaraku didengar.”


Source: BBC Future.

Tags: #bumi#kampanyehijau#lingkungan#remajafenomenal
Share40SendShare

Related Posts

Menelusuri Asal Usul Makna Warna Hijau & Gerakan Lingkungan

05/03/2023

PIRAMIDA.ID- Pada Februari 1970, sekelompok hippie dan aktivis berkumpul di Vancouver, Kanada untuk membahas rencana uji coba nuklir di Pulau...

Perspektif Sosiologi terhadap Permasalahan Eksistensi Nelayan Skala Kecil

27/10/2022

Oleh: Adhitya Qurdiansyah (2205030012) PIRAMIDA.ID- Nelayan merupakan sebuah istilah bagi setiap individu atau kelompok yang mana kesehariannya bekerja menangkap ikan...

Di Jambi Penyelesaian Konflik Agraria Dinilai Setengah Hati, WALHI Ungkap Sejumlah Persoalan

26/07/2022

PIRAMIDA.ID- Proses penyelesaian konflik agraria di wilayah Provinsi Jambi, diakui masih menapaki jakan terjal oleh Manager Advokasi Wahana Lingkungan Hidup...

Apa yang Terjadi jika Kita Berhenti Menggunakan Plastik?

06/07/2022

PIRAMIDA.ID- Dari 8.300 juta ton plastik murni yang diproduksi hingga akhir tahun 2015, terdapat 6.300 juta tonnya telah dibuang. Sebagian...

Dampak Plastik terhadap Lingkungan

07/06/2022

Oleh: Lidya Putri* PIRAMIDA.ID- Kantung plastik kresek dan kemasan dari plastik lainnya merupakan alat pengemas yang paling banyak dipergunakan karena...

Apakah Efektif Pola Baru Pengawasan dan Penegakan Hukum di Laut Indonesia?

09/04/2022

PIRAMIDA.ID- Pengamanan wilayah laut menjadi kegiatan sangat penting untuk bisa terus berlangsung sepanjang tahun. Kegiatan tersebut tak hanya untuk mengamankan...

Load More

Tinggalkan KomentarBatalkan balasan

Terkini

Berita

Aliansi Mahasiswa Siantar Se-Jabodetabek Akan Kepung Mabes Polri: Tuntut Penangkapan Wali Kota Wesli Silalahi

11/05/2025
Berita

Satgas Penertiban Kawasan Hutan (PKH): Penegakan Hukum atau Alibi Militerisasi Atas Nama Konservasi?

09/05/2025
Berita

Ketua Front Justice: Kepemimpinan Wesly Silalahi Dinilai Gagal, Siantar Mengarah ke Kemunduran dan Kota Gelap

07/05/2025
Berita

GMKI Cabang Bandar Lampung Ungkap Krisis Kepolisian di Daerah Lampung: “Kekuasaan Tanpa Kendali, Rakyat Tanpa Perlindungan”

01/05/2025
Berita

Fawer Sihite Luncurkan Buku “Menghidupi Kembali Ut Omnes Unum Sint”: Refleksi dan Kebangkitan GMKI

22/04/2025
Edukasi

Refleksi Paskah dan Titik Balik Kebangkitan Ekonomi Indonesia

20/04/2025

Populer

Dunia

Sumber Air Bersih dan Air Minum di Arab Saudi

07/06/2020
Edukasi

Peran Pemuda dan Mahasiswa untuk Pengembangan SDM

03/02/2023
Berita

Resmi Sertijab, Ini Struktur PP GMKI 2022-2024

01/02/2023
Dialektika

Prinsip-Prinsip Disiplin Kelas

02/04/2023
Spiritualitas

Kasih Sebagai Perintah Baru

26/07/2020
Pojokan

Aku dan Sejuta Masalah Hidupku

17/06/2021
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman
  • Terms
  • Policy

© 2020-2024 Piramida ID

rotasi barak berita hari ini danau toba

No Result
View All Result
  • Kabar Desa
  • Dunia
  • Ekologi
  • Dialektika
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Lainnya
    • Ekosospolbud
    • Pojokan
    • Sains
    • Spiritualitas

© 2020-2024 Piramida ID

rotasi barak berita hari ini danau toba