Piramida.id
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman
  • Terms
  • Policy
Selasa, Mei 20, 2025
  • Kabar Desa
  • Dunia
  • Ekologi
  • Dialektika
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Lainnya
    • Ekosospolbud
    • Pojokan
    • Sains
    • Spiritualitas
No Result
View All Result
  • Kabar Desa
  • Dunia
  • Ekologi
  • Dialektika
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Lainnya
    • Ekosospolbud
    • Pojokan
    • Sains
    • Spiritualitas
No Result
View All Result
Piramida.id
  • Berita
  • Dialektika
  • Dunia
  • Edukasi
  • Ekologi
  • Ekosospolbud
  • Kabar Desa
  • Pojokan
  • Sains
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Spiritualitas
Home Pojokan

Tips-Tips Untuk Memangkas Kelatahan Bersumpah

by Redaksi
11/07/2020
in Pojokan
ilustrasi/fimadani.com

ilustrasi/fimadani.com

98
SHARES
701
VIEWS
Bagikan ke FacebookBagikan ke WhatsappBagikan ke Telegram

PIRAMIDA.ID- Salah satu hal yang menjengkelkan dalam menjalani hidup yang penuh nelangsa ini ialah tatkala kita bertemu dan berbicara dengan orang-orang yang gemar berucap sumpah atas nama Tuhan.

Acap kali, dalam perbincangan keseharian yang penuh canda dan tawa sekalipun, ada saja kesempatan maupun momentum digunakan untuk membumbuinya dengan bersumpah.

Tujuannya, ya agar melegitimasi (dan mempertahankan) kebenaran klaim si pemekik sumpah tersebut – iya, meski kita tahu, pengucapan ini juga tak jarang kita temui sekadar untuk menyamarkan kebohongannya saja.

Dan, sialnya, jenis manusia-manusia seperti ini tumbuh menjamur di masyarakat kita. Dari kalangan terdidik sampai sudra pengetahuan; dari orang kota sampai orang desa; dari para pejabat sampai kalangan sipil, semuanya telah tersusupi. Semacam sebuah tradisi dan kelatahan bagi jenis manusia ini untuk bersumpah sembarang.

Padahal, kan, bersumpah itu sesuatu yang berasosiasi dengan kesakralan dan sarat nilai kesucian. Ia memperbincangkan hubungan yang vertikal; antara pribadi manusia dengan otoritas di atas manusia, yakni Tuhan Yang Maha Esa.

Dan kita juga tahu, karena kesakralannya ini jua, momentum bersumpah turut andil dalam protokoler resmi kenegaraan, baik pengangkatan, pelantikan, atau serah-terima jabatan publik.

Bersumpah juga turut menjadi kewajiban dalam pra-proses memberi keterangan atau bersaksi saat di persidangan. Dengan medium Kitab Suci yang diletakkan di atas kepala, tak pelak, suasana mengucapkan sumpah terasa begitu menegangkan.

Bayangkan! Sumpah mengatasnamakan Tuhan yang senantiasa hadir dalam ruang formal dan buat menegangkan itu kini tak ubahnya sebagai sesuatu yang kehilangan kesakralannya bila dengan gampang dan latahnya kita ikut mengucapkannya (hanya) dalam perbincangan sehari-hari.

Ntar kualat, baru tahu rasa!

Karenanya, saya ingin berbagi tips-tips untuk mengurangi kelatahan bersumpah di percakapan sehari-hari masyarakat kita ini. Berikut tipsnya.

#1. Biasakan Menjadi Pribadi yang Jujur

Tips yang pertama dan utama ialah mulailah membiasakan diri untuk menjadi seorang yang dikenal sebagai pribadi yang jujur dan ucapan kita dapat dipercaya di lingkaran percakapan sehari-hari. Sesederhana itu.

Acap kali, orang yang kerap sembarang dan latah bersumpah adalah orang-orang yang tidak dapat dipercaya hingga memakai medium bersumpah sebagai alat justifikasi untuk  mengalih-yakinkannya.

Maka, dengan Anda menjadi pribadi yang jujur dan ucapannya dapat dipercaya, sudah barang tentu tidak perlu repot-repot untuk bersumpah, bukan?

#2. Bersumpah atas nama Roh Nenek Moyang atau Hal Keramat

Poin penting dalam tips ini ialah mengganti objek mengatasnamakan sumpah tersebut. Tak perlu melibatkan sosok Tuhan Yang Maha Esa dalam kelatahan bersumpah sembarang di saat percakapan sehari-hari yang memuakkan ini.

Jangan sekali-kali kita mereduksi keagungan-Nya.

Bukankah kita diperintahkan untuk tidak sembarang menyebut nama Tuhan? Karenanya, lebih membumi saja. Dengan mengatasnamakan roh nenek moyang dan hal yang dianggap keramat oleh si pengucap sumpah, misalnya.

Ini tips yang saya rasa cukup jitu memangkas kelatahan bersumpah. Alasannya sederhana. Masyarakat kita ini unik. Meski kita telah hidup di era digital, dengan kampanye Revolusi 4.0-nya, kepercayaan terhadap mistis itu masih amat melekat bagi umumnya masyarakat.

Salah satu contoh baik ialah soal “tradisi” membuang sampah sembarang di sungai. Orang akan cenderung lebih menaati imbauan atau larangan membuang sampah di sungai karena sungai tersebut diberi narasi keramat, ketimbang imbauan atau larangan membuang sampah yang dilandasi narasi akan menyebabkan banjir meluap di sungai.

Di sinilah sisi menariknya. Masyarakat kita dapat memadukan dan selaras hidup dengan dua hal kontradiksi ini: mitos dan teknologi.

Dus, bilamana ada yang saat berbicara mulai latah membawa-bawa sumpah, segera cut pembicaraan dan giring nuansa pengucapan sumpah itu dalam balutan kemistisan mengatasnamakan roh nenek moyang atau hal keramat. Pasti efektif untuk menjerakan beliau untuk latah bersumpah.

#3. Menyertakan Media Sajen

Sejurus dengan tips sebelumnya, dengan menyertakan media sajen berupa dupa, bunga mawar, air cuka, cerutu atau rokok gudang garam merah yang diberikan pada si pengucap sumpah tatkala ia mulai latah bersumpah, maka suasana jadi terasa mencekam dan mistis.

Tak ayal, secara psikis ini akan menimbulkan ketakutan dan keringatan dingin luar dan dalam baginya. Yakin, deh, gak bakal latah lagi bersumpah setelahnya.

#4. Bersumpah mengatasnamakan Keselamatan Orangtuanya

Bila kedua tips di atas terasa mencekam dan menyeramkan dilakukan, maka ada tips lainnya yang lebih soft namun efektif, yakni bersumpah mengatasnamakan keselamatan orangtuanya.

Pasti orang yang latah bersumpah tersebut tak akan berani.

Lah, iya. Siapa juga yang mau mempertaruhkan keselamatan orangtuanya hanya karena kelatahan bersumpah dalam perbincangan sehari-harinya. Durhaka. Mau dikutuk jadi batu?

Demikian tips-tips dari saya. Silakan diaplikasikan guna menutup kran latah dan sembarangnya bersumpah. Kembalikan sakralitas dan kesucian dari term sumpah.

Iya, mengaplikasikannya bisa dimulai dari pasangan Anda. Bila dia mulai ngegombal sembari bersumpah ingin sehidup-semati dengan mu, langsung sertakan media sajen di hadapannya. Bila dia kemudian keringat dingin dan pucat karenanya, putuskan saja!

Kan, ada aku yang menantimu. Uhuk!


Editor: Red/Hen

Tags: #bersumpah#sakralitas#vertikal
Share39SendShare

Related Posts

Asal-usul Permainan Tradisional Anak-anak

12/07/2023

PIRAMIDA.ID- Anda merasa jenuh dengan bermain dengan gim di ponsel dan laptop? Terlalu lama bermain gim bisa menyebabkan kerusakan mata akibat...

Mengapa ada Tujuh Hari dalam Seminggu?

11/07/2023

PIRAMIDA.ID- Akhir pekan selalu tak kunjung tiba, kita harus menunggu enam hari penuh antara Senin dan Sabtu. Satu minggu itu...

Ini Medan, Bung!

05/03/2023

Supriadi Harja* PIRAMIDA.ID- Aku lupa, kapan aku pernah mengenal orang ini. Begitu melihatku, ia memperkenalkan diri. Namanya Pak Sukri. Namun...

Seperti Apa Sistem Absensi yang Banyak Digunakan di Indonesia?

20/12/2022

PIRAMIDA.ID- Aset terbesar perusahaan adalah karyawan. Tanpa karyawan, perusahaan tidak akan dapat mencapai tujuan perusahaan. Untuk mencapai tujuannya, human resources...

Mimpi

07/12/2022

Billie Gregorine* PIRAMIDA.ID- Semua orang sekiranya pastilah pernah bermimpi. Sambil rebahan, sayup-sayup kudengar lagu dari Nadin Hamizah yang judulnya 'Rumpang'....

Mengantongi Ragam Cerita dari Tanah Papua

04/09/2022

Oleh: Roberto Duma Buladja* PIRAMIDA.ID- Konsultasi Nasional (Konas) GMKI berlangsung pada 23–27 Agustus 2022 di Jayapura, tanah Papua. Kurang lebih...

Load More

Tinggalkan KomentarBatalkan balasan

Terkini

Berita

Aliansi Mahasiswa Siantar Se-Jabodetabek Akan Kepung Mabes Polri: Tuntut Penangkapan Wali Kota Wesli Silalahi

11/05/2025
Berita

Satgas Penertiban Kawasan Hutan (PKH): Penegakan Hukum atau Alibi Militerisasi Atas Nama Konservasi?

09/05/2025
Berita

Ketua Front Justice: Kepemimpinan Wesly Silalahi Dinilai Gagal, Siantar Mengarah ke Kemunduran dan Kota Gelap

07/05/2025
Berita

GMKI Cabang Bandar Lampung Ungkap Krisis Kepolisian di Daerah Lampung: “Kekuasaan Tanpa Kendali, Rakyat Tanpa Perlindungan”

01/05/2025
Berita

Fawer Sihite Luncurkan Buku “Menghidupi Kembali Ut Omnes Unum Sint”: Refleksi dan Kebangkitan GMKI

22/04/2025
Edukasi

Refleksi Paskah dan Titik Balik Kebangkitan Ekonomi Indonesia

20/04/2025

Populer

Berita

Aliansi Mahasiswa Siantar Se-Jabodetabek Akan Kepung Mabes Polri: Tuntut Penangkapan Wali Kota Wesli Silalahi

11/05/2025
Spiritualitas

Kasih Sebagai Perintah Baru

26/07/2020
Edukasi

Peran Media Massa sebagai Watchdog Politik di Indonesia

17/11/2022
Dialektika

Prinsip-Prinsip Disiplin Kelas

02/04/2023
Dialektika

Immanuel Kant, Filsuf Yang Lebih Tepat Waktu Dari Jam

24/05/2020
Dialektika

Menilik Fenomena Hukum Tajam ke Bawah Tumpul ke Atas

28/04/2022
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman
  • Terms
  • Policy

© 2020-2024 Piramida ID

rotasi barak berita hari ini danau toba

No Result
View All Result
  • Kabar Desa
  • Dunia
  • Ekologi
  • Dialektika
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Lainnya
    • Ekosospolbud
    • Pojokan
    • Sains
    • Spiritualitas

© 2020-2024 Piramida ID

rotasi barak berita hari ini danau toba